Atambua,eMaritim.Com,-Menhub Ignasius Jonan meresmikan secara serentak 3
pelabuhan penyeberangan dan 6 pelabuhan laut penghubung dan perekat kepulauan
terluar, terdepan dan perbatasan di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada
Minggu (8/5/2016), di Pelabuhan Atapupu, NTT.
Peresmian pelabuhan-pelabuhan ini merupakan perwujudan
pembangunan Indonesia sentris sesuai Nawacita pemerintahan Joko Widodo-Jusuf
Kalla, yaitu membangun Indonesia dari pinggiran, kawasan terluar, perbatasan,
terdalam, dan rawan bencana.
Ketiga pelabuhan penyeberangan tersebut yaitu, Pelabuhan
Kewapante, Pelabuhan Pamana, dan Pelabuhan Seba. Sedangkan enam pelabuhan laut
yaitu Pelabuhan Atapupu, Ba'a, Papela, Reo, Pota, dan Larantuka.
Jonan mengatakan peresmian pelabuhan laut ini bagian dari 35
pelabuhan yang sudah selesai pembangunannya sesuai target tahun 2015. "33
pelabuhan diantaranya berada di timur Indonesia, hanya 2 yang berada di wilayah
barat, pelabuhan Barus di Sumatera Utara dan Pelabuhan Sukadana di Kalimantan
Selatan," kata Jonan.
Sementara untuk pelabuhan penyeberangan, Jonan mengatakan
banyak tersebar di Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara Barat. "Dalam
waktu dekat banyak juga pelabuhan penyeberangan yang akan diresmikan,"
ujar Jonan.
Jonan juga menyinggung soal trayek tol laut yang saat ini
sudah berjalan 3 rute dan akan bertambah 3 rute lagi. Selain itu pemerintah
saat ini juga sedang membangun belasan kapal Ferry ukuran 500-2500 GT yang akan
dibagikan kepada daerah-daerah yang membutuhkan.
Ke depan, lanjutnya, fokus angkutan laut lebih kepada
angkutan barang, sedangkan untuk penumpang melalui angkutan udara. "Maka
pemerintah berkomitmen untuk memperpanjang runway di berbagai bandara di
daerah, termasuk di Atambua ini agar minimal bisa didarati pesawat Boeing 737
seri klasik," ujarnya.
Plt Dirjen Perhubungan Laut Umar Aris dalam laporannya
mengatakan, untuk mewujudkan pergerakan dinamika pembangunan, peningkatan
mobilitas manusia, barang dan jasa, serta mendukung pengembangan wilayah
diperlukan sarana dan prasarana transportasi laut.
“Kementerian Perhubungan sebagai regulator di bidang
transportasi laut mempunyai tugas menyiapkan prasarana dan sarana yang memadai
guna mendukung mobilitas manusia dan kelancaran arus barang,” ujarnya saat
sambutan laporan kepada Menhub.
Pembangunan sarana dan prasarana ini, tambahnya, juga untuk
mewujudkan sistem logistik nasional yang efisien dan efektif.
Data
Pengembangan 6 Pelabuhan
Pengembangan Pelabuhan Atapupu dilaksanakan mulai tahun 2004
– 2015 dengan total anggaran ±105 milyar Rupiah. Pelabuhan Atapupu direncanakan
untuk kegiatan bongkar muat barang dan peti kemas serta turun naik penumpang
dengan fasilitas antara lain Dermaga 1 sepanjang 310 meter dan Dermaga 2
sepanjang 70 meter untuk mengakomodasi kapal ukuran 3.000 DWT, serta fasilitas
darat antara lain berupa lapangan penumpukan seluas 6,7 hektar, terminal
penumpang 180 m2 dan gudang 800 m2.
Pengembangan Pelabuhan Ba’a dilaksanakan mulai Tahun 2004 –
2015 dengan total anggaran ±102 milyar Rupiah. Output yang dihasilkan berupa
pembangunan dermaga sepanjang 80 meter, lapangan penumpukan 1,5 hektar, 2 unit
gudang 1.250 m2, terminal penumpang 400 m2 dan kantor pelabuhan 150 m2 untuk
dapat mengakomodasi kapal dengan ukuran maksimal 3.000 DWT.
Pengembangan Pelabuhan Papela dilaksanakan mulai tahun 2007 –
2015 dengan total anggaran sebesar ±26 milyar Rupiah. Fasilitas yang ada di
Pelabuhan Papela antara lain dermaga sepanjang 152 meter, kantor dan terminal
penumpang 300 m2 untuk mengakomodasi kapal dengan ukuran 1.000 DWT.
Pengembangan Pelabuhan Reo dilaksanakan mulai tahun 2004 –
2015 dengan total anggaran ±135 milyar Rupiah. Fasilitas yang ada di Pelabuhan
Reo diantaranya 2 unit dermaga yaitu Dermaga 1 sepanjang 135 meter dan Dermaga
2 sepanjang 105 meter untuk mengakomodasi kapal barang dengan ukuran 5.000 DWT
serta fasilitas darat berupa gudang 600 m2, lapangan penumpukan 1,5 hektar, dan
terminal penumpang 200 m2.
Pembangunan Pelabuhan Pota dilaksanakan mulai tahun 2014 –
2015 dengan total anggaran sebesar ± 40 milyar Rupiah. Output yang dihasilkan
berupa pembangunan dermaga sepanjang 70 meter mengakomodasi kapal dengan ukuran
500 DWT, dan fasilitas darat antara lain lapangan penumpukan dan kantor.
Sedangkan pengembangan Pelabuhan Larantuka dilaksanakan mulai
tahun 2006 – 2015 dengan total anggaran ±54 milyar Rupiah. Fasilitas yang ada
di Pelabuhan Larantuka di antaranya dermaga multipurpose sepanjang 206 meter
untuk mengakomodasi kapal kargo dengan ukuran 5.000 DWT dan dermaga pelra
sepanjang 100 meter untuk mengakomodir kapal dengan ukuran 1.000 DWT, serta
fasilitas darat berupa gudang 200 m2, kantor 150 m2, terminal penumpang 400 m2
serta lapangan penumpukan 375 m2.
Pengembangan 3 Pelabuhan Penyeberangan
Pelabuhan Penyeberangan Kewapante dan Pelabuhan Penyeberangan
Pamana terletak di Kabupaten Sikka yang dibangun mulai dari tahun 2013 – 2015.
Sedangkan Pelabuhan Penyeberangan Seba yang terletak di Kabupaten Sabu Raijua
dibangun mulai dari tahun 2009 – 2015.
Dalam pembangunannya, Pelabuhan Penyeberangan Kewapante,
Pelabuhan Penyeberangan Pamana, dan Pelabuhan Penyeberangan Seba dilakukan
sharing dana antara APBN dan APBD.
Pelabuhan Penyeberangan Kewapante dibangun dengan biaya APBN
selama 3 tahun anggaran dengan total biaya pembangunan sebesar ±59 milyar
Rupiah. Pelabuhan Penyeberangan Pamana dibangun dengan biaya APBN selama 3
tahun anggaran dengan total biaya pembangunan sebesar ±53 milyar Rupiah, sedangkan
Pelabuhan Penyeberangan Seba dibangun dengan biaya APBN selama 7 tahun anggaran
dengan total biaya pembangunan sebesar ± 65 milyar Rupiah.
Pelabuhan Penyeberangan Kewapante dan Pelabuhan Penyeberangan
Pamana merupakan Lintas Penyeberangan Dalam Kabupaten (Kabupaten Sikka),
memiliki panjang lintasan 17 mil.
Lintas Penyeberangan Waingapu-Seba merupakan lintas
penyeberangan perintis. Sedangkan Lintas Penyeberangan Seba-Bolok merupakan
lintas penyeberangan komersil dengan panjang lintasan 115 mil. (***/berita/foto/www.dephub.go.id/9/5/2016)
Editor : Pulo Lasman Simanjuntak