Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan : Dikuatirkan Indonesia Bukan Jadi Poros Maritim Melainkan Pemborosan ! -->

Iklan Semua Halaman

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan : Dikuatirkan Indonesia Bukan Jadi Poros Maritim Melainkan Pemborosan !

Pulo Lasman Simanjuntak
09 Februari 2015
Bengkulu ,eMaritim.Com,Mantan Menteri Kelautan dan Perikan, Rukmin Dahuri mengkhawatirkan Indonesia bukan menjadi poros maritim melainkan pemborosan.
Pasalnya, program pemerintah di bidang kelautan dan perikanan sekarang ini hanya sebatas fungsi pengendalian atau rem saja.

"Saya khawatir kalau hanya program pemerintah sebatas fungsi pengendalian atau rem saja. Sedangkan yang jelas kemaritiman belum terlihat. Saya khawatir bukan menjadi poros maritim, tapi jadi pemboros," kata Rukmin Dahuri pada diskusi tentang kemaritiman di Bengkulu, Selasa (3/2/2015) seperti dikutip dari Harian Sinar Indonesia Baru (SIB), Senin sore (9/2/2015)

Dalam diskusi kemaritiman ini selain menampilkan Rukmin Dahuri juga ada tiga pembicara lainnya, yakin Bupati Musirawas, Provinsi Sumsel, Ridwan Mukti, Laode Kamaludin dan Dede Hartono dari Universitas Bengkulu (Unib).

Rukmin mengatakan, inti dari poros maritim adalah mempercepat pertumbuhan ekonomi serta menjalankan fungsi pengawasan dan kemudi terhadap aturan-aturan yang ada.

Namun, jika pemerintah hanya sibuk mengurusi pengawasan saja tanpa dibarengi dengan kebijakan untuk menjalankan program kemaritiman guna meningkat pertumbuhan ekonomi, maka akan hanya menghabiskan anggaran negara saja.

Ia mengatakan, untuk menjadikan menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia, maka yang harus dilakukan paling utamakan adalah peningkatan pertumbuhan ekonomi dulu setelah itu baru rem sana sini.

Untuk melakukan pencegahan membutuhkan anggaran besar dan jangan sampai justru menjadi hutang besar dikemudian hari.'

"Yang jelas, kalau kita ingin menjadikan Indonesia poros maritim dunia harus meningkatkan dulu pertumbuhan ekonominya baru kemudian rem sana sini," ujarnya.

Guru besar IPB ini mengatakan, ada 11 sektor ekonomi kelautan, di antaranya perikanan tangkap, perikanan budidaya, industri pengolahan perikanan, industri bioteknologi, pertambangan dan energi, wisata bahari, perhubungan laut, industri jasa maritim, sumber daya wilayah pulau kecil, hutan mangrove dan resources.

Potensi ekonomi untuk 11 sektor perikanan di Indonesia sebesar Rp 1,2 triliun dolar Amerika Serikat (AS)/tahun atau 7 kali lipat APBN 2015.

Selain itu, di sektor perikanan dapat menciptakan lapangan pekerjaan sebanyaj 40 juta orang atau seper tiga dari total pencari kerja di Tanah Air.

"Jadi, sektor kelautan ini dijika kelolah dengan baik, maka dapat menjadi sumber pemasukan palingb bagi negara," ujarnya.

Selain itu, jika program kemaritiman ini juga dikembangkan di beberapa daerah di Tanah Air, seperti Bengkulu, maka daerah ini akan maju pesat ke depan.

Sebab, banyak usaha pembuatan kapal, industri mesin kapal, industri pengelolaan hasil perikan dan sebagainya, sehingga tenaga yang akan diserap bisa mencapai belasan ribu orang.

"Bengkulu cukup berpotensi untuk menjadi poros maritim Indonesia ke depan karena daerah ini memiliki sumber daya alam perikan cukup besar dan pantai yang panjan mencapai 575 kilometer (km) yang bisa dimanfaatkan untuk usaha perikanan dan pengembangan rumput laut," ujarnya. (lasman)