Menhub Budi Karya Sumadi |
“Ini sebuah terobosan besar. Tol Laut Logistik Natuna ini
akan berupaya menekan disparitas harga sehingga masyarakat di Natuna bisa
mendapatkan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau,” jelas Menhub Budi Karya
Sumadi di Jakarta, Jumat (21/10).
Untuk menjalankan model tol laut logistik di Natuna ini,
Menhub Budi mengatakan akan mensinergikan BUMN-BUMN terkait seperti, Pelindo II
dan Pelni, RNI dan Perinus untuk membentuk konsorsium bersama.
Pelindo II akan mengatur hal-hal terkait pergudangan, cargo
doring, konsolidasi serta distribusi. Sementara Pelni, akan mengatur terakit
angkutan laut (shipping) dan stevedoring, beberapa rute yang akan dijalankan
yaitu Jakarta – Natuna – Tarempa – Jakarta. RNI mengatur terkait distributor
kebutuhan pokok dengan target awal 30 box per bulan. Sedangkan, Perinus akan
mengisi muatan balik perikanan.
Menhub Budi menjelaskan, model tol laut logistik di Natuna
nantinya akan dilakukan dengan mengoptimalkan jalur pelayaran serta jadwal
pelayaran secara rutin menuju pulau Natuna. Pengoptimalan akan dilakukan di
beberapa jalur dan pelabuhan mulai dari Jakarta, Tanjung Pinang, Pontianak
sampai ke Natuna.
Lebih lanjut, Menhub Budi mengatakan indikator keberhasilan
dari model tol laut logistik di Natuna ini yaitu, jangka pendeknya yaitu :
menurunkan waktu bongkar muat, harga bahan kebutuhan pokok, dan ketersediaan
stok BKP.
“Jangka panjangnya, diharapkan harga di Natuna tidak jauh
berbeda dengan harga di Jawa atau Jakarta dan tumbuhnya sektor ekonomi lokal
berorientasi pasar luar Natuna," ujar Menhub. (hdi)