Darurat Kesehatan : Asap Akibat Kebakaran Hutan dan Lahan Gambut Mulai Timbulkan Korban Jiwa -->

Iklan Semua Halaman

Darurat Kesehatan : Asap Akibat Kebakaran Hutan dan Lahan Gambut Mulai Timbulkan Korban Jiwa

Pulo Lasman Simanjuntak
23 Oktober 2015
Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan gambut juga dirasakan di sekitar Sungai Musi, Kota Palembang, Sumatera Selatan. Tampak kegiatan lalu lintas air (kapal dan perahu tradisionil) di pinggir Sungai Musi yang sampai Jumat (23/10/2015) masih "diselimuti" kabut asap tebal sehingga jarak pandang sangat terbatas. (Foto : Lasman Simanjuntak/eMaritim.Com)

Jakarta,eMaritim.Com,-Kebakaran hutan dan lahan gambut yang terjadi sejak tiga bulan tahun 2015 ini di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Provinsi Papua merupakan yang terparah sejak tahun 1997.

Bahkan Menteri Kesehatan  Nila F Moeloek di Jakarta, Kamis (22/10/2015)  telah menetapkan kondisi darurat kesehatan pada 79 kabupaten/kota di Sumatera dan Kalimantan yang terkena dampak asap kebakaran hutan dan lahan gambut.

Sedangkan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar mengatakan kebakaran hutan tahun ini  yang terbesar dalam kurun waktu beberapa tahun belakangan ini.

"Saya melihat dari atas pesawat kepulan asap  sangat mengerikan. Seakan-akan dunia ini sudah kiamat," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Kamis (22/10/2015).

Berdasarkan sumber yang diperoleh wartawan eMaritim.Com, sampai Jumat (23/10/2015), akibat kebakaran hutan dan lahan gambut telah menimbulkan korban jiwa yakni 10 orang (kebanyakan anak-anak akibat penyakit Ispa-red) meninggal dunia.

Teks Foto : Wartawan eMaritim.Com dengan mempergunakan "masker" merasakan langsung betapa perihnya mata dan sesak nafas akibat kepulan asap kebakaran hutan dan lahan gambut. Gambar di ambil Senin malam (19/10/2015) di tepi Sungai Musi, Kota Palembang, Sumatera Selatan. (Foto:Ist/eMaritim.Com)

Berita terakhir malam ini menyebutkan kepulan asap kebakaran hutan dan lahan gambut di Palangkaraya, Provinsi Kalimantan Tengah, telah berwarna " kuning" yang berarti asap dan udara di sekitarnya telah mengandung "racun" yang bisa membawa kematian bagi orang yang menghirupnya.

Bandara Udara  di Pekan Baru, Riau, dan di Kota Jambi telah ditutup dalam minggu-minggu ini lantaran jarak pandang akibat bencana asap kebakaran hutan hanya mencapai 10 meter s/d 25 meter.

Sebagian warga di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah telah "diungsikan" ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Ayo.... kita bersikap peduli kepada para korban bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan gambut di Indonesia. (pulo lasman simanjuntak)