Krisis Laut Tengah : Kapten dan Awak Kapal Yang Tewaskan Ratusan Migran Akhirnya Ditangkap -->

Iklan Semua Halaman

Krisis Laut Tengah : Kapten dan Awak Kapal Yang Tewaskan Ratusan Migran Akhirnya Ditangkap

Pulo Lasman Simanjuntak
22 April 2015
Jakarta,eMaritim.Com,-Kapten dan awak kapal pengangkut migran yang tenggelam dan menewaskan ratusan orang akhirnya ditangkap polisi Italia, Selasa (21/42015). Kedua orang itu dituduh melakukan serangkaian pembunuhan akibat tindakan mereka yang sembrono. 

Sebuah kapal yang membawa ratusan migran tenggelam di lepas pantai Libya, Minggu (19/4/2015) malam. Hanya 27 orang yang selamat. Kapten dan awak kapal yang ditangkap otoritas Italia merupakan bagian dari ke-27 orang yang selamat itu.

Komisi Tinggi Urusan Pengungsi BB (UNHCR)mengatakan, 800 orang terdiri atas anak-anak, tewas akibat tenggelamnya kapal di lepas pantai Libya. Mereka diperkirakan tewas mengenaskan karena terkunci di dalam palka kapal sepajang 20 meter saat kapal terbalik dalam kegelapan malam.

 Polisi menangkap kapten dan seorang awak kapal yang karam di perairan Libya hari Minggu (19/04/2015) menewaskan ratusan migran, ungkap otoritas Italia.

Keduanya, yang dicurigai terlibat penyelundupan manusia, selamat bersama 26 orang lain dan tiba di Sicilia Senin malam (20/4/2015).

Penangkapan terjadi setelah Uni Eropa menetapkan langkah-langkah untuk meredakan krisis migran di Laut Tengah.

Pencarian dan penyelamatan akan ditingkatkan, dan akan dilakukan penghancuran terhadap kapal-kapal penyelundup.

Menteri Infrastruktur Italia, Graziano Delrio mengatakan bahwa Giovanni Salvi, jaksa di Catania, Sicilia, telah mengeluarkan perintah penahanan terhadap kapten dan awak kapal itu, saat keduanya tiba di pelabuhan dengan kapal penjaga pantai.

Pejabat lain mengatakan, kapten itu berkebangsaan Tunisia, dan awaknya berkebangsaan Suriah.

"Jaksa Salvi pagi ini telah menangkap orang-orang yang terlibat, yang menunjukkan penegakkan hukum di Italia," kata Delrio kepada wartawan yang mengerumuninya di Catania.

Ia menambahkan, pihak berwenang juga menjajaki penerapan pasal pembunuhan untuk bencana itu.
Jaksa Giovanni Salvi mengatakan, dalam kecelakanaan itu ratusan orang terkunci di ruangan di bawah dek, saat kapal terbalik. Ratusan lain terkunci dalam kabin-kabin dan berdesakan di dek bagian atas.

Dalam kecelakan itu, dari sekitar 700 penumpang hanya 28 orang yang bisa diselamatkan.

Dibuang ke Laut
 Sedikitnya 15 imigran muslim dari Pantai Gading, Senegal, Mali, dan Guyana Bissau dilaporkan ditangkap polisi Italia setelah membunuh 12 imigran Kristen dari Ghana dan Nigeria, dan membuang mereka ke laut. Peristiwa itu terjadi saat mereka berada di atas perahu menuju Italia.

Daily Mail melaporkan, Sabtu, 18 April 2015, para imigran ditangkap ketika tiba di Kota Sisilia dari Palermo. Mereka didakwa dengan "beberapa pembunuhan diperburuk dengan motivasi kebencian agama". Saksi melihat imigran muslim membunuh dan membuang penumpang Kristen ke laut setelah perkelahian terjadi.

Ebrima Jaiteh, salah satu penumpang yang tiba di pelabuhan Sisilia Trapani, menggambarkan perjalanan tersebut seperti "neraka". Kekerasan pecah di sebuah perahu karet yang membawa 105 imigran Afrika di Laut Mediterania ke Italia lantaran kapal tersebut mulai tenggelam di laut.

Saat kapal mulai tenggelam, beberapa orang Kristen mulai berdoa. Imigran Afrika meminta mereka berhenti berdoa. Ketika imigran Kristen menolak, imigran Afrika melemparkan mereka ke laut. Orang Kristen yang tersisa di kapal membentuk "rantai manusia" untuk menghentikan kematian lebih lanjut.

Imigran dari berbagai bagian di Afrika menempuh perjalanan ke Italia dengan perahu dalam jumlah besar saban pekan. Perjalanan itu sering mengakibatkan bencana maritim besar. Dalam insiden terpisah awal pekan ini, hampir 10 ribu orang diselamatkan dari perahu yang tenggelam di perairan antara Libya dan Italia.

Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) mencatat bahwa Italia dan Yunani adalah dua negara terbesar penerima pengungsi yang menerima atau menyelamatkan sekitar 31.500 orang sepanjang tahun ini saja. Namun angka-angka tersebut kemungkinan terus meningkat.

Meskipun angka yang terungkap cukup tinggi, UNHCR mencatat jumlah pasti pengungsi tidak diketahui lantaran banyak yang binasa di tengah laut tanpa sempat didokumentasikan. Setidaknya 500 orang diyakini tewas saat mencoba menyeberangi Laut Mediterania sejak awal Januari 2015.
(kompas/tribunenews/tempo.co/ pulo lasman simanjuntak)


Teks Foto : dok: imigran gelap. foto: worldmaritimenews.com