Pertemuan IKPPNI- Direktur Kepelabuhanan HUBLA-eMaritim.com -->

Iklan Semua Halaman

Pertemuan IKPPNI- Direktur Kepelabuhanan HUBLA-eMaritim.com

23 Desember 2016
Jakarta 23 Desember 2016, eMaritim.com    Pertemuan antara Direktur Kepelabuhanan dan jajarannya dengan Ikatan Korps Perwira Pelayaran Niaga Indonesia yang diundang bersama media eMaritim.com dilaksanakan pada tanggal 19 Desember 2016 di ruang pertemuan Direktorat Kepelabuhanan lantai 15 Kantor Kementrian Perhubungan Jakarta.   

 Hal ini dilaksanakan dalam rangka mengklarifikasi pemberitaan di eMaritim pada tanggal 14 Desember 2016 dengan judul IKPPNI mempersoalkan pernyataan Direktur Kepelabuhanan soal diskriminasi profesi dan juga berita yang berisi klarifikasi Direktur Kepelabuhanan menaggapi pernyataan IKPPNI tanggal 15 Desember 2016.  

Hadir dalam pertemuan tersebut adalah Capt. Dattep selaku wakil IKPPNI beserta anggota, Zaenal A Hasibuan pimpinan media eMaritim.com dan Jajaran Direktorat Kepelabuhanan.   

 Dalam pertemuan yang dipimpin langsung oleh Direktur Kepelabuhanan HUBLA Ir Mautitz Sibarani tersebut dijelaskan beberapa topik diskusi diantaranya soal pernyataan Direktur Kepelabuhanan saat melakukan pelantikan Pandu di Hotel Cempaka Jakarta Pusat.

 Mauritz Sibarani menjelaskan bahwa pernyataan tersebut tidak dimaksudkan sebagai bentuk diskriminasi profesi tetapi lebih kepada pemberian semangat kepada Perwira Pandu agar lebih professional dalam bekerja, namun apabila pernyataan tersebut dianggap menyinggung sebagian rekan Captain, dia meminta maaf agar masalah ini selesai dengan saling pengertian bahwa semua ingin memajukan dunia pelayaran Indonesia. Juga dibahas mengenai minimnya tenaga pandu di Indonesia yang berjumlah 800 pandu untuk 109 wilayah kerja Pandu.    

Hal lain yang menjadi bahasan antara Ikatan Korps Perwira Pelayaran Niaga Indonesia dengan jajaran Direktorat Kepelabuhanan adalah soal lamanya training pandu yang dianggap tidak efisien dan berbiaya besar, serta kualifikasi peserta diklat pandu yang perlu ditingkatkan agar peserta pandu memiliki pengalaman sebagai perwira senior sebelum menjadi Perwira Pandu.

 Sementara IKPPNI menyoroti masalah pemanduan di Selat Sumatera (istilah Inggris Selat Malaka) yang memang sudah lama menjadi pekerjaan rumah negara dimana kita memiliki laut yang lebih luas dari Singapura dan Malaysia tetapi kita tidak mendapatkan manfaat dari ramainya lalu lintas kapal disana. 

Diakhir diskusi disepakati bahwa kedepannya HUBLA akan lebih banyak menyertakan pihak asosiasi profesi dalam setiap diskusi membahas kebijakan di bidang maritim.(ZAH)