Jakarta, eMaritim.Com,-Sekitar Rp 10 triliun "menguap" setiap tahun akibat
ketidakmampuan SKK Migas menjaga produksi minyak mentah. Padahal jika
minyak mentah bisa diamankan dana sebesar itu bisa untuk subsidi
sehingga harga BBM tak perlu naik.
Saat memaparkan kinerja tahun 2014, Humas SKK Migas, Rudianto Rumbono seperti dikutip dari teropongsenayan.com di Jakarta, Minggu pagi (25/1/2015) mengungkapkan setiap hari sekitar 27 ribu barel minyak mentah hilang. Itu terjadi akibat pencurian dengan melubangi pipa minyak, proyek dan jadwal pengeboran terlambat.
Sedang angka sekitar Rp 10 triliun di hasilkan dari perhitungan 27 ribu barel dalam setahun (364 hari) dikalikan rata-rata harga minyak mentah Indonesia rata-rata sekitar USD 95 per barel. Serta dikalikan dengan kurs dolar AS sebesar Rp 11.000.
Jika mengacu pada penjelasan Menko Perekonomian Sofyan Djalil, untuk tahun 2015 pemerintah akan mengusulkan subsidi BBM sebesar Rp 17 triliun. Ini berarti dana akibat kehilangan minyak mentah lebih separuh kebutuhan subsidi BBM tahun 2015.
Pengembangan Blok Migas
Setiap hari sebesar 27.200 barel minyak mentah menguap alias hilang. Hanya saja, mendengar penjelasan SKK Migas, sebenarnya selain hilang akibat operasi maupun pencurian juga berupa potensi akibat molornya proyek pengembangan blok migas.
Saat memaparkan kinerja tahun 2014, Humas SKK Migas, Rudianto Rumbono seperti dikutip dari teropongsenayan.com di Jakarta, Minggu pagi (25/1/2015) mengungkapkan setiap hari sekitar 27 ribu barel minyak mentah hilang. Itu terjadi akibat pencurian dengan melubangi pipa minyak, proyek dan jadwal pengeboran terlambat.
Sedang angka sekitar Rp 10 triliun di hasilkan dari perhitungan 27 ribu barel dalam setahun (364 hari) dikalikan rata-rata harga minyak mentah Indonesia rata-rata sekitar USD 95 per barel. Serta dikalikan dengan kurs dolar AS sebesar Rp 11.000.
Jika mengacu pada penjelasan Menko Perekonomian Sofyan Djalil, untuk tahun 2015 pemerintah akan mengusulkan subsidi BBM sebesar Rp 17 triliun. Ini berarti dana akibat kehilangan minyak mentah lebih separuh kebutuhan subsidi BBM tahun 2015.
Pengembangan Blok Migas
Setiap hari sebesar 27.200 barel minyak mentah menguap alias hilang. Hanya saja, mendengar penjelasan SKK Migas, sebenarnya selain hilang akibat operasi maupun pencurian juga berupa potensi akibat molornya proyek pengembangan blok migas.
"Kehilangan minyak paling besar terjadi di Sumatera Selatan," ujar
Rudianto Rimbono, Kepala Humas SKK Migas, di Jakarta, belum lama ini seperti dikutip dari teropongsenayan.com di Jakarta, Minggu pagi (25/1/2015).
Kehilangan di daerah operasi Sumatera Selatan terutama
akibat pencurian dengan melubangi pipa minyak mentah yang memang banyak
berada di daerah ini.
Selain itu angka kehilangan juga dihitung berdasarkan banyaknya
kejadian yang membuat operasi dilapangan produksi minyak berhenti atau
unplaned shut down. SKK Migas mencatat ada 2500 kejadian. Tak hanya itu,
angka kehilangan sebesar 11.400 barel per hari disebabkan pemeliharaan
kilang Bontang.
Rudianto juga mengungkapkan akibat lambannya sejumlah proyek menyebabkan minyak mentah sekitar 7400 barel per hari hilang.
"Dari data kita yang diproleh ada enam proyek hingga sekarang belum selesai, dan hal itu pula menjadi hambatan," ujar Rudianto.
Sedang akibat pengeboran yang tidak sesuai target akibat berbagai
masalah operasional produksi menyebabkan hilangnya produksi minyak
sekitar 8.400 barel per hari. Guna menekan angka kehilangan produksi
minyak mentah itulah SKK Migas akan menggandeng Pemda, Polda, dan
TNI.(pulo lasman simanjuntak)