KADIN Berharap Ekspor Nasional Meningkat 500% di Tahun 2030 -->

Iklan Semua Halaman

KADIN Berharap Ekspor Nasional Meningkat 500% di Tahun 2030

08 Mei 2018
Ketua Umum KADIN Rosan P Roeslani
Jakarta, eMaritim.com - Forum Dialog Ekspor 500 diadakan secara periodik  untuk saling berbagi dan bekerjasama untuk meningkatkan ekspor dan berkomunikasi melalui media cetak, audio visual dan media sosial untuk secara bersama-sama membangun kepercayaan diri dan optimisme peningkatan ekspor nasional dan sekaligus menyelesaikan permasalahan atau hambatan ekspor dan dikelola oleh Komite Tetap Pengembangan Ekspor KADIN dengan dukungan seluruh Komite Tetap pada Bidang Perdagangan.

Peningkatan Ekspor 500% melalui Digitalisasi dan Efisiensi  Logitik Nasional  pada dasarnya adalah  implementasi  dari Roadmap Peningkatan Ekspor Nasional 500% yang disusun oleh KADIN Bidang Perdagangan dan disampaikan ke Pemerintah pada TEI 2016. Perusahaan yang masuk 500 perusahaan pendongkrak meliputi eksportir, produsen barang ekspor, pengelola pelabuhan, perbankan, asuransi ekspor, perusahaan pelayaran, dan lain-lain.  Diharapkan ada 500 perusahaan yang mengikuti program mendongkrak ekspor 500%.

Ketua Umum KADIN Indonesia, Rosan P Roeslani, yakin bahwa peningkatan ekspor Indonesia sebesar 500% diharapkan akan dicapai dalam waktu 10-15 tahun mendatang, yang menjadikan ekspor Indonesia meningkat 500% menjadi setidaknya sebesar USD 750 miliar pada tahun 2030 melalui lima pilar utama strategi akselerasi peningkatan ekspor indonesia yaitu:  1) Penambahan jumlah eksportir, 2) Diversifikasi produk ekspor, 3) Pengembangan pasar ekspor, 4) Peningkatan harga ekspor, dan 5) Pengembangan ekosistem ekspor.

Efisiensi sistem logistik mencangkup aspek efesiensi sistim logistik meliputi meliputi informasi, transportasi, inventory, warehousing, material-handling, dan packaging  di yakini akan memberi kontribusi positif pada peningkatan ekspor nasional.

Semakin tingginya mobilitas dan perkembangan teknologi mengubah cara orang beraktivitas. Hal ini juga mempengaruhi kondisi industri tertentu, terutama logistik. Apa lagi dengan adanya internet, pelaku industri logistik dituntut harus bisa mengikuti perkembangan dengan memperbaiki sistem logsitiknya termasuk infrastruktur serta penyediaan sumber daya manusia (SDM) logistik yang handal.

Sistem logistik sendiri tersusun atas fasilitas-fasilitas yang terhubung dengan jasa pelayanan transportasi. Sistem ini memiliki peran strategis dalam mensinkronkan dan menyelarasakan kemajuan antarsektor ekonomi dan antar wilayah demi terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang inklusif sekaligus menjadi benteng bagi kedaulatan dan ketahanan ekonomi nasional.

Biaya logistik di Indonesia rata-rata membutuhkan 25% dari hasil penjualan produk manufaktur. Kondisi ini berpengaruh buruk terhadap daya saing industri nasional. Angka tersebut, menurut Bank Dunia, lebih tinggi dibandingkan dengan biaya logistik di Thailand sekitar 15%, ataupun di Malaysia dan Vietnam yang hanya 13%.Tingginya biaya logistik sektor manufaktur itu merefleksikan beberapa hal, antara lain pembatasan perdagangan, prosedur izin, dan kesenjangan infrastruktur.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, KADIN Indonesia Bidang Perdagangan menyelenggarakan Forum Ekspor 500 dengan tema “Peningkatan Ekspor 500% melalui Digitalisasi dan Efisiensi Logistik Nasional di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta pada tanggal 08 Mei 2018. PT.Pelindo II (Persero) sebagai pengelola pelabuhan Tanjung Priok mendukung peningkatan ekspor 500% yang direkomendasikan  KADIN Indonesia dengan melakukan pembenahan berkelanjutan di Pelabuhan Tanjung Priok dan pelabuhan lainnya setra mendukung digitalisasi (port digitalization).

Berkaitan dengan pengamanan kesiapan pengadaan barang dan angkutan barang dan orang menjelang Idul Fitri, Ketua Umum KADIN Indonesia, Rosan P Roeslani beserta jajaran pengurus KADIN Indonesia meninjau terminal-terminal di pelabuhan Tanjung Priok bersama Menteri Perhubungan, dan pejabat  di lingkungan Kementerian Perekonomian, dan Kementerian Perdagangan. (*)