Jakarta,eMaritim.Com,-Sampai hari ini (Kamis, 12 Februari 2015) Batam belum bisa menikmati manfaat dari 55 juta peti kemas yang diangkut kapal-kapal di Selat Malaka setiap tahunnya.Potensi Batam, di Kepulauan Riau sebagai kawasan ekonomi di selat Malaka belum dioptimalkan.
Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari berbagai sumber eMaritim.Com di Jakarta, kamis pagi (12/2/2015) dengan Pelabuhan Utama Batu Ampar, yang hanya berkapasitas 400.000 TEU (twenty foot equivalent unit, ukuran peti kemas) per tahun, Batam memang sulit mendapatkan manfaat optimal dari Selat Malaka.
Kawasan ini harus bersaing paling tidak dengan Johor dan Singapura yang memiliki pelabuhan berkapasitas jutaan TEU peti kemas per tahun. Pelabuhan Batam tidak hanya terbatas, tetapi juga tidak efisien dan memakaan banyak biaya "siluman". Waktu bongkar rata-rata di Batu Ampar bisa lebih dari tiga hari. (pulo lasman simanjuntak)
sumber foto : tribunnes.com
Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari berbagai sumber eMaritim.Com di Jakarta, kamis pagi (12/2/2015) dengan Pelabuhan Utama Batu Ampar, yang hanya berkapasitas 400.000 TEU (twenty foot equivalent unit, ukuran peti kemas) per tahun, Batam memang sulit mendapatkan manfaat optimal dari Selat Malaka.
Kawasan ini harus bersaing paling tidak dengan Johor dan Singapura yang memiliki pelabuhan berkapasitas jutaan TEU peti kemas per tahun. Pelabuhan Batam tidak hanya terbatas, tetapi juga tidak efisien dan memakaan banyak biaya "siluman". Waktu bongkar rata-rata di Batu Ampar bisa lebih dari tiga hari. (pulo lasman simanjuntak)
sumber foto : tribunnes.com