Istimewa |
Jakarta, eMaritim.com – Guna mengurangi volume dan beban kendaraan
yang melintas jalur pantai utara Pulau Jawa (Pantura). Direktorat Jenderal
Perhubungan Darat meresmikan pelayaran perdana angkutan penyeberangan jarak
jauh (Long Distance Ferry/LDF) lintas Jakarta-Surabaya.
"Angkutan penyeberangan dipilih karena memiliki
beberapa kelebihan yaitu moda angkutan penyeberangan berpadu dengan moda
angkutan jalan dan kereta api dengan penanganan barang/muatan lebih sederhana
(tidak terjadi kegiatan bongkar muat dalam perpindahan moda angkutan), kapal
angkutan penyeberangan tidak memerlukan fasilitas pandu untuk olah gerak di
kolam pelabuhan, memiliki jadwal yang tetap dan teratur (ada atau tidak ada
muatan tetap berangkat), dan bersifat door to door," urai Inspektur
Jenderal Kemenhub Wahju Satrio Utomo (Tommy) mewakili Menteri Perhubungan Budi
Karya Sumadi pada peresmian angkutan penyeberangan jarak jauh di Pelabuhan
Tanjung Priok, Ahad (10/12).
Kemacetan yang terjadi di jalur pantura berdampak pada pemborosan
Bahan Bakar Minyak (BBM), kerugian waktu, polusi, korban jiwa dan berkurangnya
daya tarik wisata. Hal-hal itulah yang kemudian memacu Kementerian Perhubungan
untuk memberikan solusi yaitu dengan mengalihkan sebagian arus logistik dari
jalan raya ke angkutan penyeberangan.
Kemenhub telah melaksanakan pelayanan angkutan penyeberangan
di lintas Jakarta - Surabaya bekerjasama dengan PT. ASDP Indonesia Ferry
(Persero) dan PT. Jagat Zamrud Khatulistiwa.
Pelayanan angkutan penyeberangan KMP. Ferrindo 5 yang akan
sandar di Dermaga 107 - 109 Pelabuhan Tanjung Priok dan Dermaga Zamrud
Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Sedangkan KM. RoRo Prayasti akan sandar di
Dermaga Indonesia Kendaraan Terminal (IKT) Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta dan
Dermaga Maspion Gresik.
"Pelayanan angkutan penyeberangan lintas Jakarta -
Surabaya ini merupakan program Pemerintah untuk mendukung tol laut sehingga
dapat memicu tumbuhnya pelayanan angkutan penyeberangan jarak jauh di berbagai
wilayah dan bersinergi dengan tol laut sehingga menimbulkan efisiensi pada
sistem logistik Indonesia, kata Irjen Tommy.
Menurut Irjen Tommy, kegiatan ini untuk sementara waktu,
diberikan subsidi hingga mencapai nilai keekonomian. Pemberian subsidi sebagai
triger untuk membangun segmen perpindahan moda transportasi truk dari darat ke
laut.
Kegiatan ini akan dilaksanakan sebanyak 14 trip untuk
masing-masing kapal pada Desember 2017 dengan rincian seminggu sebanyak dua
kali pelayaran dari Jakarta dan dua kali pelayaran dari Surabaya.
"Pada kesempatan ini saya memberikan apresiasi yang
setinggi-tingginya kepada seluruh rekan-rekan di jajaran Pemerintah serta
rekan-rekan didunia usaha khususnya PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) dan PT.
Jagat Zamrud Khatulistiwa atas inisiatif dan peran aktifnya sehingga pelayanan
angkutan penyeberangan jarak jauh lintas Jakarta - Surabaya dapat
terwujud," paparnya.
Pada kesempatan yang sama Direktur Jenderal Perhubungan
Darat Budi Setiyadi menambahkan, KMP Ferrindo 5 berbobot 3.587 GT berkapasitas
100 unit kendaraan campuran dioperasikan PT ASDP Indonesia Ferri. Sedangkan KM
Roro Prayasti berbobot 26.906 GT mampu mengangkut 200 kendaraan campuran dan
dioperasikan PT Jaga Zamrud Khatulistiwa.
"Pengoperasian pelayanan angkutan penyeberangan
Jakarta-Surabaya ini diharapkan mampu mengurangi tingkat kemacetan, penggunaan
Bahan Bakar Minyak (BBM), polusi udara, dan biaya pemeliharaan jalan dampak
berat kendaraan dengan beban berlebih," tutupnya. (*)