Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kurang Rasa Asin. -->

Iklan Semua Halaman

Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kurang Rasa Asin.

04 Mei 2018
Surabaya 4 May 2018


Bulan November tahun lalu Direktorat Jenderal Perhubungan Laut melakukan perputaran formasi para direktur pembantu Dirjen Hubla. Saat itu formasi jajaran direktur di Direktorat Jenderal yang paling banyak mengurusi maritim NKRI adalah sebagai berikut;
- Ir. Junaedi MM sebagai Dirkapel
- Ir. Dwi Budi sebagai Dirlala
- Ir. Nyoman Sukayadnya sebagai Dir. Navigasi
- Ir. Chandra Irawan sebagai Dir. Kepelabuhanan
- H. Marwnasyah sebagai Dir. KPLP.

Berjalannya waktu, terjadi lagi pergeseran pada 27 Desember 2018 dengan masuknya nama-nama dibawah ini dengan jabatan;
- Ir. Sugeng Wibowo menjadi Direktur Navigasi menggantikan Ir. Nyoman Sukayadnya.
- Capt Jonny Silalahi menjadi Direktur KPLP menggantikan H. Marwansyah.

Tetapi belum genap setahun,  pada 2 May 2018 kemarin kembali terjadi perputaran di jajaran direktur dengan komposisi sebagai berikut;
- Ir. Chandra Irawan sebagai Dirlala
- Ir. Dwi Budi sebagai Dirkapel
- Ir. Junaedi MM sebagai Dir KPLP
- Ir. Sugeng Wibowo tetap sebagai Direktur Navigasi
- Direktur Kepelabuhanan sementara masih kosong.

Kementerian Perhubungan pasti punya alasan yang kuat terkait seringnya perputaran di jajaran direktur di DJPL. Sebab apabila mengacu kepada industri modern, masa percobaan untuk sebuah jabatan baru yang wajar adalah 3 bulan. Setiap individu selalu butuh waktu untuk beradaptasi, belajar meraba, merasakan aroma baru, mengenal lingkungan baru,  sebelum dia mulai dengan ritme kerja terbaiknya.

Hanya individu jenius,  berpengalaman dan super adaptif yang bisa menguasai pekerjaan dalam kurun waktu 6 bulan, untuk selanjutnya dipindah dan menerima pekerjaan yang lain lagi.

Hal lain yang menarik diperhatikan adalah,  Kementerian Perhubungan seperti menafikan sistem yang telah mereka bangun sendiri selama bertahun tahun. Sudah berapa tahun Kemenhub memiliki sistem pendidikan vokasi yang khusus dibangun dibawah kementerian tersebut? Semua dibangun tentu karena kekhususan bidang-bidang yang diwakili oleh direktorat dibawahnya, baik secara nasional ataupun kaitannya dengan dunia internasional. 

Tengoklah jajaran direktur yang sekarang ada, apakah berarti sekolah vokasi yang dibuat oleh Kementerian Perhubungan (di bidang pelayaran) begitu buruknya?  Tidak seorangpun produk sekolah khusus milik Kemenhub yang ada di jajaran direktur lagi. 

Tidak mudah bagi siapapun untuk khatam persoalan IMO, SOLAS, STCW, Badan Klasifikasi, MLC, Kepelabuhanan, IALA, dan segudang aturan lain yang menyertainya. Sehingga dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk dirotasi dan melakukan adaptasi.

Padahal yang dibutuhkan dari para direktur adalah melakukan  perubahan positif yang cepat dan kalau bisa berakselerasi mengejar ketertinggalan negara dalam bidang maritim.

DJPL memiliki domain utama mengatur Keselamatan Pelayaran yang meliputi keselamatan kapal dan ABK nya. DJPL diharapkan bisa memiliki pejabat yang punya passion, knowledge, sense of responsibility terhadap kapal,  pelaut dan konstituen kegiatan pelayaran itu sendiri yang juga meliputi kepelabuhanan, bongkar muat sampai urusan tally dan keagenan.

Ada baiknya pejabat selevel direktur di DJPL berbaur dengan komunitas pengamat, organisasi profesi dan akademisi yang perduli terhadap permasalahan muatan kapal, kapal, pelaut dan pelabuhan. Keempat hal tersebut tidak bisa dipungkiri menjadi bagian utama dari nafas kehidupan dunia maritim dimanapun. Pembauran ini diperlukan agar ada rasa kebersamaan menjadi konstituen dan tanggung jawab kepada komunitas maritim itu sendiri sekaligus menyerap ilmu, informasi dan aspirasi mereka.

Tanpa bermaksud mendiskreditkan siapapun, apabila level of knowledge, passion dan sense of responsibility dari pejabat tidak sepadan dengan beban jabatan nya, maka teruslah bermimpi soal kemajuan industri maritim.

Harus sama-sama diakui bahwa pelaku usaha, pengamat,  akademisi, organisasi profesi, organisasi industri, dan sekolah-sekolah adalah pihak yang paling maritim di negara ini, mereka tidak pernah dimutasi dan tidak akan pernah mau sekejappun memalingkan pandangan mereka dari laut.(Capt. Zaenal A Hasibuan, a proud member of IKPPNI)