Dirjen Hubla Sebut Pelabuhan Tanjung Emas Semarang Jadi Contoh -->

Iklan Semua Halaman

Dirjen Hubla Sebut Pelabuhan Tanjung Emas Semarang Jadi Contoh

26 November 2018
Jakarta, eMaritim.com -  Pengelola pelabuhan lain di Indonesia harusnya mencontoh  Tanjung Emas Semarang. Sistem pelayanan barang dan penumpang angkutan laut berbasis Boarding Pass , sama seperti di Bandar Udara.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut R. Agus H.Purnomo mengatakan, sistem itu sangat bail, selain meningkatkan keselamatan dan keamanan pelayaran juga termasuk peningkatan level of service sebagaimana standar pelayanan yang telah dilakukan di Bandara.

Kata Dirjen Agus, dwngan dwmimian Pelabuhan Tanjung Emas Semarang menjadi steril. Setiap orang yang masuk area pelabuhan harus memiliki ID Card dan  para calon penumpang wajib memiliki boarding pass agar dapat naik ke kapal.

"Jadi, semua orang yang masuk ke Pelabuhan Tanjung Emas Semarang harus memiliki ID Card dan bagi calon penumpang akan mendapatkan boarding pass untuk bisa naik ke kapal. Hal ini seperti standar pelayanan yang telah dilakukan di Bandara," ujar Dirjen Agus pada saat acara peresmian penerapan Sistem Pelayanan Barang dan Penumpang Angkutan Laut berbasis boarding pas di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang hari ini (24/11/2018.

Sterilisasi pelabuhan di Indonesia sudah seharusnya dilakukan mengingat perlunya peningkatan keamanan untuk kenyamanan para calon penumpang kapal di pelabuhan.

"Sterilisasi pelabuhan sudah seharusnya dilakukan untuk meningkatkan keamanan yang tentunya kenyamanan penumpang kapal juga semakin baik. Ini menjadi concern kami bagaimana pelayanan dan kenyamanan di pelabuhan bisa sebaik pelayanan dan kenyamanan di Bandara atau stasiun kereta," ujar Dirjen Agus.

Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 134 Tahun 2016 tentang Manajemen Keamanan Kapal dan Fasilitas Pelabuhan sebagai acuan kerja bagi semua pemangku kepentingan (stake holders).

"Dengan begitu, semestinya pelabuhan harus terbebas dari orang-orang yang tidak berkepentingan, dan hanya mereka yang memiliki ID card, tiket dan kegiatan saja yang diberikan akses masuk di wilayah yang ditentukan," ujar Dirjen Agus.

Untuk Pelabuhan Tanjung Emas, saat ini untuk pemesanan tiket menggunakan sistem E-Ticketing, sehingga hanya orang-orang yang memiliki tiket dan ID card resmi yang bisa keluar masuk.

“E-tiketing telah diberlakukan sehingga memberikan kepastian kepada pengguna jasa atau penumpang agar tidak menumpuk di pelabuhan karena adanya kepastian waktu,” kata Dirjen Agus.

Selain menerapkan E-ticketing, juga akan dilengkapi dengan X-ray untuk dapat mendeteksi orang dan barang yang keluar masuk pelabuhan.

“Setiap barang bawaan penumpang nantinya harus melalui x-ray sehingga jika ada barang-barang yang masuk kategori barang berbahaya, barang-barang yang over dan sebagainya bisa terdeteksi,” ungkapnya.

Dirjen Agus menargetkan pelayanan yang sama akan segera diterapkan di 6 (enam) pelabuhan lainnya yang masuk dalam program pilot project pelabuhan dengan peningkatan keselamatan dan pelayanan yaitu Pelabuhan Kali Adem Jakarta, Sri Bintan Pura Tanjung Pinang,  Murhum Bau-Bau, Tarakan, Tanjung Perak Surabaya dan Tulehu Ambon.

Pada kesempatan ini Dirjen Agus juga menyampaikan apresiasi kepada pihak-pihak yang telah membantu mewujudkan pelayanan tersebut khususnya kepada KSOP Kelas I Tanjung Emas Semarang dan para stakeholder di Pelabuhan Tanjung Emas.

"Ini seperti "mimpi" yang terwujud karena semula banyak yang pesimis pelayanan di pelabuhan bisa diperbaiki dan hari ini kita sama-sama melihat bahwa pelayanan di pelabuhan Tanjung Emas ini bisa sebaik pelayanan di Bandara," kata Dirjen Agus.