Jepang Tawarkan Dukungan Pembangunan Poros Maritim -->

Iklan Semua Halaman

Jepang Tawarkan Dukungan Pembangunan Poros Maritim

Pulo Lasman Simanjuntak
27 Agustus 2015
Jakarta,eMaritim.Com,-Jepang menawarkan dukungan bagi program poros maritim yang digagas Presiden Joko Widodo. Untuk itu, utusan khusus PM Jepang Sinzho Abe, Hiroto Izumi menemui Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli untuk menjajaki peningkatan kerja sama kedua negara, khususnya di bidang maritim.
 
“Tadi utusan khusus PM Jepang datang untuk menawarkan dukungan dalam rangka peningkatan kerja sama maritim. Selain itu, Mr Hiroto juga menyampaikan keinginan pemerintahnya ikut berkontribusi dalam pembangunan daerah, khususnya untuk wilayah Indonesia timur,” ujar Rizal Ramli kepada wartawan usai menerima Hiroto Izumi, di kantornya, Rabu (26/8/2015).

Menurut Menko, dukungan Jepang untuk pembangunan poros maritim antara lain dengan menawarkan pemeliharaan kapal yang meliputi pengadaan kapal dan pomosi industri kapal. Mereka juga ingin berkontribusi dalam keamanan maritim dalam bentuk sejumlah kerja sama teknik.

“Jepang juga ingin ikut berkontribusi  dalam pemelilharaan infrastruktur pelabuhan. Bentuknya berupa pembangunan pelabuhan baru di Timur Jakarta dan strategi  pemberdayaan sistem electronic data interchange (EDI) pelabuhan,” ungkap Menko Rizal Ramli.

Kepada wartawan Hiroto menjelaskan, Jepang sangat tertarik ikut berpartisipasi dalam pembangunan daerah, khususnya di kawasan Indonesia timur,termasuk Papua. Saat ini tengah berlangsung kerja sama dukungan pendirian fakultas teknologi Universitas Hasanuddin, Makasar. Sedangkan yang akan dilakukan berupa perbaikan arus  logistik di Papua. Khusus yang terakhir ini kerja sama berupa bantuan hibah. 

“Kami juga ingin berkontribusi dalam pembangunan daerah, terutama proyek pembangunan infrasruktur  di daerah untuk penanggulan kemiskinan. Program ini meliputi pemeliharan jalan, Puskemas, dan sekolah-sekolah,” tutur Hiroto.

Kereta api super cepat
Rizal Ramli mengakui, bahwa pembicaran tadi juga menyinggung proyek kereta api super cepat Jakarta-Bandung.  Bagi Indonesia, lanjut dia, prinsip utamanya sejauh mungkin pembangunan infrastruktur di Jawa tidak menggunakan APBN. Prinsip ini menjadi sangat penting, terutama saat perekonomian nasional terus melemah seperti sekarang. Itulah sebabnya, diupayakan sumber-sumber dana alternatif.

 “Singkatnya, kami ingin proyek ini bisa memberi manfaat sebesar-besarnya bagi bangsa Indonesia. Antara lain dari sisi penyerapan tenaga kerja baik saat konstruksi maupun operasi, transfer teknologi, dan multiplyer effect lainnya,” kata Rizal Ramli. 

Menko juga menegaskan faktor keamanan menjadi sangat penting karena yang akan dibangun adalah kereta api dengan kecepatan hingga 350 km/jam. Dengan kereta ini, Jakarta-Bandung ditempuh dalam waktu hanya 36 menit. Pemerintah tidak ingin mengambil risiko sekecil apa pun karena mengabaikan faktor keselamatan.(siaran pers humas menko kemaritiman dan sumber daya/eykel lasflorest/pls)