Ambon,eMaritim.Com,- Sebuah
Landing Craft Tank (LCT) Bahari Sentosa bermuatan pasir karam di kawasan
Pelabuhan Yos Sudarso Ambon, Selasa (10/3/2015). Landing itu nyaris
tenggelam saat sedang mengeruk pasir di salah satu sisi kawasan
pelabuhan tersebut.
Pada sisi yang berseberangan badan Landing Bahari Sentosa tampak tercebur ke dalam laut, sementara sisi lainnya miring ke atas.
Saat ini, demi menjaga keseimbangan kapal agar tidak tenggelam, para ABK mengikat tali di sisi badan kapal dan disambungkan ke pelabuhan. Mereka juga mencoba mengangkat landing tersebut, sebuah tugboat juga dikerahkan untuk menarik kapal tersebut.
Sayang, upaya itu hingga berita ini ditayangkan belum berhasir. Dedy Setiawan, nahkoda kapal tersebut mengatakan, kapal itu tenggelam bukan karena gelombang tinggi, tapi karena hilangnya keseimbangan.
”Masalahnya sebelah kiri dangkal, sedangkan sebelah kanan pasirnya dikeruk terus, jadi curam sehingga tidak ada keseimbangan,” kata dia seperti dikutip dari kompas.com.
Landing milik PT Yasirah yang didatangkan dari Bitung Sulawesi Utara ini dikontrak oleh PT Pelindo Cabang Ambon melalui pihak ketiga untuk mengeruk pasir di kawasan Pelabuhan Ambon. Proyek pengerukan pasir dilakukan untuk pelebaran Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon.
Dedy mengaku belum bisa merinci jumlah kerugian yang ditimbulkan. Dia berharap agar kapalnya itu bisa diangkat dan pekerjaan yang sudah sekitar sebulan dilakukan, dapat kembali berjalan seperti biasa.
Pada sisi yang berseberangan badan Landing Bahari Sentosa tampak tercebur ke dalam laut, sementara sisi lainnya miring ke atas.
Saat ini, demi menjaga keseimbangan kapal agar tidak tenggelam, para ABK mengikat tali di sisi badan kapal dan disambungkan ke pelabuhan. Mereka juga mencoba mengangkat landing tersebut, sebuah tugboat juga dikerahkan untuk menarik kapal tersebut.
Sayang, upaya itu hingga berita ini ditayangkan belum berhasir. Dedy Setiawan, nahkoda kapal tersebut mengatakan, kapal itu tenggelam bukan karena gelombang tinggi, tapi karena hilangnya keseimbangan.
”Masalahnya sebelah kiri dangkal, sedangkan sebelah kanan pasirnya dikeruk terus, jadi curam sehingga tidak ada keseimbangan,” kata dia seperti dikutip dari kompas.com.
Landing milik PT Yasirah yang didatangkan dari Bitung Sulawesi Utara ini dikontrak oleh PT Pelindo Cabang Ambon melalui pihak ketiga untuk mengeruk pasir di kawasan Pelabuhan Ambon. Proyek pengerukan pasir dilakukan untuk pelebaran Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon.
Dedy mengaku belum bisa merinci jumlah kerugian yang ditimbulkan. Dia berharap agar kapalnya itu bisa diangkat dan pekerjaan yang sudah sekitar sebulan dilakukan, dapat kembali berjalan seperti biasa.
Ambon - Selama
dua hari upaya penarikan Landing Craft Tank (LCT) Bahari Sentosa
bermuatan pasir yang karam di kawasan Pelabuhan Yos Sudarso Ambon,
Selasa (10/3) belum juga berhasil.
Hingga Kamis (12/3) pukul 15.00 WIT, LCT milik PT Yasirah Bahari belum juga berubah posisi. Hal ini akan menjadi penghambat pekerjaan proyek pengerukan milik PT Pelindo IV Cabang Ambon itu.
Menyikapi hal tersebut, PT Pelindo Cabang Ambon akan melakukan evaluasi pada awal April 2015 sesuai batas waktu kontrak dengan PT Bangun Mandiri Pratama yang menangani proyek pengerukan tersebut.
Manager SDM dan Umum PT Pelindo IV Cabang Ambon, Harison Nanlohy yang dikonfirmasi Siwalima, Kamis (12/3) menjelaskan pekerjaan pengerukan sendimen pasir sesuai kontrak selama tiga bulan yang akan berakhir pada akhir Maret 2015. Untuk itu, pada awal April 2015 ini pihaknya akan mengevaluasi pekerjaan proyek tersebut yang dilakukan oleh kontraktor.
“Sesuai hasil pelelangan maka kontraktor yang mengerjakan proyek itu PT Bangun Mandiri Pratama. Jadi mereka yang bertanggung jawab soal proyek dimaksud. Sesuai kontrak harus dilaksanakan sekitar tiga bulan, sehingga awal bulan April kita evaluasi karena itu sudah selesai sesuai kontrak. Ada hak dan kewajiban apabila kontraktor itu keterlambatan ada denda keterlambatannya dihitung dengan lamanya,” jelas Nanlohy di ruang kerjanya, Kamis (12/3).
Menurutnya, karamnya LCT ini disebabkan karena Anak Buah Kapal (ABK) yang lalai karena proses pengerukan dilakukan saat air pasang sementara pada saat air surut ABK tidak memindahkan posisi LCT.
“Pihak Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) sudah menyikapi dan memproses para ABK terkait dugaan kelalaian tersebut,” ujar Nanlohy.
Sebelumnya diberitakan, LCT Bahari Sentosa bermuatan pasir karam di kawasan Pelabuhan Yos Sudarso Ambon, Selasa (10/3). Kapal itu nyaris tenggelam saat sedang mengeruk pasir di salah satu sisi kawasan pelabuhan tersebut.
Sebagian sisi kapal tercebur ke dalam laut, sementara sisi lainnya miring ke atas. Untuk menjaga keseimbangan kapal agar tidak tenggelam, para ABK berupaya mengikat tali di sisi badan kapal dan disambungkan ke pelabuhan.
Mereka juga mencoba mengangkat LCT tersebut, sebuah tugboat juga dikerahkan untuk menarik kapal tersebut. Namun langkah itu tak membuahkan hasil. Apalagi tak lama kemudian air pun mengalami pasang naik sehingga satu unit exvator pun nyaris tenggelam.
LCT Bahari Sentosa milik PT Yasirah Bahari-Sorong itu awalnya mengerjakan proyek milik PT Pelindo untuk mengeruk endapan pasir disisi barat dari Pelabuhan Yos Sudarso sejak pukul 10.00 WIT.
Informasi yang dihimpun Siwalima, Selasa (10/3) di Tempat Kejadian Perkara (TKP) menyebutkan LCT tersebut disewa oleh kontraktor yang mengerjakan proyek pengerukan yang sudah berjalan hampir satu bulan. Saat proses pengerukan dilakukan dengan mengguanakan satu eksavator yang diletakan diatas geladak LCT itulah yang mengakibatkan kondisi LCT mulai miring hingga sebagian LCT dimasuki air.(S-27)
- See more at: http://www.siwalimanews.com/post/upaya_evakuasi_lct_bahari_sentosa_gagal_lagi#sthash.VmT3sGdT.dpuf
Hingga Kamis (12/3) pukul 15.00 WIT, LCT milik PT Yasirah Bahari belum juga berubah posisi. Hal ini akan menjadi penghambat pekerjaan proyek pengerukan milik PT Pelindo IV Cabang Ambon itu.
Menyikapi hal tersebut, PT Pelindo Cabang Ambon akan melakukan evaluasi pada awal April 2015 sesuai batas waktu kontrak dengan PT Bangun Mandiri Pratama yang menangani proyek pengerukan tersebut.
Manager SDM dan Umum PT Pelindo IV Cabang Ambon, Harison Nanlohy yang dikonfirmasi Siwalima, Kamis (12/3) menjelaskan pekerjaan pengerukan sendimen pasir sesuai kontrak selama tiga bulan yang akan berakhir pada akhir Maret 2015. Untuk itu, pada awal April 2015 ini pihaknya akan mengevaluasi pekerjaan proyek tersebut yang dilakukan oleh kontraktor.
“Sesuai hasil pelelangan maka kontraktor yang mengerjakan proyek itu PT Bangun Mandiri Pratama. Jadi mereka yang bertanggung jawab soal proyek dimaksud. Sesuai kontrak harus dilaksanakan sekitar tiga bulan, sehingga awal bulan April kita evaluasi karena itu sudah selesai sesuai kontrak. Ada hak dan kewajiban apabila kontraktor itu keterlambatan ada denda keterlambatannya dihitung dengan lamanya,” jelas Nanlohy di ruang kerjanya, Kamis (12/3).
Menurutnya, karamnya LCT ini disebabkan karena Anak Buah Kapal (ABK) yang lalai karena proses pengerukan dilakukan saat air pasang sementara pada saat air surut ABK tidak memindahkan posisi LCT.
“Pihak Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) sudah menyikapi dan memproses para ABK terkait dugaan kelalaian tersebut,” ujar Nanlohy.
Sebelumnya diberitakan, LCT Bahari Sentosa bermuatan pasir karam di kawasan Pelabuhan Yos Sudarso Ambon, Selasa (10/3). Kapal itu nyaris tenggelam saat sedang mengeruk pasir di salah satu sisi kawasan pelabuhan tersebut.
Sebagian sisi kapal tercebur ke dalam laut, sementara sisi lainnya miring ke atas. Untuk menjaga keseimbangan kapal agar tidak tenggelam, para ABK berupaya mengikat tali di sisi badan kapal dan disambungkan ke pelabuhan.
Mereka juga mencoba mengangkat LCT tersebut, sebuah tugboat juga dikerahkan untuk menarik kapal tersebut. Namun langkah itu tak membuahkan hasil. Apalagi tak lama kemudian air pun mengalami pasang naik sehingga satu unit exvator pun nyaris tenggelam.
LCT Bahari Sentosa milik PT Yasirah Bahari-Sorong itu awalnya mengerjakan proyek milik PT Pelindo untuk mengeruk endapan pasir disisi barat dari Pelabuhan Yos Sudarso sejak pukul 10.00 WIT.
Informasi yang dihimpun Siwalima, Selasa (10/3) di Tempat Kejadian Perkara (TKP) menyebutkan LCT tersebut disewa oleh kontraktor yang mengerjakan proyek pengerukan yang sudah berjalan hampir satu bulan. Saat proses pengerukan dilakukan dengan mengguanakan satu eksavator yang diletakan diatas geladak LCT itulah yang mengakibatkan kondisi LCT mulai miring hingga sebagian LCT dimasuki air.(S-27)
- See more at: http://www.siwalimanews.com/post/upaya_evakuasi_lct_bahari_sentosa_gagal_lagi#sthash.VmT3sGdT.dpuf
Ambon - Selama
dua hari upaya penarikan Landing Craft Tank (LCT) Bahari Sentosa
bermuatan pasir yang karam di kawasan Pelabuhan Yos Sudarso Ambon,
Selasa (10/3) belum juga berhasil.
Hingga Kamis (12/3) pukul 15.00 WIT, LCT milik PT Yasirah Bahari belum juga berubah posisi. Hal ini akan menjadi penghambat pekerjaan proyek pengerukan milik PT Pelindo IV Cabang Ambon itu.
Menyikapi hal tersebut, PT Pelindo Cabang Ambon akan melakukan evaluasi pada awal April 2015 sesuai batas waktu kontrak dengan PT Bangun Mandiri Pratama yang menangani proyek pengerukan tersebut.
Manager SDM dan Umum PT Pelindo IV Cabang Ambon, Harison Nanlohy yang dikonfirmasi Siwalima, Kamis (12/3) menjelaskan pekerjaan pengerukan sendimen pasir sesuai kontrak selama tiga bulan yang akan berakhir pada akhir Maret 2015. Untuk itu, pada awal April 2015 ini pihaknya akan mengevaluasi pekerjaan proyek tersebut yang dilakukan oleh kontraktor.
“Sesuai hasil pelelangan maka kontraktor yang mengerjakan proyek itu PT Bangun Mandiri Pratama. Jadi mereka yang bertanggung jawab soal proyek dimaksud. Sesuai kontrak harus dilaksanakan sekitar tiga bulan, sehingga awal bulan April kita evaluasi karena itu sudah selesai sesuai kontrak. Ada hak dan kewajiban apabila kontraktor itu keterlambatan ada denda keterlambatannya dihitung dengan lamanya,” jelas Nanlohy di ruang kerjanya, Kamis (12/3).
Menurutnya, karamnya LCT ini disebabkan karena Anak Buah Kapal (ABK) yang lalai karena proses pengerukan dilakukan saat air pasang sementara pada saat air surut ABK tidak memindahkan posisi LCT.
“Pihak Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) sudah menyikapi dan memproses para ABK terkait dugaan kelalaian tersebut,” ujar Nanlohy.
Sebelumnya diberitakan, LCT Bahari Sentosa bermuatan pasir karam di kawasan Pelabuhan Yos Sudarso Ambon, Selasa (10/3). Kapal itu nyaris tenggelam saat sedang mengeruk pasir di salah satu sisi kawasan pelabuhan tersebut.
Sebagian sisi kapal tercebur ke dalam laut, sementara sisi lainnya miring ke atas. Untuk menjaga keseimbangan kapal agar tidak tenggelam, para ABK berupaya mengikat tali di sisi badan kapal dan disambungkan ke pelabuhan.
Mereka juga mencoba mengangkat LCT tersebut, sebuah tugboat juga dikerahkan untuk menarik kapal tersebut. Namun langkah itu tak membuahkan hasil. Apalagi tak lama kemudian air pun mengalami pasang naik sehingga satu unit exvator pun nyaris tenggelam.
LCT Bahari Sentosa milik PT Yasirah Bahari-Sorong itu awalnya mengerjakan proyek milik PT Pelindo untuk mengeruk endapan pasir disisi barat dari Pelabuhan Yos Sudarso sejak pukul 10.00 WIT.
Informasi yang dihimpun Siwalima, Selasa (10/3) di Tempat Kejadian Perkara (TKP) menyebutkan LCT tersebut disewa oleh kontraktor yang mengerjakan proyek pengerukan yang sudah berjalan hampir satu bulan. Saat proses pengerukan dilakukan dengan mengguanakan satu eksavator yang diletakan diatas geladak LCT itulah yang mengakibatkan kondisi LCT mulai miring hingga sebagian LCT dimasuki air.(S-27)
- See more at: http://www.siwalimanews.com/post/upaya_evakuasi_lct_bahari_sentosa_gagal_lagi#sthash.VmT3sGdT.dpuf
(jhonnie castro)Hingga Kamis (12/3) pukul 15.00 WIT, LCT milik PT Yasirah Bahari belum juga berubah posisi. Hal ini akan menjadi penghambat pekerjaan proyek pengerukan milik PT Pelindo IV Cabang Ambon itu.
Menyikapi hal tersebut, PT Pelindo Cabang Ambon akan melakukan evaluasi pada awal April 2015 sesuai batas waktu kontrak dengan PT Bangun Mandiri Pratama yang menangani proyek pengerukan tersebut.
Manager SDM dan Umum PT Pelindo IV Cabang Ambon, Harison Nanlohy yang dikonfirmasi Siwalima, Kamis (12/3) menjelaskan pekerjaan pengerukan sendimen pasir sesuai kontrak selama tiga bulan yang akan berakhir pada akhir Maret 2015. Untuk itu, pada awal April 2015 ini pihaknya akan mengevaluasi pekerjaan proyek tersebut yang dilakukan oleh kontraktor.
“Sesuai hasil pelelangan maka kontraktor yang mengerjakan proyek itu PT Bangun Mandiri Pratama. Jadi mereka yang bertanggung jawab soal proyek dimaksud. Sesuai kontrak harus dilaksanakan sekitar tiga bulan, sehingga awal bulan April kita evaluasi karena itu sudah selesai sesuai kontrak. Ada hak dan kewajiban apabila kontraktor itu keterlambatan ada denda keterlambatannya dihitung dengan lamanya,” jelas Nanlohy di ruang kerjanya, Kamis (12/3).
Menurutnya, karamnya LCT ini disebabkan karena Anak Buah Kapal (ABK) yang lalai karena proses pengerukan dilakukan saat air pasang sementara pada saat air surut ABK tidak memindahkan posisi LCT.
“Pihak Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) sudah menyikapi dan memproses para ABK terkait dugaan kelalaian tersebut,” ujar Nanlohy.
Sebelumnya diberitakan, LCT Bahari Sentosa bermuatan pasir karam di kawasan Pelabuhan Yos Sudarso Ambon, Selasa (10/3). Kapal itu nyaris tenggelam saat sedang mengeruk pasir di salah satu sisi kawasan pelabuhan tersebut.
Sebagian sisi kapal tercebur ke dalam laut, sementara sisi lainnya miring ke atas. Untuk menjaga keseimbangan kapal agar tidak tenggelam, para ABK berupaya mengikat tali di sisi badan kapal dan disambungkan ke pelabuhan.
Mereka juga mencoba mengangkat LCT tersebut, sebuah tugboat juga dikerahkan untuk menarik kapal tersebut. Namun langkah itu tak membuahkan hasil. Apalagi tak lama kemudian air pun mengalami pasang naik sehingga satu unit exvator pun nyaris tenggelam.
LCT Bahari Sentosa milik PT Yasirah Bahari-Sorong itu awalnya mengerjakan proyek milik PT Pelindo untuk mengeruk endapan pasir disisi barat dari Pelabuhan Yos Sudarso sejak pukul 10.00 WIT.
Informasi yang dihimpun Siwalima, Selasa (10/3) di Tempat Kejadian Perkara (TKP) menyebutkan LCT tersebut disewa oleh kontraktor yang mengerjakan proyek pengerukan yang sudah berjalan hampir satu bulan. Saat proses pengerukan dilakukan dengan mengguanakan satu eksavator yang diletakan diatas geladak LCT itulah yang mengakibatkan kondisi LCT mulai miring hingga sebagian LCT dimasuki air.(S-27)
- See more at: http://www.siwalimanews.com/post/upaya_evakuasi_lct_bahari_sentosa_gagal_lagi#sthash.VmT3sGdT.dpuf