KomentareMaritim.com, 19 Juli 2018
Kapal LNG Griya Borneo milik perusahaan HUMPUSS yang sedang berlayar dari pelabuhan Petrokimia Gresik menuju Bontang melaporkan adanya bangkai kapal yang terbalik di daerah lalu lintas kapal sekitar Karang Jamuang.
Nakhoda kapal Griya Borneo Capt. Achmad Salim mengatakan lewat media WA kepada eMaritim.com; "Karena ini sangat berbahaya dan sangat mengganggu trafik alur keluar masuk dari dan ke Karang Jamuang, di harapkan wreck tersebut secepatnya bisa diangkat tanpa ada penundaan lagi dari pihak yg berwenang, demi keselamatan kapal2 yg keluar masuk alur Karang Jamuang".
Dalam catatan eMaritim kapal tersebut bernama KTC-1 yang terbalik di tanggal 4 Oktober 2017, yang berarti sudah lebih dari 9 bulan di posisi yang sangat membahayakan pelayaran tersebut.
Bahkan pada 16 Januari 2018, bangkai kapal tersebut tertabrak tongkang yang sedang lewat. Tidak jelas kenapa KPLP Surabaya tidak cepat mengeksekusi bangkai kapal tersebut untuk menegakkan aturan yang ada didalam PM Menteri Perhubungan nomor 71 tentang Salvage dan/ atau Pekerjaan Bawah Air.(jan)
Kapal LNG Griya Borneo milik perusahaan HUMPUSS yang sedang berlayar dari pelabuhan Petrokimia Gresik menuju Bontang melaporkan adanya bangkai kapal yang terbalik di daerah lalu lintas kapal sekitar Karang Jamuang.
Nakhoda kapal Griya Borneo Capt. Achmad Salim mengatakan lewat media WA kepada eMaritim.com; "Karena ini sangat berbahaya dan sangat mengganggu trafik alur keluar masuk dari dan ke Karang Jamuang, di harapkan wreck tersebut secepatnya bisa diangkat tanpa ada penundaan lagi dari pihak yg berwenang, demi keselamatan kapal2 yg keluar masuk alur Karang Jamuang".
Dalam catatan eMaritim kapal tersebut bernama KTC-1 yang terbalik di tanggal 4 Oktober 2017, yang berarti sudah lebih dari 9 bulan di posisi yang sangat membahayakan pelayaran tersebut.
Bahkan pada 16 Januari 2018, bangkai kapal tersebut tertabrak tongkang yang sedang lewat. Tidak jelas kenapa KPLP Surabaya tidak cepat mengeksekusi bangkai kapal tersebut untuk menegakkan aturan yang ada didalam PM Menteri Perhubungan nomor 71 tentang Salvage dan/ atau Pekerjaan Bawah Air.(jan)
