Jakarta,eMaritim.Com,- Badan Penelitian dan Pengembangan
Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP) mengkaji kegiatan budidaya
ikan di Danau Toba (Sumut)sudah over eksploitasi. Untuk menjaga
kelestarian lingkungan dan demi mendukung keberlanjutan ekonomi masyakat
setempat, Balitbang KP merekomendasikan perlunya langkah moratorium dan
rasionalisasi pengelolaan KJA (keramba jaring apung) di dua perairan
penting tersebut.
Kepala Balitbang KP Achmad Poernomo, kegiatan budidaya ikan di perairan Toba dan Citarum sudah berlebihan (over eksploitasi), jauh melebihi daya dukung alamiahnya. Produksi ikan budidaya melalui KJA di Danau Toba tahun 2012, misalnya, sudah mencapai 75.559 ton.
Padahal, daya dukungnya maksimal sekitar 50.000 ton. Artinya terjadi over produksi sekitar 25.500 ton atau kelebihan sekitar 51% dari kapasitas daya dukungnya.
"Kegiatan budidaya ikan yang berlebihan telah mencemari lingkungan, mengurangi kualitas air, dan mengganggu keanekaragaman hayati di sana," kata Achmad, baru-baru ini.
Untuk diketahui, di danau seluas 112.970 ha dan kedalaman maksimum 529 meter itu terdapat ikan endemik seperti ikan Batak (Neolissochilus thienemanni) yang keberadaannya hampir punah, Rasbora tobana (near endemic), dan Remis Toba (Corbicula tobae).
Ikan Batak yang terancam punah disinyalir disebabkan oleh siltasi, polusi, perubahan tinggi muka air dan ikan introduksi.
Jenis ikan asli lainnya adalah Aplocheilus panchax, Nemacheilus pfeifferae, Homaloptera gymnogaster, Channa gachua, Channa striata, Clarias batrachus, Barbonymus gonionotus, B. schwanenfeldii, Danio albolineatus, Osteochilus vittatus, Puntius binotatus, Rasbora jacobsoni, Tor tambra, Betta imbellis, Betta taeniata dan Monopterus albus.
Jenis ikan asli lain yang populasinya menurun adalah ikan pora-pora atau undalap.(kontan.co.id/siman/juntak)
sumber foto : sumutpos.com
Kepala Balitbang KP Achmad Poernomo, kegiatan budidaya ikan di perairan Toba dan Citarum sudah berlebihan (over eksploitasi), jauh melebihi daya dukung alamiahnya. Produksi ikan budidaya melalui KJA di Danau Toba tahun 2012, misalnya, sudah mencapai 75.559 ton.
Padahal, daya dukungnya maksimal sekitar 50.000 ton. Artinya terjadi over produksi sekitar 25.500 ton atau kelebihan sekitar 51% dari kapasitas daya dukungnya.
"Kegiatan budidaya ikan yang berlebihan telah mencemari lingkungan, mengurangi kualitas air, dan mengganggu keanekaragaman hayati di sana," kata Achmad, baru-baru ini.
Untuk diketahui, di danau seluas 112.970 ha dan kedalaman maksimum 529 meter itu terdapat ikan endemik seperti ikan Batak (Neolissochilus thienemanni) yang keberadaannya hampir punah, Rasbora tobana (near endemic), dan Remis Toba (Corbicula tobae).
Ikan Batak yang terancam punah disinyalir disebabkan oleh siltasi, polusi, perubahan tinggi muka air dan ikan introduksi.
Jenis ikan asli lainnya adalah Aplocheilus panchax, Nemacheilus pfeifferae, Homaloptera gymnogaster, Channa gachua, Channa striata, Clarias batrachus, Barbonymus gonionotus, B. schwanenfeldii, Danio albolineatus, Osteochilus vittatus, Puntius binotatus, Rasbora jacobsoni, Tor tambra, Betta imbellis, Betta taeniata dan Monopterus albus.
Jenis ikan asli lain yang populasinya menurun adalah ikan pora-pora atau undalap.(kontan.co.id/siman/juntak)
sumber foto : sumutpos.com