Berbagai Kisah "Memilukan" dan "Menegangkan" Kecelakaan Kapal di Laut -->

Iklan Semua Halaman

Berbagai Kisah "Memilukan" dan "Menegangkan" Kecelakaan Kapal di Laut

Pulo Lasman Simanjuntak
12 Januari 2015
Jakarta,eMaritim.Com,- Berbagai kisah "memilukan" dan "menegangkan" dalam perjalanan sejarah kecelakaan kapal di laut sudah sering kita dengar.

Bahkan kisah sedih tenggelamnya Kapal Penumpang Tampomas di Selat Masalembo, Makkasar, Sulawesi Selatan, sekitar tahun 1981-an telah dibukukan dan dapat dijumpai di berbagai toko buku Gramedia

 Namun, terakhir adalah kisah kecelakaan kapal pengangkut ikan milik Korea Selatan Oryong 501 yang tenggelam di laut Bering, Rusia, beberapa waktu lalu, cukup menarik.

Pengalaman ini barangkali bisa menjadi salah satu kiat penumpang kapal laut ketika menghadapi karam atau tenggelam di laut samudera bebas.


Melepas Jaket dan Sepatu
Melepas jaket dan sepatu sesaat sebelum Kapal Oryong 501 tenggelam merupakan salah satu upaya yang ditempuh Wanto untuk menyelamatkan diri dari ganasnya Laut Bering, Rusia, pada 2 Desember 2014.

“Tanpa jaket tebal dan sepatu, saya bisa berenang lebih cepat untuk mencari pertolongan,” kata warga Desa Bandungsari, Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes, Wanto, Sabtu, 10 Januari 2015.

Wanto adalah satu dari tiga anak buah kapal (ABK) asal Indonesia yang selamat dari insiden tenggelamnya kapal pencari ikan asal Korea Selatan itu.

Wanto mengatakan, badai dan gelombang setinggi enam meter menerjang Kapal Oryong 501 sejak pukul 12.00. Lima jam kemudian, kapal tua berawak 60 orang dari Indonesia, Filipina, Korea Selatan, dan Rusia itu tenggelam. “Meski pukul 12.00, tapi gelap gulita. Sebab, malam di sana (Laut Bering) bisa berbulan-bulan lamanya,” ujar lelaki 35 tahun itu.


Hanya mengenakan kaos lengan panjang, celana training, dan rompi pelampung, Wanto terombang-ambing di laut bersuhu minus 21 derajat Celsius selama 40 menit. Demi menghemat tenaga, Wanto sengaja tidak berteriak minta tolong. Dia juga tidak mendengar teriakan ABK yang lain karena kerasnya suara badai dan gelombang.(pulo lasman simanjuntak)