Menhub Sebut Kualitas Infrastruktur Pelabuhan Indonesia Peringkat 82 -->

Iklan Semua Halaman

Menhub Sebut Kualitas Infrastruktur Pelabuhan Indonesia Peringkat 82

10 Oktober 2016


Menhub Budi Karya Sumadi Sedang Memberikan Pemaparan 
Jakarta, eMaritim – Menteri Perhubungan (Menhub) , Budi Karya Sumadi sebut peringkat kualitas infrastruktur Pelabuhan Indonesia di angka 82 dari 140 negara di tahun 2015-2016, dan Menargetkan peringkat 35 pada Quartal 1 tahun 2019, saat menghadiri acara Forum Diskusi Publik Sektor Transportasi, di Jakarta, Senin (10/10/2016).

Data yang diambil dari World Economic Forum (2015-2016) tersebut menjadi acuan Menhub dalam perbandingan kualitas infrastruktur Pelabuhan Indonesia dengan negara lain.

Menhub juga mengatakan bahwa peranan transportasi sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pertumbuhan perekonominan, namun tak didukung dengan biaya saing infrastruktur transportasi yang menyebabkan biaya logistik tinggi atau ekonomi biaya tinggi.
Biaya logistik di Indonesia termasuk tinggi dibandingkan negara-negara maju maupun negara ASEAN lainnya. Biaya logistik Indonesia saat ini mencapai 26,4% dari total (Produk Domestik Bruto) PDB Indonesia.

Menurut data Logisic Performance Index (LPI), bahwa peringkat Logistik Indonesia masih berada di peringkat 63 dari 163 negara diseluruh dunia, jauh diatas negara tetangga yakni Malaysia yang berada di peringkat 32.

Sementara itu untuk meningkatkan pembangunan transportasi dalam segala bidang ada beberapa pertimbangan yang Menhub sebutkan di tahun 2015 hingga 2019 yang harus diperhatikan; 

1.    Globalisasi memaksa adanya peningkatan daya saing ekonomi nasionak dan juga daya saing industri jasa transportasi nasional.

2.    Transformasi struktur perekonomian, maksudnya Budi;
·         Dalam skala nasional Booming kelas menengah,
·         Dalam skala global yang terdiri dari
§  new economic Industrial/ hard core based economy akan digantikan knowledge, soft-core, and IT based economy.
§  Serta Global Shiftting yang merupakan peralihan pusat ekonomi dari Barat ke Asia.
·         Kesenjangan ekonomi tetap lebar.
·         Kesenjangan antar wilayah tetap ada (Jawa vs Luar Jawa).

3.    Tingkat urbanisasi tetap tinggi, sementara kinerja transportasi perkotaan terus menurun.

4.    Isu lingkungan, kemanusiaan dan ketahanan nasional semakin relevan. (Hdi)