Suatu Senja Tak Terlupakan Menyusuri Tepian Sungai Mahakam, Samarinda, Kalimantan Timur -->

Iklan Semua Halaman

Suatu Senja Tak Terlupakan Menyusuri Tepian Sungai Mahakam, Samarinda, Kalimantan Timur

Pulo Lasman Simanjuntak
05 Juli 2015
Jakarta,eMaritim.Com,-Seiring terbenamnya mentari-senja datang- dan  mulailah turun malam yang sungguh menyenangkan penulis ketika berkunjung seorang diri ke tepian sungai terpanjang di Indonesia yaitu Sungai Mahakam yang 'membelah' Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, Senin malam (29/6/2015).

 Tiupan angin lembut menyeruak rambut pada  sore jelang malam tersebut.Penulis mulai berjalan se orang diri menyusuri tepian Sungai Mahakam yang sejak pagihari hingga sore tadi lalu lintas air ( kapal ) tak henti-hentinya bergerak dari hulu ke hilir . 

Rona langit jingga di tepian  Sungai Mahakam membuat batin terus  menggumam.. ya Allah.....puji dan syukur atas udara segar dan nikmat hidup yang Engkau berikan. Lama  tertegun disitu.

Ah..mata penulis tiba-tiba tertuju pada benda-benda berbentuk binatang dan bercahaya. Wow, lampion-lampion indah menghiasi tepian Sungai Mahakam dikala sang surya  sudah tak bersinar lagi. 
Ada lampion Panda, Kangguru,dan masih banyak lagi, semua menarik dan lucu! Sungguh kontras dan membuat semarak di keremangan senja di tepian Sungai Mahakam yang selalu "berair' itu.
Pandangan penulis lalu ber‎paling pada gelak tawa dan canda riang anak-anak yang bermain dekat ayunan tak jauh dari  lampion-lampion tadi. Ada yang asyik  duduk dan ada pula yang mendorong ayunan itu . Ada pula yang berkejar-kejaran. 

 Gelak tawa dan binar mata bocah-bocah itu sungguh seperti mengingatkan penulis pada masa kanak-kanak yang indah dan penuh kenangan. Dan, itu terjadi lagi suatu senja yang tak terlupakan takkala menyusuri tepian Sungai Mahakam, Samarinda, provinsi Kalimantan Timur.
Tak lama kemudian beberapa pedagang makanan 'ringan'  sudah siap menjajakan dagangannya. Ada satu yang unik dan mengejutkan bagi penulis  yakni  kerak telor Betawi-jajanan khas Jakarta-  bisa sampai begitu jauh hadir di tepian Sungai Mahakam kota Samarinda ini.
 Luar biasa kekayaan kuliner nusantara kita. Tak jauh dari situ ada pula segerombolan lelaki berkerumun sambil berjongkok. Penulis mencoba mendekat pada mereka. Rupanya-lagi-lagi bisnis yang sedang ngetrend- batu-batu akik dalam ikatan cincin menjadi daya tarik yang luar biasa di semua lapisan masyarakat kita saat ini.Semua asyik menerawang batu-batu akik  itu bergiliran seraya diskusi seru bak perbincangan serius di sebuah seminar.
Sudah jauh kaki penulis melangkah menyusuri tepian Sungai Mahakam. Lelah. Penulis pun beralih ke seberang jalan. Di sepanjang jalan itu berdiri toko-toko penjual amplang- sering disebut kuku macan- sejenis kerupuk terbuat dari tepung dan ikan- penganan khas Samarinda berjajar sebelah menyebelah. Ada pula kue kemiri dan  keripik yang bisa dibeli sebagai oleh-oleh  khas dari Kota Samarinda.
Puas memilih penganan itu‎ dan membelinya, penulis pun  lantas melenggang keluar toko menuju penginapan. Dalam hati  tersenyum, sungguh mengesankan,suatu  senja tak terlupakan menyusuri Sungai Mahakam di Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur.. (rina darmawan)
sumber foto : www.google.com