Menteri ESDM : Pembangunan Kilang RFCC Tahap Pertama Rampung Juni 2015 -->

Iklan Semua Halaman

Menteri ESDM : Pembangunan Kilang RFCC Tahap Pertama Rampung Juni 2015

Pulo Lasman Simanjuntak
04 Mei 2015
Jakarta,eMaritim.Com,-Pembangunan kilang Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) Tahap I di Cilacap, Jawa Tengah, akan dirampungkan pada Juni 2015. 


“Setelah rampung pada Juni, kilang itu akan dilanjutkan pada 2018 dengan Program Langit Biru," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said di Cilacap, Minggu (3/5/2015) seperti dilansir Antara dan MigasReview.

Pernyataan tersebut disampaikan Sudirman usai mengunjungi proyek pembangunan kilang RFCC di Kompleks Unit IV Kilang Pertamina di Cilacap, PLTU Karangkandri 2 berkapasitas 1x660 megawatt di Karangkandri, Kesugihan, dan proyek pembangunan pembangkit listrik Unit 2 berkapasitas 1x660 mw di Desa Bunton, Kecamatan Adipala, Cilacap.


Sudirman mengatakan, RFCC tersebut adalah modernisasi kilang untuk menghasilkan produk- produk bernilai tambah. Dalam hal ini, minyak mentah diproses menjadi bahan bakar minyak (BBM) RON 92 (Pertamax), propylene, dan produk-produk bernilai tambah tinggi lainnya.


“Jadi ini adalah pencapaian dari proses pengembangan menuju kemandirian energi di mana impor akan dikurangi dan produk-produk bisa disiapkan di dalam negeri,” kata Sudirman.


Ditambahkannya, Pertaminas Cilacap RU IV menyumbang 30 persen dari pasokan BBM nasional.

Sudirman juga mengatakan bahwa dia telah menandatangani peraturan menteri tentang kontrak perpanjangan blok minyak dan gas.


“Kami telah menyiapkan Peraturan Menteri yang akan menjadi panduan. Jadi, begitu kontrak selesai, kami akan menggunakan peraturan tersebut,” kata dia.


Proyek yang diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 28 Desember 2011 itu menelan investasi senilai US$1,4 miliar.


Proyek ini diperkirakan mampu meningkatkan produksi bensin sebesar 1,9 juta kiloliter per tahun, gas alam cair (LPG) sebesar 352.000 ton per tahun, dan produk propylene 142.000 ton per tahun. Produksi propylene diperkirakan meningkatkan pasokan untuk kebutuhan industri plastik petrokimia komestik yang selama ini tergantung pada impor. (pulo lasman simanjuntak)