Menko Beri Kesempatan Menhub, Kordinasi Target Dwelling Time -->

Iklan Semua Halaman

Menko Beri Kesempatan Menhub, Kordinasi Target Dwelling Time

20 September 2016

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi


Jakarta, eMaritim.com – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta agar dweling time dapat dikurangi waktunya, untuk pelabuhan pelabuhan lain di Indonesia, mengingat pelabuhan Tanjung Priok sudah mengurangi waktu dwelling time.

"Bapak Menko Maritim telah memberikan kesempatan Kemenhub untuk mengkoordinasikan upaya percepatan pencapaian target-target pengurangan dwelling time," demikian disampaikan oleh Menhub di Jakarta, setelah menghadiri Rapat mengenai dwelling time di Kementrian ESDM.

Menhub Budi lebih lanjut menyatakan bahwa Menko Maritim telah memberikan arahan agar upaya pengurangan dwelling time yang telah berhasil di Tanjung Priok juga diterapkan di pelabuhan-pelabuhan lain, utamanya di Surabaya dan Medan. 

Budi Karya menginformasiman bahwa Menko Maritim telah menetapkan bahwa pada tanggal 3/4 Oktober 2016 akan meninjau Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya untuk melihat langsung kemajuan upaya untuk mengurangi dwelling time di Surabaya.

"Hari Rabu, 21 September 2016, di Kemenhub akan diadakan rapat tingkat eselon I untuk meyusun roadmap pencapain target yang telah ditetapkan", imbuh Menhub Budi. 

Menurut Menhub, dalam penyusunan roadmap ini, akan disinergikan hal-hal yang telah dikerjakan, baik oleh Kemenhub, Bea Cukai dan lembaga-lembaga lainnya, serta akan menampung usul dan pandangan Kepolisian dan TNI guna mempercepat pengurangan dwelling time di pelabuhan-Pelabuhan di seluruh Indonesia.

Menhub Budi Karya menambahkan bahwa dalam Rapat, Menko Maritim menegaskan agar para pejabat Kementrian dan Lembaga Negara tegas dan lugas dalam menjalankan tugas-tugas memberikan pelayanan Kepelabuhanan. 

Menhub menambahkan bahwa Menko Maritim juga memerintahkan agar para wakil Kementrian dan Lembaga Pemerintah yang bertugas di pelabuhan-pelabuhan diberikan kewenangan mengambil keputusan.

"Pemberian kewenangan bagi para wakil Kementrian dan Lembaga Pemerintah di palabuhan sangat penting untuk mengurangi dwelling time, khususnya pada tahap pre-customs clearance", jelas Budi. 

Menhub menambahkan bahwa disamping kewenangan bagi para wakil Kementrian dan Lembaga di pelabuhan, sangat penting untuk nenentukan koordinator diantara mereka dalam proses pre-customs clearance

Selanjutnya Budi menyampaikan bahwa dalam tahapan  pre-customs clearance (periode setelah peti kemas dibongkar sampai dengan dilakukan customs clearance/pemeriksaan barang) oleh petugas Bea dan Cukai, memerlukan waktu yang terpanjang, karena meliputi proses perijinan yang dikeluarkan oleh pejabat Kementrian dan Lembaga Pemerintah yang berkedudukan di kantornya masing-masing di Jakarta.

Dengan demikian proses pengurusan perijinan untuk barang yang dibongkar di Pelabuhan di luar Jakarta akan memerlukan waktu yang lebih lama.

 "Tadi didalam Rapat Dirjen Bea Cukai menyatakan akan terus memperbaiki waktu proses customs clearance dan Pelindo akan menambah peralatan untuk mempercepat fasilitasi post-customs clearance" imbuh Budi.

Seperti diketahui bahwa tujuan pengurangan dwelling time yakni kelancaran proses distribusi barang impor dari dalam pelabuhan menuju keluar pelabuhan atau untuk efisiensi biaya, yakni biaya distribusi, yang nantinya akan ditanggung oleh importir, jika peti kemas tersebut terlalu lama ada di dalam pelabuhan. (Rhp)