3 Kapal Patroli Dikerahkan Guna Mencari Korban Kapal Kayu Tenggelam di Batam -->

Iklan Semua Halaman

3 Kapal Patroli Dikerahkan Guna Mencari Korban Kapal Kayu Tenggelam di Batam

03 November 2016

FOTO ILUSTRASI | SUMBER ISTIMEWA

Jakarta, eMaritim.com - Sebuah kapal Kayu tanpa nama kapal dan GT (Gross Ton) kapal yang belum diketahui dilaporkan tengelam pada Hari Rabu, 2 November 2016 pukul 05.00 WIB di titik koordinat 01. 11 666 N / 104 08 237 E di Perairan Nonsa sekitar 1,5 Mil dari Tanjung Bemban Kampung Tua – Tanjung Mata Ikan Batam.

Adapun para korban yang sejauh ini diketahui adalah para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Ilegal yang menumpang Kapal Kayu dari Malaysia dengan tujuan Batam. Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Ir. A. Tonny Budiono, MM menyampaikan bahwa tempat sandar kapal tersebut sebelumnya tidak diketahui atau illegal dan mengangkut para TKI dari Malaysia tidak melalui prosedur sesuai peraturan yang berlaku.

“Saya menyayangkan sekali kejadian ini harus terjadi lagi di perairan Indonesia. Kapal Kayu yang mengangkut TKI tersebut tenggelam akibat menabrak karang sehingga memakan korban jiwa dan banyak yang belum ditemukan. Hingga saat ini jumlah penumpang TKI yang diangkut kapal kayu tersebut belum jelas mengingat tidak adanya data manifest penumpang yang resmi,” ujar Tonny.

Dengan terjadinya kecelakaan tersebut, Direktur Jenderal Perhubungan Laut menyampaikan duka cita kepada para korban kecelakaan kapal kayu tersebut. “Direktorat Jenderal Perhubungan Laut telah mengerahkan kapal negara untuk membantu evakuasi korban dan melakukan operasi Search and Rescue (SAR) yaitu KN 330 dan KN 592 dari Kanpel Batam, dan KN Sarotama dari Pangkalan PLP Tanjung Uban. Saya atas nama pribadi dan institusi menyampaikan rasa duka yang mendalam bagi para korban kecelakaan kapal kayu tersebut,” lanjut Tonny.

Dapat diketahui pula bahwa kapal kayu tersebut tidak terdaftar di Pelabuhan Batam dan kapal tersebut terbuat dari kayu dengan menggunakan mesin di luar. Kapal kayu dimaksud pun membawa TKI Ilegal bertolak bukan dari pelabuhan resmi dan mengambil rute pelayaran yang tidak biasa untuk menghindari patroli laut baik dari Malaysia maupun Indonesia.

“Hari ini kami akan lanjutkan pencarian korban tenggelamnya kapal tersebut semoga para korban dapat ditemukan dalam waktu yang tidak lama,” kata Tonny.

Hingga tanggal 2 November 2016 pukul 16.00 WIB, dilaporkan jumlah korban penumpang selamat sebanyak 39 orang, meninggal dunia 18 orang dan sejumlah korban lain yang masih dalam tahap pencarian. Pencarian para korban yang belum ditemukan masih berlanjut di Perairan Nongsa Batam dan sekitarnya  dan pada pukul 16.00 WIB pencarian dimaksud dihentikan sementara mengingat kondisi cuaca yang buruk dan akan melanjutkan untuk mencari korban pada hari ini.