Jakarta,eMaritim.Com,-Menteri Perhubungan Ignasius Jonan membuka secara resmi Rapat Umum Anggota
(RUA) XVI Indonesian National Shipowners’
Association (INSA), pada Kamis siang (20/8) di Hotel Indonesia Kempinski,
Jakarta. Agenda Rapat Umum Anggota (RUA) INSA ini diselenggarakan setiap 4
(empat) tahun sekali dan pada tahun ini RUA INSA mengusung tema “INSA Sebagai
Sabuk Nusantara Menuju Poros Maritim Dunia”.
“Saya mengharapkan
INSA menjadi partner pemerintah untuk
memajukan transportasi angkutan laut. Satu hal yang tidak bisa ditawar adalah safety karena itu kewajiban kita semua. Safety itu beyond bisnis dan beyond
nationality. Safety itu humanity”, demikian harapan Menhub
Ignasius Jonan dalam sambutannya dalam pembukaan RUA XVI INSA, di Hotel
Kempinski Jakarta.
Menhub juga
mengingatkan kepada BKI agar harus jauh lebih siap, investasi yang besar,
tenaganya ditingkatkan, dan sebagainya, supaya tugas pemerintah di dalam
sertifikasi kapal bisa sebanyak mungkin dialihkan kepada BKI karena BKI
bertugas atas nama negara.
Tentang poros
maritim, Menhub menjelaskan bahwa pemerintah mencoba berinisiatif untuk
angkutan barang dengan kapal yang berjadwal diusahakan di pulau-pulau terpencil
atau pulau-pulau kecil.
“Ini masih debat
apakah nanti penugasan ini akan dibuka untuk semua liner atau ditugaskan ke
PELNI saja. Untuk sementara, bila Bapak Presiden berkenan akan kami tugaskan ke
PELNI dulu. Ini untuk sementara saja. Karena saya juga tidak suka kalau subsidi
itu seumur hidup”, tegas Jonan.
Mengenai pelayanan
kapal perintis, Jonan menegaskan bahwa harus ada satu standar pelayanan minimum
yang berlaku untuk semua kapal perintis.
“Satu tantangan besar
seperti kapal-kapal perintis yang disubsidi negara, kualitas dan kualitas
pelayanannya beda-beda. Saya tidak suka seperti itu. Harusnya ditentukan
standar pelayanan minimumnya. Semua harus memenuhi itu,” tegas Jonan. Menhub juga
menegaskan bahwa dirinya sepakat dengan Asas Cabotage asalkan tidak menyandera
kepentingan nasional yang lebih luas.
Menyinggung masalah
pariwisata bahari, Menhub menyampaikan harapannya mengenai kapal penumpang/gross yang dapat melayani ke seluruh pulau-pulau
di Indonesia.
“Saya selalu berharap
ada perusahaan pelayaran nasional yang mau mengoperasionalkan kapal gross. Saya sudah katakan kepada Dirjen
Hubla, kalau tidak ada, boleh kapal gross
asing dengan rekomendasi dari INSA bahwa kapal jenis ini tidak tersedia. Ini
sangat penting sekali karena pemerintah sangat mendorong industri pariwisata,
terutama pariwisata bahari”, demikian jelas Jonan.
Jonan juga
mengingatkan para anggota INSA untuk menjaga rasa nasionalisme dalam
menjalankan bisnisnya. “Mengenai pajak, kami mendorong saja sepanjang masuk
akal. Dengan catatan tidak boleh ada transfer financing, karena kalau ada hal itu, saya dan Menteri Keuangan akan
kejar. Itu namanya nasionalisme,” tegas Jonan.
Pada akhir
sambutannya, Menhub sekali lagi mengingatkan kepada seluruh anggota INSA bahwa
INSA adalah organisasi pengusaha sehingga orientasi organisasi ini harus tetap
berorientasi pada bisnis, tidak pada tujuan yang lain.
Momentum Penting
Sementara Ketua Umum
INSA, Carmelita Hartoto, dalam sambutannya menyampaikan bahwa agenda RUA XVI
ini berada dalam momentum yang penting karena sebagai mitra strategis
pemerintah, INSA secara konsisten membantu pemerintah dalam mengawal keberadaan
asas cabotage dan UU No. 17 Tahun 2008, dengan memberdayakan dan mengutamakan
pengusaha nasional tanpa kecuali, dan mewajibkan menggunakan kapal berbendera
merah putih untuk angkutan antar pelabuhan dan pulau di Indonesia.
Kesepakatan
masyarakat ekonomi ASEAN, sangat memerlukan pemikiran global, khususnya
industri pelayaran yang nantinya harus bisa bersaing dengan perusahaan dari
negeri ASEAN, dimana dimulainya era globalisasi berarti akan terbukanya lintas
batas antar negara.
Program pemerintah
berkenaan dengan Nawacita Tol Laut dan menjadikan Indonesia sebagai poros
maritim dunia merupakan tantangan bagi dunia maritim Indonesia. INSA sebagai
partner strategis telah secara intens bergandengan tangan dengan pemerintah dan
stakeholder lainnya agar selalu berjalan dengan program pemberdayaan industri
pelayaran nasional dalam mendukung terciptanya poros maritim dunia yang
dicanangkan pemerintah dan menjadikan perusahaan pelayaran nasional menjadi
tuan rumah di negeri sendiri.
Carmelita juga
mengajak para peserta agar menjadikan RUA XVI sebagai momentum terbaik untuk
menggalang potensi pelayaran nasional seutuhnya yang memiliki daya saing dan
tingkat kredibilitas yang tinggi dalam menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN.
Carmelita menjelaskan
bahwa selama 4 tahun terakhir, INSA telah melakukan berbagai upaya agar program
pemerintah tentang asas cabotage dapat terlaksana sehingga hampir seluruh
muatan antar pelabuhan dan antar pulau dalam negeri ini telah berhasil diangkut
sepenuhnya oleh kapal-kapal berbendera merah putih.
RUA XVI INSA ini akan
berlangsung pada 20-21 Agustus 2015 dan diselenggarakan untuk memilih
kepengurusan DPP INSA untuk periode 2015-2019. (www.dephub.go.id/ eykel lasflorest/pulo lasman simanjuntak)