Jakarta,eMaritim.Com,- Kementerian Perhubungan telah mengeluarkan dana
belasan triliun yang bersumber dari dana APBN untuk pembangunan infrastruktur
sektor perhubungan di wilayah Indonesia bagian timur.
Selain untuk membuka isolasi daerah yang selama ini tertinggal dibandingkan
Indonesia bagian barat, pembangunan
bandar udara dan pelabuhan di wilayah Indonesia timur ini juga untuk
mempercepat distribusi dan menjamin tersedianya barang, yang pada akhirnya akan
menekan harga barang di daerah tersebut.
Pembangunan pelabuhan, bandar
udara diharapkan bisa menekan disparitas harga antara wilayah barat dengan
timur Indonesia.
‘’Terjadinya disparitas atau perbedaan harga yang begitu jauh
di wilayah Indonesia bagian barat dengan Indonesia
bagian timur untuk produk
yang sama, disebabkan tidak adanya kepastian barang,’’ kata Menteri Perhubungan
Ignasius Jonan dalam diskusi dengan Jawa Pos Group dengan tema “Mewujudkan
Indonesia Sentris Melalui Pembangunan Tol Laut” di Gedung
Graha Pena Jakarta, Rabu (20/4/2016).
Hadir dalam pertemuan tersebut,
Kepala Staf Kepresidenen Teten Masduki, Direktur Operasional PT
Pelni (Persero) Harry Budiharto, perwakilan Pemerintah Provinsi
Nusa Tenggara Timur dan Papua Barat serta pejabat eselon
II Kementerian Perhubungan.
Jonan menjelaskan, tingginya
harga barang seperti harga 1 sak semen yang mencapai ratusan ribu rupiah di
daerah puncak Jaya Wijaya, disebabkan tidak adanya barang dan tidak adanya
kepastian kapan barang itu ada. Sekarang, dengan adanya kapal laut yang datang
sesuai dengan jadwal menjadikan harga terkontrol.
‘’Di Manokwari harga 1 sak semen
sekarang ini hanya Rp 80.000, di Jakarta harganya Rp 70.000. Saya rasa itu
harga yang wajar,’’ jelasnya.
Untuk beberapa daerah yang tidak
bisa dijangkau dengan kapal laut, Kemenhub sedang memikirkan untuk menggunakan
angkutan udara. Untuk itu Kemenhub terus melakukan pembangunan infrastuktur
bandara khususnya landasan pacu supaya bisa didarati oleh pesawat yang lebih
besar seperti hercules yang memiliki daya angkut barang dalam jumlah
banyak.
Terkait dengan pembangunan
infrastruktur, Menhub menegaskan bahwa program-program yang telah dilakukan
kementeriannya dengan program tol laut mulai banyak membawa hasil.
“Konektvitas antara wilayah terus kita kembangkan sehingga jalur distribusi
bisa lebih lancar,” ucap Jonan.
Diakui Menhub, pembangunan sarana
infrastrukur seperti pelabuhan dan bandar udara membutuhkan dana besar dan
waktu yang lama. “Setidaknya selama satu setengah tahun ini mulai kelihatan
hasilnya,” katanya. Di Indonesia, saat ini terdapat 235 bandara, dimana PT
Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II masing-masing mengelola13 bandara,
beberapa dikelola oleh Pemda dan sisanya sebanyak 190 bandara dikelola oleh
Kementerian Perhubungan.
Hingga tahun 2019,
Kemenhub akan mengalokasikan dana untuk memperpanjang landas pacu menjadi 1600 x 30
meter dan 2400 x 45 meter sehingga bisa didarati pesawat yang lebih
besar, sehingga bisa melayani seluruh rute penerbangan.
Dengan adanya landasan pacu yang
lebih panjang, akan semakin banyak maskapai menerbangi rute tersebut, sehingga
pada akhirnya harga tiket bisa ditekan lebih murah.Jika
selama ini pesawat yang terbang ke daerah tersebut hanya pesawat yang memiliki
daya angkut 12 orang tidak heran jika harga tiketnya diatas
Rp 1 juta. Jika pesawat yang masuk nanti jenis ATR 72 harganya bisa ditekan hingga
50 persennya,’’ jelas Jonan.
Dengan semakin terjangkaunya
harga tiket pesawat, maka nantinya tidak ada lagi masyarakat dari Jakarta ke
Kupang, Ambon atau Sulawesi naik kapal laut yang lamanya tiga hari, tapi bisa
naik pesawat yang lama terbangnya antara 2-3 jam saja.
Pertanyaannya,
lanjut Menhub,
bagaimana dengan nasib PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) apakah
akan mati? Menurut Jonan, PT Pelni akan mendapat tugas lain, yaitu
menggunakan armadanya
untuk angkutan barang atau melayani rute-rute perintis yang pendek
sesuai
dengan penugasan pemerintah.
Sementara itu Teten Masduki
menjelaskan, pemerintah akan terus membangun infrastruktur transportasi.
Pembangunan infrastruktur dilakukan agar arus barang menjadi lebih lancar
sehingga mampu menekan harga distribusi. “Intinya disparitas harga terus
ditekan, agar kesenjangan ekonomi bisa semakin kecil” ucap Teten. ((**/lasman simanjuntak)
sumber berita dan foto : www.dephub.go.id