Konsep Tol Laut dari Presiden Jokowi Senafas dengan Konsep Konetivitas Maritim Sebelumnya -->

Iklan Semua Halaman

Konsep Tol Laut dari Presiden Jokowi Senafas dengan Konsep Konetivitas Maritim Sebelumnya

Pulo Lasman Simanjuntak
19 November 2014
Jakarta, e.Maritim.Com,Konsep tol laut dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) senafas dengan konsep konektivitas maritim yang sudah dikaji pemerintahan sebelumnya yaitu Pendulum Nusantara. Dengan begitu pemerintah sekarang tidak perlu merintis dari nol.

Pembangunan konektivitas via laut sudah dimulai dengan adanya pembangunan di Belawan, Sumatera Utara, Tanjung Priok, Jakarta, Makassar, Sulawesi Selatan, dan Sorong Papua.

"Konsep yang jangan dilupakan juga ialah pembangunan jalur kapal besar dan diteruskan dengan jalur kapal kecil," ujar Ekonom Senior, Cyrillus Harinowo, dalam diskusi di Yogjakarta, belum lama ini.

Pengembangan yang perlu digiatkan pemerintahan Jokowi-JKkini ialah peningkatan kapasitas pelabuhan utama yang dilintasi kapal besar selaku moda utama tol laut. Distribusi barang ke pelabuhan kecil akan menggunakan kapal kecil.

Lebih lanjut diusulkan agar pemerintah tidak hanya membangun pelabuhan, tetapi juga menyediakan jalur perhubungan lain seperti jalan, rel kereta api, serta angkutan umum lain."Dengan begitu nanti bukan hanya oleh kapal kecil, melainkan juga diangkut kereta, moda darat dan lainnya, " jelas Cyrillus.

Terbangunnya konektivitas laut selain menekan biaya logistik, diharapkan juga dapat mendorong pemerataan ekonomi Indonesia yang selama bertahun-tahun cenderung berpusat di wilayah barat.

Sementara itu Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia, Danang Parikesit mengatakan keberadaan tol laut bisa menciutkan biaya angkut di wilayah Indonesia Timur hingga 30 persen . Misalnya, dari Surabaya ke Sorong, Papua. Nah, yang masih mahal itu di sisi daratnya seperti distribusi dari Sorong ke berbagai kota lainnya di Papua.

" Saya usulkan kepada pemerintah untuk memperbaiki pergerakan arus barang jangka pendek sehingga bermanfaat seketika. Untuk itu, pengembangan sistem transportasi multimoda menjadi satu keniscayaan agar penurunan biaya logistik makin maksimal.Pemerintah juga harus mengurangi biaya pergudangan dan perizinan. (pulo lasman simanjuntak)