Jakarta,eMaritim.Com,-
Rapat Kerja antara Komisi VII DPR RI dengan Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral (ESDM) menyepakati besaran biaya penggantian
investasi negara atas kegiatan minyak dan gas bumi (migas) atau cost
recovery 2015 sebesar US$ 16,5 miliar. Angka tersebut lebih tinggi dari
usulan awal Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan
Gas Bumi (SKK Migas) US$ 14 miliar.
"Disepakati
besaran cost recovery dalam RAPBNP (Rancangan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Perubahan) tahun ini sebesar US$ 16,5 miliar," ucap Wakil
Komisi VII DPR Mulyadi ketika memimpin rapat kerja, Rabu (11/22015) seperti dikutip kembali dari Baranews.co, Rabu pagi (19/2/2015)
Kepala
SKK Migas Amien Sunaryadi mengatakan ketetapan cost recovery tersebut
mempertimbangkan potensi produksi (lifting) minyak tahun ini yang
ditargetkan sebesar 825 ribu barel per hari (bph).
Menurut Amin, jika
usulan awal cost recovery US$ 14 miliar yang dipakai, maka target
lifting migas 2015 bakal meleset sehingga terjadi pengalihan atau carry
over untuk tahun anggaran 2016.
"Kalau lifting mau aman ya cost recovery harus US$ 16,5 miliar," katanya.
Berdasarkan catatan SKK Migas, carry over cost recovery tahun
lalu mencapai US$ 6,5 miliar. Kendati demikian, Amien mengklaim
realisasi cost recovery tiga tahun terakhir selalu melebihi besaran yang
ditetapkan APBN.
Namun,
Anggota Komisi VII DPR-RI Dito Ganindito mempermasalahakan realisasi
lifting migas yang berbanding terbalik dengan tren positif cost
recovery. Untuk itu, Dito mendesak SKK Migas mendorong kontraktor
kontrak kerjasama (KKKS) untuk melakukan penghematan.
"SKK
Migas harus bisa mempertanyakan KKKS mengenai hal ini. Selain itu SKK
Migas harus membedah komponen cost recovery agar terlihat penggunaannya
agar bisa dilakukan penghematan," ujar Dito.
Menanggapi
hal itu, Amien mengatakan SKK Migas tengah melakukan negosiasi ulang
dengan KKKS terkait program kerja dan anggaran. "Kalau cost recovery
rendah ini pastinya juga akan mengurangi minat untuk eksplorasi.
Investor tidak akan berminat pada tahap ini," kata Amien. (pulo lasman simanjuntak)
sumber foto : kontan.co.id
Home
»
Marine-Offshore
»
Pilihan
» Raker DPR-Kementerian ESDM : Potensi Produksi Minyak Tahun ini Ditargetkan Sebesar 825 Ribu Barel per Hari
EMaritim Terpopuler
-
Ilustrasi | Keamanan Penjagaan Laut KETIKA INDONESIA HARUS MEMILIH ANTARA PENJAGA LAUT DAN PANTAI (PLP), KESATUAN PENJAGA LAUT DAN ...
-
Jakarta,19 Januari 2017. Berprofesi sebagai Perwira Kapal Niaga di Indonesia sampai saat ini masih belum dilindungi oleh undang undang...
-
KNKT Rilis capaian kerja Investigasi Keselamatan Transportasi Tahun 2017 Jakarta, eMaritim.com - Komite Nasional Keselamatan Transportas...
