PT.Total E&P Indonesie Temukan Potensi Sumber Gas dari Lapangan Raksasa Blok Mahakam -->

Iklan Semua Halaman

PT.Total E&P Indonesie Temukan Potensi Sumber Gas dari Lapangan Raksasa Blok Mahakam

Pulo Lasman Simanjuntak
03 April 2015
Jakarta,eMaritim.Com,-PT Total E&P Indonesie berhasil menemukan potensi sumber gas dari lapangan raksasa Northwest Tunu 3D (NWT 3D) di Blok Mahakam yang berpotensi dengan kandungan gas sebesar 700 juta kaki kubik.

Potensi gas itu diyakini dapat mendukung seluruh lapangan yang masih dipakai Total.

"Kami baru selesai melakukan survei seismik 3 dimensi di Lapangan Tunu. Ini bukan pekerjaan mudah. Banyak waktu, tenaga, dan uang untuk melakukan seismik ini, hanya untuk mencari potensi minyak atau gas bumi di bawah tanah," kata President & General Manager Total E&P Indonesie, Hardy Pramono di kantornya, belum lama ini sepperti dikutip dari www.migasreview.com.

Oktober 2014 lalu perusahaan menyelesaikan survei seismik 3D di Lapangan Tunu yang telah berlangsung sejak April 2012 atau memakan waktu 18 bulan lamanya.

Hardy mengatakan, kegiatan tersebut dilaksanakan untuk menentukan dan mencari lokasi reservoir yang menjadi target pengeboran dan lokasi sumur, di zona Northwest Tunu.

"Untuk menyelesaikan seismik di Lapangan Tunu ini sangat susah karena berada di lokasi yang mencakup medan rawa-rawa di atas lumpur, melibatkan 1.500 orang pegawai, dengan peralatan dalam jumlah besar, seperti teknologi peledakan mutakhir dan lainnya," kata Hardy.

Vice President Geoscience & Reservoir Total E&P Indonesie Noor Syarifuddin menambahkan, Lapangan Tunu termasuk kategori lapangan raksasa, karena selain durasinya yang panjang, kegiatan survei seismik tersebut mencakup suatu hamparan wilayah yang cukup luas dengan panjang sekitar 75 km dan lebar 20 km sampai laut lepas. 

"Pada saat itu kami tidak menyadari telah menemukan lapangan raksasa dengan panjang 75 km lebar 20 km sampai laut lepas. Awalnya menemukan lapangan Tunu reservoirnya kecil-kecil namun jumlahnya ribuan sumur. Setelah itu mulai terlihat sumurnya saling berhubungan dan hidrokarbonnya saling berkaitan. Lahirnya tidak seketika tapi bertahap dengan potensi kandungan gas sebanyak 700 juta kaki kubik,"ungkap Noor.

Apalagi, tambah Noor, Lapangan Tunu berada di 3 desa dengan penduduk 20 ribu jiwa yang 80 persennya bermatapencaharian nelayan. Ini menjadi salah satu kesulitan lagi dalam pencarian hidrokarbon. Pihaknya kini harus aktif melakukan sosialisasi kepada masyarakat setempat, dengan kompensasi yang diberikan Rp 3 juta/hektare tambak ikan atau udang yang areanya digunakan untuk survei seismik 3 D.

"Tidak hanya tambak. Ketika proses seismik di laut atau sungai, pasti di bawahnya ada rumpon-rumpon milik nelayan. Itu juga harus diberikan kompensasi. Susahnya, ketika dilakukan perhitungan kompensasi, jumlah penduduk dan nelayannya seketika meningkat pesat karena penduduk dari daerah lain ikut masuk," ungkap Noor.

Begitu ada kegiatan di Lapangan Tunu, seperti seismik, salah sedikit dapat mengganggu kegiatan produksi sehari-hari karena berada posisi dekat dengan penduduk.

"Ketika kegiatan seismik dilakukan, semua kegiatan harus dihentikan dan nelayan tidak boleh melintas. Ini terkait faktor keselamatan karena kami melakukan peledakan (bom) di beberapa daerah yang dilakukan seismik," tukas Noor.(pulo lasman simanjuntak)

Teks Foto : Vice President Geosciences & Reservoir (GSR) Noor Syarifuddin saat menjelaskan proses PT Total E&P Indonesie berhasil menemukan potensi sumber gas dari lapangan raksasa Northwest Tunu 3D (NWT 3D) Blok Mahakam, di kantor TOTAL Jakarta, belum lama ini. (Fachry Latief/ MigasReview.com/eMaritim.Com)