INSA Ingin Bunga Pinjaman untuk Pembelian Kapal Nasional Rendah -->

Iklan Semua Halaman

INSA Ingin Bunga Pinjaman untuk Pembelian Kapal Nasional Rendah

02 Agustus 2018

Ketum INSA Carmelita Hartoto saat memberikan sambutan di acara Rakernas INSA 2018
Jakarta, eMaritim.com – Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) dalam menggelar Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) meminta untuk segera memberi langkah lanjutan setelah penerapan asas cabotage yang berhasil membuat pangsa muatan domestik naik guna mendorong kualitas armada pelayaran nasional.

Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto mengatakan bahwa langkah lanjutan tersebut merupakan bentuk dukungan pendanaan dari bank nasional bagi pembangunan dan pembelian kapal.

Carmelita menambahkan dukungan pendanaan itu diberikan dari perbankan nasional dengan aspek pemberian bunga yang kompetitif, dan jangka waktu pinjaman yang berjangka panjang dan birokrasi prosedur yang tak rumit.

INSA juga bersama dengan Bank Indonesia pada September nanti akan mengagendakan pertemuan yang membicarakan kemudahan pembiayaan bagi industri pelayaran nasional.

“Semoga bunga kredit pembelian kapal yang saat ini masih double digit bisa diturunkan. Dengan strategi itu, penambahan armada baru sekaligus peremajaan kapal-kapal tua dapat dilakukan,” ungkap Carmelita di acara Rakernas INSA 2018 di Thamrin Nine Ballroom.

Carmelita pun membandingkan bunga pinjaman di luar negeri yang hanya bisa mencapai 1% sampai 2%, “sementara di sini (Indonesia) tinggi, bisa sampai 15%,” ungkapnya.

Lain hal Sekretaris Umum DPP INSA Budhi Halim mengatakan berkembangnya armada niaga nasional yang berkualitas juga tak luput dengan sumber daya manusia (SDM) pelaut yang sesuai dengan kebutuhan industri pelayaran mengingat perkembangan industri pelayaran nasional saat ini sudah dinamis.

Ia pun berharap kebijakan-kebijakan yang sudah terbukti berdampak positif bagi industri pelayaran nasional dapat berjalan secara konsisten, seperti kebijakan asas cabotage yang telah mengerek pertumbuhan jumlah armada niaga nasional dan industri terkait lainnya. (hp)