Migas, Lifting Minyak Terancam Anjlok 16.000 Barel/Hari -->

Iklan Semua Halaman

Migas, Lifting Minyak Terancam Anjlok 16.000 Barel/Hari

Pulo Lasman Simanjuntak
30 April 2015
Jakarta,eMaritim.Com,- Selama 10 tahun terakhir, realisasi lifting minyak tidak pernah mencapai taget. Selain tak memenuhi target, sejak 2004 minyak yang diproduksi juga terus menurun, dari 1037,8 ribu barel per hari (bph) menjadi 794 ribu (bph) pada 2014. Padahal pada 2003, realisasi lifting sempat surplus 52 ribu bph dari target APBN-P 2003, 1.092 ribu bph.

Realisasi lifting minyak sempat mendekati target yang ditetapkan APBN-P 2009 dan 2010. Bahkan pada 2010, selisih antara target dengan realisasi sempat mencapai 11,1 ribu bph. Namun selisihnya kembali melebar hingga 128,7 ribu bph pada 2013.

Penentuan target lifting dalam APBN-P 2015 lebih rendah dari prediksi sebelumnya sebesar 849.000 – 900.000 bph. Menteri ESDM Sudirman Said, mengatakan akan berat bila menargetkan lifting minyak di atas 825.000 bph, karena jumlah lifting minyak berdasar pada kemampuan produksi sumur-sumur yang ada saat ini.

Tak pelak, penurunan lifting minyak ini nantinya akan sangat berpengaruh pada penerimaan negara. Apalagi harga minyak di pasaran internasional sedang berada di level terendah. ”Turun sekitar Rp 100 triliun," ujarDirektur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Askolani dalam pesan yang diterima Suara Karya, Senin (27/4/2015).

Berdasarkan data Kementerian EDSM tahun 2015, lima besar penyumbang lifting tersebar yakni, Chevron 280 ribu bph, Pertamina EP 128,4 ribu bph, Mobile Cepu Ltd (Exxon) 99,6 ribu bph, Total 62,6 ribu bph, dan Pertamina PHE ONWJ 41,3 bph.

Totok Daryanto, Anggota Komisi VII, DPR RI, mengatakan banyak faktor yang membuat target lifting minyak dan gas bumi makin anjlok. Di antaranya perizinan yang berbelit-belit.

Saat ini tidak ada progres berarti dalam solusi SKK Migas. Beberapa tahun belakangan ini SKK Migas mengalami banyak kebuntuan. Hal itu karena lemahnya koordinasi dan minim terobosan, padahal sudah ada insentif yang diberikan oleh Pemerintah selama ini.

”Kita memang tidak sedang menyederhanakan persoalan, tapi jika setiap tahun SKK Migas mengungkapkan permasalahan serupa namun tak berubah dan tak ada kemajuan, sehingga sangat wajar lifting kita terus merosot setiap tahun,” kata Totok. (siman/juntak/pulo)
foto :merdeka.com