Kepada Yth.Bapak Presiden RI,
Kami
haturkan “Salaam Perwira” sebagai tradisi santun sapa pembuka dalam Komunitas
Profesi Ikatan Korps Perwira Pelayaran Niaga Indonesia (IKPPNI).
Teriring
doa sejahtera bagi Pimpinan Tertinggi NKRI, serta merta senantiasa kami
mendoakan semoga amanah yang dibebankan Rakyat kepada Bapak Presiden sebagai
figur NEGARAWAN selalu mendapatkan restu dari Yang Maha Kuasa dengan hasil
manfaat berkesinambungan bagi kesejahteraan seluruh Rakyat NKRI dan kemakmuran
NKRI yang kita semua cita-citakan dalam arti yang sesungguhnya.
Ijinkan
Kami memperkenalkan diri sebelumnya agar dapat menghilangkan kesan yang kurang
santun dengan istilah ninik-mamak : ”Tak kenal maka tak sayang”
Kami
adalah sekelompok minoritas
praktisi-praktisi pelaku Profesi Perwira Pelayaran Niaga Indonesia
sebagai asset SDM NKRI dan telah dinobatkan oleh Pemerintah sebagai “TENAGA
AHLI” (bersertifikat) di bidangnya (Manajemen Keselamatan Pelayaran), yang
telah membentuk Organisasi Profesi mandiri (independent)
sebagai wadah Graha profesi yang selalu mencoba berkarya sumbangsih memulai
dari skala kecil ruang lingkup Profesi (local), namun memiliki cita-cita (visi)
berwawasan dampak manfaat konstruktif positif mendunia (global).
Tidaklah
mudah, namun itulah tantangan berkesinambungan (sustainable) ke depan. Semua
dokumen legalitas Organisasi Profesi : “Ikatan Korps Perwira Pelayaran Niaga
Indonesia” (IKPPNI) kami lampirkan dalam lembaran lampiran sebagai perkenalan
identitas resmi Organisasi Profesi.
Membicarakan
bidang Maritim di negeri tercinta ini, sejak terpilihnya Ir.Joko Widodo
dinobatkan sebagai Presiden RI, karena program unggulan RI-1 yang sudah di
janjikan adalah sector Maritim (POROS MARITIM, TOL
LAUT), tiba-tiba saja bermunculan secara menjamur (sporadic) para tenaga
ahli petualang (oportunis) yang berbicara lantang meng-klaim seolah kalangan
merekalah yang sangat pakar di bidang “MARITIM”.
Sementara
yang di-didik benar-benar sebagai “salah satu” tenaga ahli di bidang Maritim
(sebagai tenaga ahli Keselamatan Pelayaran) hanya manggut-manggut tengak-tenguk
(bahasa Jawa) menonton ajang para pakar tenaga
ahli oportunis yang pandai berbicara untuk jualan kecap nomer-1 cap “MARITIM”
di berbagai media dengan dasar-dasar yang tidak punya dasar jelas.
Namun,
memang itulah salah satu keahlian para pakar tenaga ahli oportunis: berbicara
(entah apa) dan jualan (entah apa).....
Selengkapnya dapat di baca / di download di Klik Disini !
Referensi Rumpun Ilmu Dan Gelar Lulusan Dikti , Klik Disini !