Sea Shepherd Selamatkan ABK Indonesia di Laut Afrika Barat -->

Iklan Semua Halaman

Sea Shepherd Selamatkan ABK Indonesia di Laut Afrika Barat

Pulo Lasman Simanjuntak
10 April 2015
Sydney, eMaritim.Com,- Organisasi konservasi lautan nonprofit Sea Shepherd berhasil menyelamatkan sejumlah anak buah kapal (ABK), di antaranya ada beberapa ABK asal Indonesia yang mengapung di laut lepas pantai Afrika Barat, setelah mereka meninggalkan kapal penangkap ikan Thunder yang ditenggelamkan nakhoda pada Senin (6/4/2015) waktu setempat.

Beberapa ABK diselamatkan dan dibawa kapal Sam Simon. Kapal Sea Shepherd yang lain, Bob Barker, membuntuti kapal Thunder selama beberapa bulan sebelum akhirnya menerima panggilan darurat dari kapal tersebut pada Senin pagi. Kapten Kapal Bob Barker, Peter Hammerstedt, mengatakan bahwa Thunder melakukan penangkapan ikan secara ilegal dan perdagangan manusia.

Kelompok kapal Sea Shepherd direncanakan akan tiba di salah satu pelabuhan di Teluk Guinea kemarin. Menurut Hammerstedt, warga negara Indonesia (WNI) yang diselamatkan kapal milik Sea Shepherd itu merasa lega dan tidak terlihat khawatir. Namun, Hammerstedt mengatakan ada beberapa ABK yang terlihat kurang senang dengan kehadiran kapal milik Sea Shepherd.

”ABK yang berasal dari Spanyol terlihat tidak senang. Saya pikir kami bukan penyelamat yang mereka harapkan,” kata Hammerstedt. Maklum, peran mereka di lautan berseberangan satu sama lain. Sea Shepherd sudah melakukan kontak dengan penjaga pantai pelabuhan terdekat. Namun, tidak dengan otoritas pelabuhan. Mereka berharap dapat segera mendaratkan ABK Thunder.

”Kami akan menjaga mereka sebaik mungkin dan berharap dapat tiba di tempat tujuan secepat mungkin,” kata Hammerstedt, dilansir ABC . Adam Burling, petugas Sea Shepherd lainnya, mengatakan bahwa pihaknya menerima sinyal bahaya dari Thunder pada Senin sekitar pukul 04.00.

Beberapa kapal Sea Shepherd yang paling dekat langsung dikirim ke lokasi. Selain itu, mereka mengirimkan laporan kepada Otoritas Keamanan Maritim Australia sekaligus untuk meminta wewenang. Otoritas internasional terkait sudah mencurigai Thunder sebagai kelompok pemburu ikan ilegal sejak 2013.

”Kami mengikuti mereka selama 110 hari. Kami tahu kemarin (Senin) mereka kehabisan bahan bakar. Kami curiga kapten Thunder yang tahu hal itu, sengaja menenggelamkan kapal untuk menghilangkan bukti fisik,” kata Hammerstedt seperti disiarkan Koran Sindo, Rabu, 9 April 2015.

Selain itu, Sea Shepherd juga mengirimkan beberapa kru untuk memasuki Thunder. Di sana, mereka memeriksa ruang mesin yang sudah terendam air. Mereka menemukan beberapa pintu kapal yang sudah dibuka.

Dengan demikian, air laut akan mudah mengisi tubuh kapal di semua area. ”Menurut saya, kapal itu sengaja ditenggelamkan,” duga Hammerstedt. Hammerstedt menambahkan, kapten Thunder sudah sangat tertekan dan tahu akan berada di balik jeruji besi sehingga dia lebih senang memilih menenggelamkan kapalnya.

Meski Thunder karam, kru Sea Shepherd mengaku berhasil mengumpulkan bukti yang signifikan. ”Kami akan menyerahkannya ke pihak berwenang,” ujarnya.(jhonnie castro)