Kapal Berbendera Jepang Kandas di Perairan Ciwanda Banten -->

Iklan Semua Halaman

Kapal Berbendera Jepang Kandas di Perairan Ciwanda Banten

07 Desember 2017
Isimewa
Cilegon, eMaritim.com – Mengalami cuaca buruk akibat kuatnya arus laut saat hendak bersandar, Kapal berbendera Jepang, Centaurus Dream kandas di perairan Ciwanda, Banten.
Kapal yang mengangkut muatan pellet bijih besi itu kandas saat hendak sandar di Pelabuhan Krakatau Bandar Samudera (KBS). Sebelumnya kapal tersebut berangkat dari Australia dengan tujuan ke Singapura, namun dugaan sementara akibat arus laut dengan hantaman ombaknya yang sangat kuat sehingga kapal terdorong dan kandas di perairan dangkal.
Menurut informasi, peristiwa itu terjadi di Tanjung Leneng, Kota Cilegon, sekitar pukul 1.35 WIB dini hari tadi. Kapal dengan panjang 291 meter berlayar dari Australia Barat ke Singapura. Namun, terlebih dahulu hendak bongkar muat barang di dermaga 6 Pelabuhan KBS.
"Yang saya terima informasinya itu dari master sentauris drteam itu kapal mau sandar, sekitar jam 01.35 dini hari tugboatnya 3, Martra Green, Cipala, Gunung Batur, karena memang aturannya kalau panjangnya sekian memang tugboatnya harus 3," kata Kabid Status Hukum dan Sertifikasi Kapal KSOP Banten Thomas Chandra kepada wartawan di Merak, Kota Cilegon, Kamis (7/12/2017), seperti dikutip Detik.
Dugaan sementara kapal kargo itu sampai kandas karena kuatnya arus sehingga 3 tugboat yang memandu kapal tersebut tidak kuat menahan kapal karena bebannya lebih berat.

"Jadi dugaan sementara karena kuatnya arus kapal terbawa arus, (tugboat) nggak sempet lagi nahan kapal yang beratnya sekian, akhirnya kandas. Nanti akan kita cek tankinya kalau air naik itu ada kebocoran, kalau nggak ada air itu berarti tidak terjadi kebocoran," paparnya.


Akibatnya, kapal tujuan Singapur itu mengalami kemiringan di sebelah kanan. Pihak kesayahbandaran belum tahu pasti apakah kapal mengalami kebocoran atau tidak. Saat ini, tim KSOP Banten masih di lapangan untuk mengidentifikasi lebih jauh penyebab kapal kandas.

"Kalau dia ada kebocoran sudah pasti tambah begini (miring). Kalau kita lihat jeda waktu segitu-gitu saja berarti nggak ada kebocoran. Kalau tuh kapal tambah miring pasti ada kebocoran. Kalau kita lihat sampai malem segitu-gitu aja nggak ada kebocoran," tuturnya.

Thomas mengatakan, area laut di mana kandasnya kapal asal Australia itu terkenal dengan kuatnya arus laut. Yang ia tahu, pernah ada peristiwa yang sama kapal kandas di daerah tersebut.

"Pertama memang di situ arus kuat. Yang saya tahu ada pernah kandas juga mungkin daerah situ aja. Faktor lainnya kalau pemanduan kapal itu tiap kapal karakteristiknya beda jadi hitungan actionnya nggak sama dengan kapal yang sebelumnnya dipandu, kalau misalkan dimajuiin sedikit ada yang kenceng ada yang pelan," ujarnya.

Kru kapal yang berjumlah 22 orang tidak sampai dievakuasi. Menurut SOP, kru kapal harus standby agar kapal tetap aman. Jika keadaan terus memburuk dan kapal dinyatakan bocor, maka kru kapal baru bisa dievakuasi.

"Kru kapal 22, nggak perlu dievakuasi karena harus standby supaya kapal aman lepas dari kandas. Karena bahayanya belum kelihatan artinya kru harus standby supaya kalau ada masalah baru upaya evakuasi kapal," tandasnya. (*)