Angkutan Kapal Barang Berjadwal Turunkan Disparitas Harga -->

Iklan Semua Halaman

Angkutan Kapal Barang Berjadwal Turunkan Disparitas Harga

Pulo Lasman Simanjuntak
06 Desember 2015

Jakarta, eMaritim.Com,-Kementerian Perhubungan meluncurkan angkutan kapal barang berjadwal dalam program tol laut yang digagas oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Diluncurkannya angkutan kapal barang berjadwal perdana dalam program Tol Laut ini, dilatarbelakangi karena adanya disparitas harga yang cukup tinggi antara wilayah barat dan timur


”Pertumbuhan ekonomi yang terpusat di Pulau Jawa mengakibatkan transportasi laut di Indonesia tidak efisien dan mahal karena tidak adanya muatan balik dari wilayah-wilayah yang pertumbuhan ekonominya rendah, khususnya di Kawasan Timur Indonesia (KTI),” kata Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, seusai meresmikan peluncuran angkutan kapal barang berjadwal bersama Menteri Perdagangan Thomas Lembong, di Terminal Penumpang, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, awal November lalu.

Menurut Menteri Perhubungan, pada prinsipnya tot laut merupakan penyelenggaraan angkutan laut secara tetap dan teratur yang menghubungkan pelabuhan-pelabuhan hub disertai feeder dan Sumatera hingga ke Papua dengan menggunakan kapal-kapal berukuran besar sehingga diperoleh manfaat ekonomisnya.

Diharapkan dengan adanya program angkutan kapal barang berjadwal ini dapat menurunkan disparitas harga untuk wilayah Indonesia Timur dengan wilayah produksi yang sebagian besar ada di wilayah Indonesia bagian Barat.

Menteri Perhubungan mengaku optimistis perbedaan harga antara wilayah Indonesia bagian Barat dan Timur bisa hilang. Keoptimisan Menteri Jonan berangkat dari penerapan aturan bahwa kapal tetap akan jalan walau tak ada barang yang diangkut.

Bahkan, dirinya menyakini operator kapal tidak akan merugi meski berlayar tidak dalam posisi muatan penuh lantaran Pelni telah menerima subsidi atau public service obligation (PSO) untuk menutup biaya operasional bila kapal sepi barang.

Angkutan kapal barang berjadwal ini akan melayani rute nonkomersial yang jarang atau tidak dilayani kapal niaga komersial. Dengan adanya angkutan kapal barang berjadwal, angkutan logistik di pulau kecil ataupun Indonesia Timur bisa diturunkan.

Bila rute tol laut sudah mulai dilalui oleh kapal niaga komersial swasta secara berjadwal, Kemenhub akan memindahkan trayek subsidi ke trayek lain yang masih belum terlayani angkutan kapal barang berjadwal.

Menteri Perdagangan Thomas Lembong mengatakan, pihaknya berkomitmen terus memperkuat pasar dalam negeri. Salah satunya dengan menjaga stabilitas harga barang kebutuhan pokok dan barang penting melalui angkutan kapal barang berjadwal.

Program ini mencakup distribusi barang lewat laut hingga daerah ter­pencil di Indonesia bagian Timur. ”Analisa untuk program ini diharapkan harga distribusi barang di daerah terpencil bisa turun 30 persen, ujar Lembong.

Menurut Lembong, selama ini terjadi disparitas harga sangat tinggi antara barang di Indonesia bagian Barat dengan di Timur. Biaya logistik Indonesia selama ini di atas negara tetangga.

Sementara itu, Dirjen Perhubungan Laut Bobby M Mamahit dalam keterangannya mengemukakan, Kemenhub juga telah meluncurkan 6 trayek angkutan kapal barang berjadwal.

Untuk merealisasikan peng­operasian trayek ini, Kemenhub menunjuk PT Pelni (Persero) sebagai operator. Pelni akan mengoperasikan 6 kapal barang berjadwal untuk berlayar ke enam rute.
Program ini bertujuan untuk menghubungkan pelabuhan-pelabuhan besar yang ada di nusantara. Dengan adanya hubungan antara pelabuhan-pelabuhan laut ini, maka dapat diciptakan kelancaran distribusi barang hingga ke pelosok.

Keenam jaringan trayek tol laut tersebut antara lain:
–              Tanjung Perak (Jawa Timur)-Tual (Maluku)-Fakfak (Papua Barat)-Kaimana (Papua)-Timika (Papua)-Kaimana-Fak-Fak-Tual-Tanjung Perak.

–              Tanjung Perak-Saumlaki (Maluku)-Dobo B-(Maluku)-Merauke (Papua)-Dobo-Saumlaki-Tanjung Perak.

–              Tanjung Perak-Reo (Nusa Tenggara Timur/NTT)-Maumere (NTT)-Lewoleba (NTT)-Rote (NTT)-Sabu (NTT)-Waingapu (NTT)-Sabu-Lewoleba-Maumere-Reo-Tanjung Perak.

–              Tanjung Priok (DKI Jakarta)-Biak (Papua)-Serui (Papua)-Nabire (Papua)-Wasior (Papua Barat)-Manokwari (Papua Barat)-Wasior-Nabire-Serui-Biak-Tanjung Priok.

–              Tanjung Priok-Ternate (Maluku Utara)-Tobelo (Maluku Utara)-Babang (Maluku Utara)-Tobelo-Ternate-Tanjung Priok.

–              Tanjung Priok-Kijang (Kepulauan Riau)-Natuna (Kepulauan Riau)-Kijang-Tanjung Priok. (lasman simanjuntak)
sumber berita dan foto : hu.suara karya ( 3 desember 2015)