PELOPORI TOL LAUT LOGISTIK, MENHUB TEKAN DISPARITAS HARGA DI NATUNA -->

Iklan Semua Halaman

PELOPORI TOL LAUT LOGISTIK, MENHUB TEKAN DISPARITAS HARGA DI NATUNA

21 Oktober 2016
Menhub Budi Karya Sumadi
Jakarta, eMaritim.com – Kementerian Perhubungan bersama dengan Pelindo II, PT. Pelni, Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) dan Perikanan Nusantara (Perinus) bertemu membahas rencana operasi Tol Laut Logistik di Natuna. Model tol laut logistik tersebut diyakini dapat menjadi solusi untuk menekan disparitas harga-harga barang di daerah atau pulau terluar, terdalam, terdepan seperti di pulau Natuna.

“Ini sebuah terobosan besar. Tol Laut Logistik Natuna ini akan berupaya menekan disparitas harga sehingga masyarakat di Natuna bisa mendapatkan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau,” jelas Menhub Budi Karya Sumadi di Jakarta, Jumat (21/10).

Untuk menjalankan model tol laut logistik di Natuna ini, Menhub Budi mengatakan akan mensinergikan BUMN-BUMN terkait seperti, Pelindo II dan Pelni, RNI dan Perinus untuk membentuk konsorsium bersama.

Pelindo II akan mengatur hal-hal terkait pergudangan, cargo doring, konsolidasi serta distribusi. Sementara Pelni, akan mengatur terakit angkutan laut (shipping) dan stevedoring, beberapa rute yang akan dijalankan yaitu Jakarta – Natuna – Tarempa – Jakarta. RNI mengatur terkait distributor kebutuhan pokok dengan target awal 30 box per bulan. Sedangkan, Perinus akan mengisi muatan balik perikanan.

Menhub Budi menjelaskan, model tol laut logistik di Natuna nantinya akan dilakukan dengan mengoptimalkan jalur pelayaran serta jadwal pelayaran secara rutin menuju pulau Natuna. Pengoptimalan akan dilakukan di beberapa jalur dan pelabuhan mulai dari Jakarta, Tanjung Pinang, Pontianak sampai ke Natuna.

Lebih lanjut, Menhub Budi mengatakan indikator keberhasilan dari model tol laut logistik di Natuna ini yaitu, jangka pendeknya yaitu : menurunkan waktu bongkar muat, harga bahan kebutuhan pokok, dan ketersediaan stok BKP.

“Jangka panjangnya, diharapkan harga di Natuna tidak jauh berbeda dengan harga di Jawa atau Jakarta dan tumbuhnya sektor ekonomi lokal berorientasi pasar luar Natuna," ujar Menhub. (hdi)