Selesai Akhir Januari 2015, Revisi Kebijakan Pemberian Insentif Bagi Industri Perkapalan -->

Iklan Semua Halaman

Selesai Akhir Januari 2015, Revisi Kebijakan Pemberian Insentif Bagi Industri Perkapalan

Pulo Lasman Simanjuntak
30 Januari 2015
Surabaya, eMaritim.Com,-Revisi kebijakan pemberian insentif fiskal dan nonfiskal bagi industri galangan kapal dalam negeri ditargetkan rampung pada akhir Januari 2015.

"Saat ini kebijakan insentif sedang direvisi, dan disusun oleh tim, jadi Kementerian Keuangan dan Kementerian Perindustrian sudah setuju semua dan akhir bulan ini saya akan terima laporan revisinya," ujar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo usai memberi kuliah umum di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, belum lama ini seperti dikutip dari bisnis.com , Jumat (30/1/2015)

Adapun bentuk insentif fiskal yang akan diberikan pemerintah antara lain bea masuk 0% untuk komponen tertentu, penyederhanaan prosedur bea masuk ditanggung pemerintah (BMDTP), opsi pajak pertambahannilai (PPN) 0% yang akan dirumuskan dalam rancangan peraturan pemerintah dan revisi Peraturan Pemerintah No.52/2011 soal fasilitas pajak penghasilan (PPh) untuk galangan kapal.

Sedangkan insentif nonfiskal yang disiapkan adalah rate sewa yang berbeda untuk galangan kapal pelat merah, seperti PT Koja Bahari, PT PAL Indonesia, PT DOK Perkapalan.

Selain itu pemerintah juga akan memberdayakan Pusat Desain Kapal Surabaya agar ada standarisasi dan bank data dari berbagai kelas kapal yang dibangun.

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, kapasitas galangan kapal untuk reparasi yakni 9,45 juta Dead Weight Ton (DWT) dan 6,36 juta Gross Ton (GT) setiap tahun. Kapasitas tersebut diproduksi dari sebanyak 214 unit galangan kapal.

Sementara itu, kapasitas industri galangan kapal untuk bangunan baru mencapai 502.000 DWT dan 335.000 GT. Kapasitas tersebut diproduksi oleh 160 unit galangan kapal.

Saat ini jumlah galangan kapal nasional tercatat ada 198 galangan, dan 110 di antaranya berada di Batam, sedangkan 88 galangan kapal lainnya tersebar di Indonesia.(pulo lasman simanjuntak)