PT.Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) Kembangkan Usaha dengan Menjangkau Kapal Perintis -->

Iklan Semua Halaman

PT.Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) Kembangkan Usaha dengan Menjangkau Kapal Perintis

Pulo Lasman Simanjuntak
18 Januari 2015
Jakarta,eMaritim.Com,-Sepertiga luas Indonesia merupakan lautan yang terdiri atas 17 ribu pulau dari Sabang sampai Merauke. Ada ribuan pulau ukuran sedang dan kecil yang berjauhan dengan pulau besar, seperti Sumatra, Jawa, Sulawesi, Kalimantan, dan Papua. Melihat fakta tersebut, PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) Persero akan mengembangkan usahanya dengan menjangkau kapal perintis. Nantinya kapal-kapal kecil yang selama ini dikelola swasta itu dapat bersinkronisasi dengan Pelni.

Dengan upaya menjangkau kapal-kapal perintis ini, PT Pelni berharap layanan terhadap penumpang dapat semakin meningkat. Selama ini, para penumpang sering kali mengalami kesulitan akibat tidak cocoknya jadwal yang dimiliki kapal Pelni dan kapal perintis. Padahal, tidak sedikit orang yang membutuhkan jasa angkutan laut untuk dapat mencapai wilayah-wilayah terpencil di nusantara.

"Kami akan mencoba menjadi tulang punggung seluruh pelayaran yang ada di Indonesia. Selama ini jadwal yang kapal Pelni dan perintis miliki berbeda-beda, jadi agar penumpang semakin mudah, ini harus dijembatani," ujar Direktur utama (Dirut) PT Pelni Sulistyo Wimbo kepada Republika, belum lama ini.

Dengan menghubungkan kapal milik PT Pelni dan kapal perintis, ia mengungkapkan, banyak masyarakat yang semakin berminat untuk menggunakan jasa transportasi laut. Selain efisien, penumpang yang menggunakan kapal juga dapat jauh lebih berhemat.

Mantan direktur komersial PT Kereta Api Indonesia (KAI) ini menjelaskan, banyak penumpang, terutama yang berasal dari kelas menengah mengeluhkan tidak terkoneksinya jadwal kapal Pelni dan kapal perintis. Tidak sedikit dari mereka yang ingin mencapai wilayah tertentu dengan kapal perintis harus mengeluarkan biaya tambahan untuk menginap.

"Karena jadwalnya tidak nyambung (terkoneksi), kadang penumpang harus menunggu sampai menginap. Dari segi kenyamanan ini tidak baik, tidak efisien, terutama juga tidak hemat," kata Wimbo menambahkan.

Sejauh ini, PT Pelni telah mengajukan dua kapal perintis untuk diambil alih kepada pemerintah pusat. Pengambilalihan itu dilakukan untuk kapal-kapal perintis yang beroperasi di wilayah Ambon dan Kupang. Kapal-kapal ini ditargetkan dapat beroperasi di bawah PT Pelni mulai Januari 2015.

PT Pelni juga terus berupaya menambah jumlah kapal perintis yang dikelola. Setidaknya, PT Pelni akan kembali mengajukan 10 kapal perintis untuk diambil kepada pemerintah pusat. Setelah itu, secara bertahap akan menjangkau seluruh kapal perintis di Indonesia yang saat ini jumlahnya tercatat sebanyak 50 unit di Indonesia.

Di sisi lain, BUMN transportasi laut tersebut akan meluncurkan wajah baru Kapal Motor (KM) Kelud pada 21 November 2014. Setelah melakukan soft launching belum lama ini, kapal dengan rute Tanjung Priok-Sekupang-Belawan ini akan menjadi contoh dari perbaikan armada yang dimiliki Pelni lainnya.

Sekretaris Perusahaan PT Pelni Yahya Kuncoro menjelaskan, pembaruan yang dilakukan KM Kelud, di antaranya penambahan beberapa fasilitas serta perbaikan sarana yang ada. Beberapa fasilitas baru dalam kapal buatan Jerman ini, yaitu mini gym untuk berolahraga, ruang bermain anak (playground), dan ruang game center.

Perbaikan yang dilakukan, yakni perbaikan fasilitas kamar mandi untuk penumpang di kelas ekonomi. Tak ada lagi kesan kumuh di kamar mandi kelas ekonomi. Kamar mandi ini juga mengambil konsep toilet mewah layaknya toilet di mal-mal besar Ibu Kota. "Nantinya KM Kelud dengan konsep semi pesiar ini dapat menjadi contoh dari perbaikan kapal-kapal lainnya yang kami miliki," ujar Yahya.

Rencananya, terdapat empat KM akan diperbaiki dan mencontoh KM Kelud. Armada KM tersebut, yakni KM Tidar, KM Pangrango, KM Caraka, dan KM Wili. Prioritas awal, perbaikan KM Tidar.

Dengan perbaikan dan sarana baru tersebut PT Pelni berharap dapat semakin meningkatkan pelayanan kepada para penumpang. Hal ini terutama untuk masyarakat dengan ekonomi menengah yang menjadi mayoritas dalam menggunakan jasa transportasi laut itu. (pulo lasman simanjuntak)