Jakarta,eMaritim.Com,- Berlarutnya
keputusan pengembangan Blok Masela ternyata mulai memberi dampak negatif. Inpex
Corporation selaku operator ladang gas tersebut berencana mulai memangkas
jumlah karyawannya.
Kepala
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK
Migas) Amien Sunaryadi mengatakan menerima surat dari Inpex Corporation
pada 11 Maret 2016 perihal rencana pengurangan karyawan.
Tidak
tanggung-tanggung, Inpex hendak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) hingga
40 persen pegawainya yang bekerja di Masela. Saat ini jumlah pegawai Inpex di
Masela sekitar 350 sampai 400 orang.
Sejalan
dengan Inpex, Shell yang juga memiliki hak pengelolaan 35 persen di blok
tersebut juga akan melakukan PHK. Presiden Direktur Shell bahkan sudah
memberitahukan kepada para teknisinya untuk segera mencari pekerjaan baru.
“Karena sampai 10 Maret belum ada keputusan dari revisi proposal pengembangan
wilayah Masela yang sudah diajukan awal September tahun lalu,” kata
Amien saat memberikan keterangan resminya, di Kantor SKK Migas, Jakarta,
Rabu malam, 15 Maret 2016.
Jumlah teknisi yang bekerja untuk Shell sebanyak 43
orang dari berbagai negara. Rinciannya, sembilan di Jakarta, sembilan di
Kuala Lumpur, dan 25 orang di Belanda.
Meski kedua
kontraktor migas tersebut berencana mengurangi pegawai, Inpex Indonesia masih
berharap persetujuan mengenai pengembangan Blok Masela dapat segera diberikan.
Jika tidak maka proyek tersebut akan semakin tertunda.
Menurut Amien, walaupun
sekarang pemerintah mengambil keputusan sesuai dengan proposal Inpex, yakni
menggunakan skema pembangunan kilang di laut atau Floating Liquefied Natural
Gas (FLNG), proyek tersebut akan tetap molor. (***/katadata/lasman simanjuntak)
-
KATADATA - Berlarutnya
keputusan pengembangan Blok Masela ternyata mulai memberi dampak
negatif. Inpex Corporation selaku operator ladang gas tersebut berencana
mulai memangkas jumlah karyawannya.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amien Sunaryadi mengatakan menerima surat dari Inpex Corporation pada 11 Maret 2016 perihal rencana pengurangan karyawan. Tidak tanggung-tanggung, Inpex hendak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) hingga 40 persen pegawainya yang bekerja di Masela. Saat ini jumlah pegawai Inpex di Masela sekitar 350 sampai 400 orang. (Baca: Inpex Desak Pemerintah Segera Putuskan Blok Masela).
Sejalan dengan Inpex, Shell yang juga memiliki hak pengelolaan 35 persen di blok tersebut juga akan melakukan PHK. Presiden Direktur Shell bahkan sudah memberitahukan kepada para teknisinya untuk segera mencari pekerjaan baru. “Karena sampai 10 Maret belum ada keputusan dari revisi proposal pengembangan wilayah Masela yang sudah diajukan awal September tahun lalu,” kata Amien saat memberikan keterangan resminya, di Kantor SKK Migas, Jakarta, Rabu malam, 15 Maret 2016. Jumlah teknisi yang bekerja untuk Shell sebanyak 43 orang dari berbagai negara. Rinciannya, sembilan di Jakarta, sembilan di Kuala Lumpur, dan 25 orang di Belanda.
Meski kedua kontraktor migas tersebut berencana mengurangi pegawai, Inpex Indonesia masih berharap persetujuan mengenai pengembangan Blok Masela dapat segera diberikan. Jika tidak maka proyek tersebut akan semakin tertunda. Menurut Amien, walaupun sekarang pemerintah mengambil keputusan sesuai dengan proposal Inpex, yakni menggunakan skema pembangunan kilang di laut atau Floating Liquefied Natural Gas (FLNG), proyek tersebut akan tetap molor. (Baca: Pakai Skema Darat, Proyek Blok Masela Bisa Molor).
- See more at: http://katadata.co.id/berita/2016/03/16/nasib-blok-masela-tak-jelas-inpex-ancam-kurangi-karyawannya#sthash.arsh2EwB.dpuf
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amien Sunaryadi mengatakan menerima surat dari Inpex Corporation pada 11 Maret 2016 perihal rencana pengurangan karyawan. Tidak tanggung-tanggung, Inpex hendak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) hingga 40 persen pegawainya yang bekerja di Masela. Saat ini jumlah pegawai Inpex di Masela sekitar 350 sampai 400 orang. (Baca: Inpex Desak Pemerintah Segera Putuskan Blok Masela).
Sejalan dengan Inpex, Shell yang juga memiliki hak pengelolaan 35 persen di blok tersebut juga akan melakukan PHK. Presiden Direktur Shell bahkan sudah memberitahukan kepada para teknisinya untuk segera mencari pekerjaan baru. “Karena sampai 10 Maret belum ada keputusan dari revisi proposal pengembangan wilayah Masela yang sudah diajukan awal September tahun lalu,” kata Amien saat memberikan keterangan resminya, di Kantor SKK Migas, Jakarta, Rabu malam, 15 Maret 2016. Jumlah teknisi yang bekerja untuk Shell sebanyak 43 orang dari berbagai negara. Rinciannya, sembilan di Jakarta, sembilan di Kuala Lumpur, dan 25 orang di Belanda.
Meski kedua kontraktor migas tersebut berencana mengurangi pegawai, Inpex Indonesia masih berharap persetujuan mengenai pengembangan Blok Masela dapat segera diberikan. Jika tidak maka proyek tersebut akan semakin tertunda. Menurut Amien, walaupun sekarang pemerintah mengambil keputusan sesuai dengan proposal Inpex, yakni menggunakan skema pembangunan kilang di laut atau Floating Liquefied Natural Gas (FLNG), proyek tersebut akan tetap molor. (Baca: Pakai Skema Darat, Proyek Blok Masela Bisa Molor).
- See more at: http://katadata.co.id/berita/2016/03/16/nasib-blok-masela-tak-jelas-inpex-ancam-kurangi-karyawannya#sthash.arsh2EwB.dpuf
KATADATA - Berlarutnya
keputusan pengembangan Blok Masela ternyata mulai memberi dampak
negatif. Inpex Corporation selaku operator ladang gas tersebut berencana
mulai memangkas jumlah karyawannya.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amien Sunaryadi mengatakan menerima surat dari Inpex Corporation pada 11 Maret 2016 perihal rencana pengurangan karyawan. Tidak tanggung-tanggung, Inpex hendak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) hingga 40 persen pegawainya yang bekerja di Masela. Saat ini jumlah pegawai Inpex di Masela sekitar 350 sampai 400 orang. (Baca: Inpex Desak Pemerintah Segera Putuskan Blok Masela).
Sejalan dengan Inpex, Shell yang juga memiliki hak pengelolaan 35 persen di blok tersebut juga akan melakukan PHK. Presiden Direktur Shell bahkan sudah memberitahukan kepada para teknisinya untuk segera mencari pekerjaan baru. “Karena sampai 10 Maret belum ada keputusan dari revisi proposal pengembangan wilayah Masela yang sudah diajukan awal September tahun lalu,” kata Amien saat memberikan keterangan resminya, di Kantor SKK Migas, Jakarta, Rabu malam, 15 Maret 2016. Jumlah teknisi yang bekerja untuk Shell sebanyak 43 orang dari berbagai negara. Rinciannya, sembilan di Jakarta, sembilan di Kuala Lumpur, dan 25 orang di Belanda.
Meski kedua kontraktor migas tersebut berencana mengurangi pegawai, Inpex Indonesia masih berharap persetujuan mengenai pengembangan Blok Masela dapat segera diberikan. Jika tidak maka proyek tersebut akan semakin tertunda. Menurut Amien, walaupun sekarang pemerintah mengambil keputusan sesuai dengan proposal Inpex, yakni menggunakan skema pembangunan kilang di laut atau Floating Liquefied Natural Gas (FLNG), proyek tersebut akan tetap molor. (Baca: Pakai Skema Darat, Proyek Blok Masela Bisa Molor).
- See more at: http://katadata.co.id/berita/2016/03/16/nasib-blok-masela-tak-jelas-inpex-ancam-kurangi-karyawannya#sthash.arsh2EwB.dpuf
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amien Sunaryadi mengatakan menerima surat dari Inpex Corporation pada 11 Maret 2016 perihal rencana pengurangan karyawan. Tidak tanggung-tanggung, Inpex hendak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) hingga 40 persen pegawainya yang bekerja di Masela. Saat ini jumlah pegawai Inpex di Masela sekitar 350 sampai 400 orang. (Baca: Inpex Desak Pemerintah Segera Putuskan Blok Masela).
Sejalan dengan Inpex, Shell yang juga memiliki hak pengelolaan 35 persen di blok tersebut juga akan melakukan PHK. Presiden Direktur Shell bahkan sudah memberitahukan kepada para teknisinya untuk segera mencari pekerjaan baru. “Karena sampai 10 Maret belum ada keputusan dari revisi proposal pengembangan wilayah Masela yang sudah diajukan awal September tahun lalu,” kata Amien saat memberikan keterangan resminya, di Kantor SKK Migas, Jakarta, Rabu malam, 15 Maret 2016. Jumlah teknisi yang bekerja untuk Shell sebanyak 43 orang dari berbagai negara. Rinciannya, sembilan di Jakarta, sembilan di Kuala Lumpur, dan 25 orang di Belanda.
Meski kedua kontraktor migas tersebut berencana mengurangi pegawai, Inpex Indonesia masih berharap persetujuan mengenai pengembangan Blok Masela dapat segera diberikan. Jika tidak maka proyek tersebut akan semakin tertunda. Menurut Amien, walaupun sekarang pemerintah mengambil keputusan sesuai dengan proposal Inpex, yakni menggunakan skema pembangunan kilang di laut atau Floating Liquefied Natural Gas (FLNG), proyek tersebut akan tetap molor. (Baca: Pakai Skema Darat, Proyek Blok Masela Bisa Molor).
- See more at: http://katadata.co.id/berita/2016/03/16/nasib-blok-masela-tak-jelas-inpex-ancam-kurangi-karyawannya#sthash.arsh2EwB.dpuf