OJK Siapkan Akselerasi Pembiayaan Industri Jasa keuangan ke Sektor Maritim -->

Iklan Semua Halaman

OJK Siapkan Akselerasi Pembiayaan Industri Jasa keuangan ke Sektor Maritim

Pulo Lasman Simanjuntak
11 Februari 2015
Jakarta,eMaritim.Com,-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) siapkan akselerasi pembiayaan industri jasa keuangan ke sektor maritim. Perbankan akan diarahkan untuk menggenjot kredit sektor kemaritiman sekurang-kurangnya 50% dari 2014.

Deputi Komisioner Pengawasan Perbankan III OJK Irwan Lubis mengatakan, rencana ini ditujukan kepada bank-bank besar yang telah memiliki infrastruktur dan kapasitas yang memadai di bidang tersebut. Ke depan pihaknya akan terus memantau perkembangan pemberian kredit tersebut.

“Kami siapkan panduan teknisnya sehingga bank akan lebih mengerti sektor ini. Selama ini masalahnya karena mereka tidak mengerti dan lebih suka ke segmen konsumtif dan perdagangan. Ke depan tidak bisa lagi,” ucap Irwan dalam diskusi Pembiayaan Sektor Maritim di Jakarta kemarin, seperti dikutip dari sindonews.com, Rabu siang (11/2/2014)

Dia menjelaskan, ini dinilai wajar mengingat sektor ini mencatat tingginya rasio kredit bermasalah (non performing loan /NPL). Bahkan mencapai 11%, jauh lebih tinggi dari rata-rata industri. Kondisi ini menyebabkan bank enggan mengucurkan kreditnya ke sektor maritim. “Kami ingin arahkan NPL di sektor ini sama dengan rata-rata level industri atau sekitar 2,38%,” ucapnya.

Irwan mengungkapkan, total kredit perbankan di Indonesia hingga 2014 mencapai Rp3.600 triliun. Dari jumlah itu, penyaluran kredit sektor kemaritiman hanya 2,36% atau Rp85 triliun. Dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) 2015, OJK mengarahkan sedikitnya 22 bank bermodal besar untuk masuk ke sektor ini.

Lebih jauh Irwan menjelaskan, masih minimnya perbankan menyalurkan ke sektor maritim juga disebabkan sumber daya manusia (SDM) account officer (AO) perbankan tidak menguasai sektor “Jadi karena SDM juga, perbankan tidak menguasai karena kebanyakan pendidikannya keuangan atau akuntansi, jadi tidak paham, tidak bisa melihat mana yang potensial, mana yang tidak,” kata dia.

Melihat kondisi itu, Irwan siap mendorong perbankan nasional untuk merekrut orangorang yang memiliki pengetahuan secara luas di industri kemaritiman sehingga permasalahan dapat diatasi.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pelayaran Indonesia Carmelita Hartoto mengatakan, setidaknya kebutuhan investasi sektor transportasi laut mencapai Rp57,3 triliun tahun ini mengingat potensi garapan bidang kemaritiman khususnya di subsektor angkutan laut dalam negeri maupun luar negeri.

Juga angkutan penunjang operasi lepas pantai(offshore) bagi kegiatan minyak dan gas masih sangat besar. “Ini untuk pengadaan 37 kapal peti kemas 3.000 TEUs, 46 kapal peti kemas 1.000 TEUs, 500 unit kapal pelayaran rakyat, dan 26 unit kapal perintis 260 TEUs,” sebut Carmelita dalam kesempatan yang sama. Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Kelautan dan Perikanan Kadin Yugi Prayanto juga mengatakan, pihaknya akan menjalin kerja sama dengan OJK untuk pilot project.

“Kita harapkan dukungan OJK untuk pilot project seperti revitalisasi tambak yang nilainya mencapai Rp2 triliun, sentra perikanan terpadu di 100 desa senilai Rp5-Rp7 miliar. Baik untuk cold storage dan modal kerja yang menggandeng koperasi,” imbuh Yugi.(pulo lasman simanjuntak)