TNI AL Bantu Cari 10 Korban Hilang di Selat Malaka -->

Iklan Semua Halaman

TNI AL Bantu Cari 10 Korban Hilang di Selat Malaka

Khalied Malvino
22 Agustus 2017

Kondisi kapal perang USS John S. McCain pasca tabrakan | Ist
Jakarta, eMaritim.com – Pasca tabrakan kapal perang Amerika Serikat, yakni USS John S. McCain dengan kapal tanker di Selat Malaka yang mengakibatkan 10 awak kapal perang AS hilang dan lima lainnya terluka, Pemerintah RI pun akhirnya mengerahkan dua kapal perang dari Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) IV Tanjung Pinang untuk membantu pencarian dan penyelamatan para awak kapal di perairan Asia Tenggara ini. Sebelumnya, Malaysia yang juga berbatasan dengan Selat Malaka ini sudah membantu pencarian dan penyelamatan awak kapal yang bertabrakan ini.

Berdasarkan laporan yang diterima Lantamal IV Tanjung Pinang, insiden tersebut terjadi kemarin (21/8) sekitar pukul 05.30 WIB. Setelah menerima laporan tersebut, Danlantamal IV Tanjung Pinang Laksamana Pertama TNI R. Eko Suyatno langsung berkoordinasi dengan Gugus Keamanan Laut Barat (Guskamlabar).

“Kami menurunkan KRI Cucut-886 dan KRI Parang-647,” ungkap Eko.

Tidak hanya itu, mereka juga mengerahkan patroli keamanan laut (patkamla) dan satu unit helikopter. “Untuk membantu melaksakan SAR pecarian korban,” terang Eko.

Disamping prajurit TNI AL, Malaysian Maritime Enforcement Agency (MMEA) dan Royal Malaysian Navy (RMN) juga turut terlibat dalam upaya pencarian para korban. Begitu pula Police Coast Guard (PCG) dan Royal Singapore Navy (RSN) dari Singapura.

Angkatan laut dari tiga negara itu saling bantu mencari keberadaan sepuluh pelaut AS yang dinyatakan hilang. “Sampai saat ini (kemarin) upaya (pencarian) masih dilakukan,” ungkap perwira tinggi TNI AL dengan satu bintang di pundak itu.

Senada dengan Eko, Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana TNI Gig J.M. Sipasulta menyampaikan, upaya pencarian sepuluh prajurit angkatan laut AS masih terus dilakukan.

Pria yang lebih akrab dipanggil Gig itu menjelaskan, pihaknya terus berkoordinasi dengan otoritas Singapura dalam upaya pencarian tersebut. Sebab, lokasi kejadian berada di luar teritori perairan Indonesia. Berdasar informasi yang dia terima, USS John S. Mccain (DDG) 56 bukan hanya kehilangan sepuluh awak mereka. Melainkan turut mengalami kerusakan.

“Kerusakan pada sisi kiri kapal. Tepatnya pada bagian buritan lambung kiri,” tambahnya.

TNI AL belum menjelaskan secara terperinci penyebab insiden tersebut. Hingga kini, USS John S. Mccain (DDG) 56 tengah dalam pelayaran menuju Singapura. Sedangkan MV Alnic MC merupakan kapal dagang berbobot 30 ribu ton yang tengah mengangkut bahan kimia dan minyak. Namun demikian, dia memastikan bahwa tidak tampak tumpahan minyak di sekitar lokasi kejadian.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno L.P. Marsudi menegaskan kembali, lokasi kejadian tabrakan USS John S. Mccain (DDG) 56 dan MV Alnic MC tidak berada di perairan Indonesia. “(Lokasinya) Di Singapura, tidak di perairan kita,” terangnya di kompleks Istana Kepresidenan, kemarin.

Awalnya, tutur Retno, Indonesia membantu pemantauan lewat udara mengunakan helikopter. Namun, fokus utamanya lebih kepada pemantauan potensi pencemaran lingkungan akibat tabrakan tersebut. “Sudah dikonfirmasi bahwa tidak ada spill over atau tumpahan minyak di perairan tersebut,” lanjut diplomat 54 tahun itu.

Karena itu, fokus utama Indonesia saat ini dalam kasus itu adalah memberi bantuan kapal untuk mencari para korban. Kedua kapal itu saat ini sudah berada di sekitar perairan Singapura untuk mencari korban yang dinyatakan hilang. (*)