Ilustrasi | Istimewa |
Pontianak, eMaritim.com – Pemerintah Kota (Pemkot)
Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, mengapresiasi dwelling time di Pelabuhan Dwikora, Pontianak yang dikelola PT.
Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau Pelindo II Cabang Pontianak yang mencapai
waktu di bawah tiga hari. Namun, Wali Kota Pontianak, Sutarmidji optimis jika
Pelindo II dapat mengoptimalkan dwelling
time dengan waktu minimal dua hari.
Menurut Midji, Pelabuhan
Dwikora di bawah kewenangan Pelindo IIpelayanannya sudah cukup baik. Ketika
pemerintah pusat menginginkan dwelling
time enam hari, di Pontianak sudah 2,9 hari. Akan tetapi, Sutarmidji
berujar akan lebih bagus jika bisa di bawah dua hari. Dalam mendukung pelayanan
Midji katakan tentu harus diikuti dengan sarana dan prasarana yang memadai.
"Kalau di
sini, sudah menggunakan IT, sehingga orang di lapangan tidak banyak lagi,
tinggal menggunakan kontrol dalam ruangan," lanjutnya.
Ia ingin
jajaran Pelindo II Cabang Pontianak terus berinovasi dalam peningkatan
pemberian pelayanan, sehingga pelayanan yang diberikan cepat, murah dan
selamat.
Sementara itu,
soal keluhan waktu operasional angkutan kontainer dari pelabuhan, dia
menjelaskan saat ini jembatan di Jalan Imam Bonjol sedang dalam perbaikan. Karena
kondisi yang tidak memungkinkan, mau tidak mau jembatan itu dibongkar dan
dibangun ulang. Namun dia tidak memungkiri, arus keluar-masuk barang memang
hanya melewati jalan itu.
"Sudah
membahayakan dan dibangun baru. Kemudian Jalan Ayani hanya untuk roda empat dan
jam tertentu hanya roda empat ke atas, sebenarnya tidak ada hambatan, dan kita
maunya pelabuhan itu 24 jam, dan kontainer itu keluar malam saja,"
sarannya.
Jika kontainer
beroperasi di malam hari, beban kemacetan di Pontianak menurutnya tidak akan
terjadi. "Kita semua tentu inginkan adanya kelancaran arus barang. Dulu
pelabuhan mengeluhkan jam enam sore sudah sepi, sekarang harusnya bisa 24
jam," pungkasnya.
Menyikapi hal tersebut, Deputi GM
Hukum dan Pengendalian Internal Pelindo II Pontianak, Wiluyo mengatakan,
pihaknya akan terus meningkatkan pelayanan yang ada, bahkan pelayanan yang akan
ditingkatkan juga dari segi peralatan yang ada sehingga menunjang percepatan.
Wiluyo katakan terkait saran Wali
Kota Pontianak, Sutarmidji yang ingin dwelling time dibawah dua hari, maka
infrastruktur yang ada di luar juga harus mendukung, sehingga saling membantu.
"Terkait itu, kesiapan juga
bukan hanya di pelabuhan tapi juga di luar pelabuhannya. Artinya begini di
pelabuhan Pontianak ini kan depot-depot di luar kan kurang, kalau kita mau
bicara dwelling time, pelabuhan itu sudah 24 jam beroperasi, artinya di luar
pelabuhan juga harus 24 jam beroperasi," katanya, seperti dikutip Tribun Pontianak.
Ia tambahkan, kalau di luar pelabuhan belum bisa beroperasi selama 24 jam, maka target di bawah dua hari itu akan sulit.
"Makanya kami juga minta
dukungan pemerintah daerah provinsi maupun kota kiranya infrastruktur di luar
pelabuhan juga bisa bergerak bersama-sama, itu saja. harus balance pelabuhan 24 jam
beroperasi, di luar juga harus sama. Kendala ini yang harus ditanggulangi
sama-sama," pintanya.
Secara internal Wiluyo katakan
berusaha meningkatkan kualitas layanan, terkait dengan operasi dan peralatan.
"Memang ada beberapa keluhan
pelanggan bahwa alat sering rusak. Tapi bagi kami itu tantangan, karena
bagaimanapun alatnya kan beroperasi selama 24 jam, pasti di suatu titik
tertentu ada yang sedikit bermasalah. Namun kami dengan mitra, vendor berusaha
supaya kerusakan alat tidak terlalu lama, kami akan selalu menekan sedikit
mungkin waktu terbuang karena kerusakan alat," pungkasnya. (*)