2016 Kejahatan Pembajakan Laut Asia Tenggara Menurun 50%, dan Kejahatan Teluk Guinea Meningkat -->

Iklan Semua Halaman

2016 Kejahatan Pembajakan Laut Asia Tenggara Menurun 50%, dan Kejahatan Teluk Guinea Meningkat

Reporter eMaritim.Com
14 April 2016

Jakarta, eMaritim.com – Maraknya pembajakan dan penyanderaan kapal di laut, seperti kejadian pembajakan yang dilakukan kelompok Abu Sayyaf terhadap 2 kapal Indonesia dan menyandera 10 WNI, data analisis kejahatan maritime dunia, Dryad Maritime's Q1 2016 menunjukkan angka penurunan 50% kejadian pembajakan di laut Asia Tenggara sepanjang Januari-Maret 2016 dibandingkan tahun 2015.


Menurut data yang dilansir dari www.dryadmaritime.com menyebutkan dalam lampiran press releasenya telah terjadi penurunan kejahatan pembajakan di awal tahun 2016 ini jika dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya 2015, tidak adanya penyerangan terhadap kapal yang melewati selat Singapura menjadi acuan data analisis dryad maritime crime tersebut. 


Namun ada peningkatan serangan kejahatan yang dilakukan pembajak Somalia di Teluk Guinea sejak Januari 2014 hingga saat ini.


Hal ini dilaporkan oleh banyak perusahaan kapal dagang besar yang banyak mengalami pembajakan di Teluk Guinea tersebut, tetapi sampai saat ini pihak dryad masih terus dilakukan penyelidikan terhadap peristiwa tersebut, namun ada angka terbaru yang ditunjukkan dari analisis dryad maritime tersebut bahwa di awal tahun 2016 ini sepanjang januari-maret, wilayah teluk guinea telah mengalami peningkatan kejahatan terkait peristiwa sabotase di industri darat, dan lepas pantai yang dilakukan kelompok bajak laut ini.


Patroli angkatan laut Nigeria juga menyebutkan terus meningkatnya angka kasus sabotase kapal di Teluk Gunea ini dinyatakan telah berlebihan dan harus dilakukan penjagaan super ketat, sebanyak 14 kapal komersial di serang di sungai wilayah Bayelsa, Nigeria. 


Patrol Nigeria telah berhasil menggagalkan delapan unit kapal komersial yang menyerang sehingga pembajak mundur kembali ke markasnya, dan 6 kapal yang gagal di selamatkan pasukan Niigeria mengakibatkan 23 awak kapal dan anggotanya di culik untuk jaminan permintaan uang tebusan. 


Data tersebut adalah kasus yang ditunjukkan selama 18 bulan sejak 2014 akhir sampai 2015 akhir terhitung Juli 2014 sampai Desember 2015.


Hal ini diungkapkan Chief Operating Officer dari dryad Maritime, Ian Millen bahwa dirinya optimis tiga bulan pertama di 2016 akan menunjukkan sifat dinamis yang menurun untuk kejahatan di laut Asia Tenggara dan berbeda dengan  kejadian di wilayah Afrika yang terus meningkat, dia juga menghimbau untuk mengajak masyarakat memerangi kejahatan pembajakan tersebut.


Dirinya juga mengugkapkan bahwa akan ada terus kejadian pembajakan terutama di Samudera Hindia dimana pembajak Somalia akan terus melakukan aksi kejahatannya terhadap kapal-kapal terutama di wilayah sekitar Afrika.


"di daerah lain seperti Teluk Guinea merupakan gambaran yang negatif dari peristiwa kejahatan di laut, karena meningkatnya penculikan terhadap kru kapal yang dilakukan pembajak untuk jaminan uang tebusan, yang dikhawatirkan akan adanya perang sipil (warga setempat) atas terorisme maritime ini dengan dampak krisis kemanusiaan yang mengakibatkan migrasi maritime yang berlebihan", ungkapnya. (dryadmaritime.com / Rhp)