Dirut PT Pelindo II, Elvyn G. Masassya | Istimewa |
Jakarta, eMaritim.com –
Pengembangan proyek Maritime Tower dengan nilai investasi mencapai Rp 1
triliun, menjadi salah satu rencana PT Pelindo II tahun 2018. Pengembangan
proyek yang diutjukan untuk menekan biaya logistik tersebut, akan dikerjakan
dengan skema Joint Venture (JV) antara Pelindo II, PTPP, dan PT Berdikari.
Direktur
Utama PT Pelindo II, Elvyn G. Masassya mengatakan, dalam proyek tersebut,
Pelindo II mengelola sekitar 70% dari total nilai investasi yang dialokasikan.
Menurutnya, tower tersebut nantinya bakal menjadi smart tower yang akan
mengumpulkan seluruh pelaku maritim, seperti shipping line, agen, maupun
perusahaan bongkar muat sebagai upaya untuk menekan atau menurunkan biaya
logistik di Indonesia.
Selain
pembangunan Maritime Tower, Pelindo II juga melakukan langkah strategis lain
untuk menekan biaya logistik melalui pembangunan container freight station
(CFS) atau tempat penampungan sementara dan buffer area.
Dani Rusli
Utama, Direktur Teknik dan Manajemen Risiko Pelindo II mengatakan, pihaknya
menggelontorkan dana hingga Rp 30 miliar untuk pemasangan sistem tersebut.
"CFS tahap pertama ini memanfaatkan fasilitas yang ada dan hal ini lebih
kepada pemasangan sistem teknologi, sedangkan untuk buffer truck menggunakan
lahan yang semula adalah area industri," ujar Dani, seperti dikutip Kontan, Senin (30/10).
Sebagai
gambaran, buffer area ini nantinya akan berfungsi untuk mengurangi kemacetan di
daerah pelabuhan dengan penyediaan tempat pemberhentian sementara truk yang
akan mengambil dan mengirimkan cargo. Adapun, kapasitas buffer area tersebut
dapat memuat kurang lebih 100 truk.
Hingga saat
ini, lahan seluas 10.000 meter persegi telah siap digunakan untuk buffer area.
Nantinya, pembangunan buffer area akan dibangun di lahan seluas 22.000 meter
persegi dan akan dioperasikan pada awal Desember 2017.(*)