Seminar Bulanan Yayasan Maritim 29. -->

Iklan Semua Halaman

Seminar Bulanan Yayasan Maritim 29.

29 November 2016
Jakarta 29 November 2016, eMaritim.com

Seminar 2 hari Yayasan Maritim 29 yang dilaksanakan di Evergreen Village Bogor mengangkat beberapa tema seputar kehidupan maritim di indonesia. Seperti diberitakan sebelumnya (26/11) salah satu tema yang diangkat adalah mengenai belum di teruskan nya Undang Undang pengesahan Ratifikasi MLC 2006 ke pihak ILO di Geneva.

Dalam catatan eMaritim.com ada beberapa agenda menarik yang di bahas diantaranya issue terkini mengenai sering nya kecelakaan laut terjadi dan mengakibatkan korban jiwa secara beruntun.
Seperti diungkapkan Dodo Supriatna yang pada saat bersamaan dilantik menjadi ketua Pengurus Yayasan Maritim 29 periode ke 3 untuk masa bakti 2016-2019: "Ibarat mal praktik, kejadian kecelakaan kapal berturut turut menggambarkan kinerja Kementrian Perhubungan belakangan ini. Kapal seperti juga pesawat udara harus dioperasikan oleh orang orang yang kompeten dan ber sertifikasi dibidang itu. Jika orang orang yg tidak memiliki disiplin ilmu pelayaran, perkapalan dan kepelautan di bebankan tanggung jawab mengurus semua itu maka yang terjadi seperti ini. Jika dihitung2, mungkin kecelakaan kapal belakangan ini jauh meningkat dibanding tahun tahun sebelumnya". Jelas Dodo yang berlatar belakang Marine Engineer itu.

Seminar yang dihadiri 126 peserta dengan berbagai macam profesi dan pendidikan tersebut juga mengingatkan betapa penting nya pemerintah sadar bahwa posisi dan jabatan di Kementrian Perhubungan Laut harus dikembalikan ke khittah nya. Peserta lain Zaenal Hasibuan yg berprofesi sebagai konsultan pelayaran mengatakan:
"Jangan menempatkan orang sembarangan hanya karena golongan pegawainya saja, kompetensi dan pengetahuan yang luas di bidang yang akan di tempati semestinya harus menjadi persyaratan utama. Jika seorang berlatar belakang dokter gigi atau akuntan ditempatkan sebagai syahbandar, maka hal hal aneh sering terjadi dan respek anak buah terhadap orang tersebut menjadi sebuah tanda tanya besar.
Silahkan coba seorang berlatar belakang ilmu umum memberikan cermah keselamatan pelayaran atau cara memuat kapal yang aman kepada para Nakhoda kapal, pasti akan terdengar lucu. Pemerintah kita tidak menyadari, ilmu terapan seperti pelayaran dan perkapalan bisa dipimpin oleh siapa saja? Coba deh Pangdam dipimpin oleh Sarjana umum, nggak akan nyambung dan berantakan organisasinya. Lalu apa bedanya Pangdam dengan Syahbandar?".

Selain acara serius berupa seminar, acara yang dihadiri anggota Yayasan dari seluruh bagian Indonesia juga memberikan refreshing kepada anggota dengan kegiatan dan games menarik beserta hadiah hadiah yang dibagikan panitia dan Event Organizernya.

Sesuai misi dari Yayasan ini dalam bidang sosial intelektual, hadir juga anggota anggota yang sedang dalam taraf pemulihan penyakit  stroke dan juga istri istri yang para suaminya telah meninggal dunia dalam pelayaran ataupun karena sakit.

Di akhir acara, rekomendasi seminar di kemas dan di serahkan kepada salah seorang peserta Harry James Talakua yang merupakan ketua Forum Komunikasi Maritim Indonesia untuk selanjutnya diserahkan ke Mentri Perhubungan dan Presiden Republik Indonesia.(rob)