Ini Wilayah Indonesia Timur Yang Akan Dibangun Pusat Logistik -->

Iklan Semua Halaman

Ini Wilayah Indonesia Timur Yang Akan Dibangun Pusat Logistik

22 November 2016
Ilustrasi pengembangan logistik

Jakarta, eMaritim.com - PT Pelindo II/IPC melalui anak usahanya PT Multi Terminal Indonesia, jajaki pengembangan distribusi barang dan pergudangan  pusat logistik di kepulauan Tahuna dan Miangas Sulawesi Utara, menyusul ditetapkannya lima titik pusat logistik di kawasan Timur Inonesia.

Sistem pergudangan yang dikembangkan pada sejumlah pelabuhan di kawasan Timur dan Tengah Indonesia itu, fokusnya untuk menangkal masuknya spekulan sembako dan barang penting lainnya yang mendompleng pada agkutan bersubsidi Tol Laut. Selain itu juga untuk mempermudah para pedagang lokal mengangmbil dan menyalurkannya kepada masyarakat yang ada di desa-desa.

Direktur Utama PT MTI, Tonny Hajar mengatakan, Pelindo II sebagai pemegang saham, menugaskan direksi MTI, menangani pergudangan di Kepulauan Tahuna dan Miangas Sulawesi Utara. Saat ini manajemen sedang mempersiapkan untuk melakukan survei ke lokasi yang ditunjuk.

" Holding telah telah mengarahkan manajemen PT MTI untuk segera melakukan survei dan membuat kajian sejalan dengan rencana pelaksanaan program Rumah Kita di kepulauan Tahuna dan Miangas," kata Tony, Selasa (22/11/2016) di Jakarta.

Kata Tonny, survey pendahuluan segera dilakukan ke Tahuna dan Miangasuntuk menghitung kebutuhan infrastruktur yang dapat menunjang terlaksananya program ini/ Termasuk juga pemetaan kebutuhan dan potensi kargo/komoditas apa saja yang dibutuhkan oleh masyarakat disana.

Sebagai perusahaan yang bergerak dijasa logistik, PT MTI akan berupaya untuk dapat berkontribusi secara maksimal dalam program ini. Tentunya diperlukan koordinasi dan kerja sama yang solid antar pihak-pihak yang terlibat.

Program Tol Laut Logistik Nusantara tujuan Kepulauan Natuna sudah berjalan sejak akhir Oktober 2016.Dengan kegiatan itu diharapkan, daya beli masyarakat dan menekan disparitas harga.

SPEKULAN

Berdasarkan data Kemenhub, masih ada disparitas harga yang cukup signifikan antardaerah yang menjadi titik-titik persinggahan dalam program Tol Laut. Contohnya adalah harga beras medium per kilogram di Surabaya yang hanya Rp 9.257 per kilogram, di Kaimantan mencapai Rp 12 ribu per kilogram. Adapun harga beras medium di Maluku Barat Daya mencapai Rp 14.500 per kilogram.

Menteri perhubungan Budi Karya Sumadi megaui adanya spekulan yang memainkan peran, sehingga harga sembako dan barang penting lainnya di lokasi Tol laut tetap tinggi. Bahkan dicurigai, barang dagangan yang diangkut kapal bersubsidi tol laut itu, adalah milik segelintir orang yang selama ini mengendalikan harga.

atas dasar itu, pemerintah, menetapkan lima titik yang rencananya akan dibangun pusat logistik Rumah Kita. Yaitu Natuna (trayek 6), Tahuna (trayek 5), Manokwari (trayek 4), Larantuka (trayek 3), serta Timika (trayek 1).

BUMN yang ditunjuk menjadi koordinator pusat logistik ini adalah PT Pelindo II untuk Tahuna dan Natuna, PT. Pelni untuk Timika, PT. Pelindo III Larantuka, serta PT. ASDP Indonesia Ferry untuk Manokwari.

Program Rumah Kita yang akan membangun gudang pusat logistik ini melibatkan sejumlah instansi terkait, termasuk Kementerian Perdagangan. " sekarang kan kami melibatkan peagang dari masyarakat lokal, tidak lagi terbatas pada pedagang yang ada," kata menhub