Jakarta,eMaritim.Com,- Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI)
menilai bahwa melihat realitas di 2015, dampak transisi
perubahan kebijakan masih akan terasa di tahun 2016. Kami menduga kontribusi Sektor Perikanan terhadap
PDB Nasional berdasarkan harga berlaku masih pada kisaran 2,5%. Begitupun PNBP
di Sektor Perikanan masih pada
kisaran Rp 300 – 400 Milyar, demikian disampaikan
Niko Amrullah Wakil Sekjen DPP KNTI di Jakarta , Minggu (27/12/2015).
Proyeksi
ini bisa tidak berlaku, lanjut Niko, atau bahkan dapat melampaui pencapaian di 2015 bilamana pemerintah
melakukan upaya segera untuk menjawab keperluan peralihan alat tangkap ramah
lingkungan, menjaga harga jual komoditas ikan dan produk perikanan, kemudahan
akses terhadap modal usaha, serta menyelenggarakan sistem perijinan mudah,
murah dan akuntabel di awal 2016 ke depannya.
Ada 3 faktor pendukung
momentum perbaikan pengelolaan perikanan di 2016 “, ucap Niko. Pertama, pemberantasan
illegal fishing yang dilakukan secara terus-menerus sehingga berhasil
meneyelamatkan sumber daya dan menjaga keberlanjutan sumberdaya ikan.
Estimasi
paling moderat sekitar 1 juta ton ikan terselamatkan dari praktik IUU Fishing.
Jika benar, maka potensi ini berpeluang meningkatkan pendepatan nelayan. Kedua , peningkatan anggaran
KKP, khususnya terkait peningkatan kesejahteraan nelayan, semisal: pengadaan
lebih dari 3.000 kapal, pengadaan alat tangkap, benih ikan dst di 2016. Ketiga, terus berkembang dan
terbangunnya organisasi nelayan dan koperasi nelayan di berbagai daerah
Indonesia.
Namun ada enam hal yang menjadi penghambat di
tahun 2016. Pertama, partisipasi masyarakat nelayan dalam inisiasi program dan kebijakan
perikanan dan kelautan masih dikesampingkan. Kedua, perubahan iklim dan
cuaca ekstrem semakin panjang periodenya. Ketiga, akses terhadap Kredit
Usaha Rakyat (KUR) tanpa agunan kepada nelayan, seperti dijanjikan pemerintah,
belum benar-benar terealisasi di lapangan. Keempat, kepercayaan
masyarakat terhadap penegakan hukum di laut terbilang rendah. Kelima, harga input produksi
semacam BBM dan pakan ikan di kampung-kampung nelayan masih belum terkendali.
" Keenam, munculnya perlawanan
balik dari sederet perusahaan perikanan yang merasa dirugikan oleh kebijakan
pemerintah di 2015 “ ungkap Niko.
Ketua Bidang Hukum dan Pembelaan Nelayan DPP KNTI
Martin Hadiwinata menambahkan bahwa untuk menggenjot
produksi perikanan tangkap di 2016 terbilang sulit. Selain karena kapasitas
tangkapannya sudah terbilang over eksploitasi, ada persoalan kelembagaan perikanan
tangkap yang belum tuntas.
Misalnya, alokasi perijinan dan skema perijinan baru yang tersosialisasikan. Pengukuran ulang kapal
ikan yang belum tuntas, sedangkan di lain hal terdapat bantuan lebih dari 3.000 kapal masih akan membutuhkan waktu untuk pembangunannya.
“Sebagai alternatif,
peningkatan produksi perikanan dapat di pasok dari sub sektor perikanan
budidaya. Idealnya, peningkatan produksi perikanan budidaya di 2016 dapat
meningkat 3 kali atau bahkan 4 kali lebih besar dari produksi perikanan tangkap
di 2014 “ kata Martin.
Sebagai
prasyaratnya, lanjut Martin, pemerintah harus memastikan harga pakan terkendali, tersedia benih
yang berkualitas, serta di dukung dengan lingkungan perairan yang sehat.
Komoditas udang dan tuna masih akan mendapati proporsi terbesar dalam ekspor
perikanan di 2016.
“ Oleh sebab itu, di Tahun 2016 pemerintah khususnya
KKP harus berfokus pada agenda
kesejahteraan untuk memanfaatkan momentum perairan Indonesia yang bebas dari
pencurian ikan “ ucap Martin.
Martin menguraikan bahwa strategi
kesejahteraan ini harus di awali dengan meningkatkan partisipasi
organisasi-organisasi nelayan di seluruh Indonesia dalam menentukan inisiatif
program dan arah kebijakan kelautan dan perikanan ke depannya. Lalu, melibatkan organisasi-organisasi nelayan dalam implementasi
dan pengawasan program.
“Terakhir, memberikan
dukungan kepada organisasi-organisasi nelayan untuk meningkatkan kapasitasnya
masing-masing dalam hal aktivitas ekonomi, sosial, dan budaya. Dengan begitu,
kesejahteraan nelayan akan terus mengawal keberlanjutan pemberantasan pencurian
ikan”, pungkas Martin .(**/lasman simanjuntak)
foto : liputan6.com
foto : liputan6.com