Wah, Surabaya-Lombok Kini Dapat Ditempuh Dengan KMP Legundi -->

Iklan Semua Halaman

Wah, Surabaya-Lombok Kini Dapat Ditempuh Dengan KMP Legundi

30 November 2016
Surabaya, eMaritim.com --- PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) menyatakan bahwa pengoperasian perdana layanan feri jarak jauh lintas Surabaya - Lombok menggunakan kapal buatan anak bangsa, KMP Legundi siap dilaksanakan Kamis (1/12) besok.  Rencananya, kapal akan diberangkatkan dari dermaga Jamrud Utara 310, Terminal Gapura Surya Nusantara, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya menuju Pelabuhan Laut Pelindo III Lembar, Lombok.

PLT Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Faik Fahmi mengatakan, ASDP telah berkomitmen untuk mendukung penurunan biaya tinggi logistik dan pengembangan sektor pariwisata melalui layanan feri jarak jauh. "Pengguna jasa kini dapat menikmati perjalanan dari Surabaya menuju Lombok dengan KMP Legundi yang menyediakan berbagai fasilitas yang memberikan kenyamanan selama perjalanan. Tentunya, perjalanan dengan kapal ASDP ini lebih hemat, aman dan nyaman," tuturnya, Rabu (30/11).

Pengguna jasa dapat menikmati indahnya laut yang melintasi Surabaya-Lombok dari sudut jendela ruang penumpang yang full AC. Penumpang juga tidak perlu khawatir, karena PT ASDP memberikan layanan tambahan berupa satu kali makan tanpa biaya.

Tarif penumpang dewasa Rp 72.000, anak- anak Rp 47.000. Adapun untuk kendaraan : Golongan I Rp 117.000,  Golongan II Rp 197.000, Golongan III Rp 392.000,
Golongan IV Penumpang Rp 1.385.000, Golongan IV Barang Rp 1.252.000, Golongan V Penumpang Rp 2.657.000, Golongan V Barang Rp 2.194.000, Golongan VI Penumpang Rp 4.510.00, Golongan VI Barang Rp 3.629.000, Golongan VII Rp 4.574.000, Golongan VIII Rp 6.829.000, Golongan IX Rp 10.234.000. (Tarif belum termasuk biaya jasa pelabuhan).

Pelayaran Surabaya-Lombok dijadwalkan dua kali dalam satu minggu, dengan waktu pelayaran sekitar 21 jam.  Dari Surabaya berangkat hari Senin dan Kamis, dari Lombok hari Rabu dan Sabtu. Sebagai perbandingan, untuk perjalanan Surabaya-Lombok melintasi jalur darat dan penyeberangan Jawa-Bali, waktu tempuh perjalanan bisa mencapai lebih dari 30 jam.

“Kami sebenarnya mengkaji juga untuk rute-rute yang lain, seperti Jakarta-Surabaya. Namun, untuk jangka pendek, rute Lembar-Surabaya dulu,” katanya.


Bertahap
Rencananya, secara bertahap ASDP akan menyiapkan lima unit kapal berkapasitas di atas 5.000 tonase kotor (Gross Tonnage/GT) untuk layanan feri jarak jauh. Menurutnya, kapal feri yang disiapkan mampu menampung 1.000 penumpang dan 100 truk. Dengan layanan feri jarak jauh, Faik optimistis dapat mengurangi biaya logistik dan mendukung sektor pariwisata setempat. Bahkan, lanjutnya, layanan feri jarak jauh tersebut juga mampu mengurangi kepadatan lalu lintas darat.

Keunggulan penggunaan feri ketimbang angkutan darat antara lain pertama, mengurangi kepadatan lalu lintas di Bali, sehingga kenyamanan pariwisata dapat lebih terjaga. Kedua, menambah rute baru pariwisata dari Surabaya ke Lombok dengan frekuensi dua kali per pekan. Ketiga, ramah lingkungan. Keempat, mengurangi beban dan perawatan jalan raya. Kelima, efisiensi waktu, biaya operasional dan pemeliharaan truk.

ASDP memiliki peran yang sangat penting dalam menyukseskan program pemerintah, terutama mengenai peningkatan konektivitas, dan menurunkan biaya logistik nasional. Saat ini, jumlah rute penyeberangan ASDP telah mencapai 195 rute dengan rincian 143 rute perintis dan 52 rute komersial. Dari total rute penyeberangan tersebut, sebanyak 53 rute melayani feri jarak jauh.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pembukaan layanan feri jarak jauh rute Surabaya-Lombok dilakukan untuk menurunkan biaya logistik. "Selama ini, Surabaya menuju Lembar lewat darat dan itu agak lama dan mahal karena dua kali melalu selat. Akan tetapi jika lewat laut biaya justru lebih murah," kata Menhub