KomentareMaritim.com, 2 Juni 2018
Akibat demo TKBM Tanjung Redeb yang berkepanjangan dari tanggal 30 Mei sampai 2 Juni, banyak pihak yang dirugikan termasuk masyarakat Berau sendiri bukan cuma industri batubaranya.
Bagaimana tidak, demo berlangsung dari Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu dimulai dari jam 07.00 sampai 18.00, lebih mirip blokade atau mogok kerja ketimbang aksi demo yang damai.
Menanggapi hal tersebut, Forum Komunitas Maritim Berau pada hari Jumat 1 Juni 2018 mengadakan pertemuan untuk mencari solusi masalah yang berlarut larut tersebut. Keputusan yang disepakati adalah memindahkan pemuatan Batubara ship to ship dari Muara Pantai Berau ke DLKR/DLKP wilayah KSOP Pelabuhan Tarakan apabila ijin aksi demo/ mogok tetap diberikan pihak kepolisian kepada Koperasi TKBM Tanjung Redeb di area yang termasuk kedalam kategori OBVITNAS tersebut.
Perlu diketahui pengapalan (ship to ship) di Muara Pantai Berau perbulannya kurang lebih 3 juta MT yang dihasilkan dari beberapa tambang yg ada di Kabupaten Berau. Akibat pemindahan kegiatan ship to ship tersebut semua pihak sangat dirugikan termasuk Pemerintah Daerah Kabupaten Berau dan Provinsi Kalimantan Timur sendiri.
Menurut Ketua Forum Komunitas Maritime Berau Capt Hasanul Haq Batubara M.Mar, dirinya sudah melaporkan hal ini ke KUPP Pelabuhan Tanjung Redeb Bpk Hary Suriyanto, KSOP Tarakan Letkol Abdul Rahman, dan juga kepala kantor Bea & Cukai kelas Madya Tarakan, karena Muara Pantai Berau juga masuk wilayah kepabeanan Bea Cukai Tarakan.
Untuk hal tersebut Assosiasi DPC APBMI Berau dan DPC INSA Berau akan segera berkoordinasi dgn Port Authority Berau dan Tarakan pengurusan clearance kapal-kapal yang akan melakukan pemuatan di areal KSOP Pel Tarakan. Jika hal itu dilakukan secara terus menerus, maka kemungkinan pindahnya area Ship to Ship secara permanen adalah sesuatu yang sangat mungkin.(jan)
Akibat demo TKBM Tanjung Redeb yang berkepanjangan dari tanggal 30 Mei sampai 2 Juni, banyak pihak yang dirugikan termasuk masyarakat Berau sendiri bukan cuma industri batubaranya.
Bagaimana tidak, demo berlangsung dari Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu dimulai dari jam 07.00 sampai 18.00, lebih mirip blokade atau mogok kerja ketimbang aksi demo yang damai.
Menanggapi hal tersebut, Forum Komunitas Maritim Berau pada hari Jumat 1 Juni 2018 mengadakan pertemuan untuk mencari solusi masalah yang berlarut larut tersebut. Keputusan yang disepakati adalah memindahkan pemuatan Batubara ship to ship dari Muara Pantai Berau ke DLKR/DLKP wilayah KSOP Pelabuhan Tarakan apabila ijin aksi demo/ mogok tetap diberikan pihak kepolisian kepada Koperasi TKBM Tanjung Redeb di area yang termasuk kedalam kategori OBVITNAS tersebut.
Perlu diketahui pengapalan (ship to ship) di Muara Pantai Berau perbulannya kurang lebih 3 juta MT yang dihasilkan dari beberapa tambang yg ada di Kabupaten Berau. Akibat pemindahan kegiatan ship to ship tersebut semua pihak sangat dirugikan termasuk Pemerintah Daerah Kabupaten Berau dan Provinsi Kalimantan Timur sendiri.
Menurut Ketua Forum Komunitas Maritime Berau Capt Hasanul Haq Batubara M.Mar, dirinya sudah melaporkan hal ini ke KUPP Pelabuhan Tanjung Redeb Bpk Hary Suriyanto, KSOP Tarakan Letkol Abdul Rahman, dan juga kepala kantor Bea & Cukai kelas Madya Tarakan, karena Muara Pantai Berau juga masuk wilayah kepabeanan Bea Cukai Tarakan.
Untuk hal tersebut Assosiasi DPC APBMI Berau dan DPC INSA Berau akan segera berkoordinasi dgn Port Authority Berau dan Tarakan pengurusan clearance kapal-kapal yang akan melakukan pemuatan di areal KSOP Pel Tarakan. Jika hal itu dilakukan secara terus menerus, maka kemungkinan pindahnya area Ship to Ship secara permanen adalah sesuatu yang sangat mungkin.(jan)
