Ketua Umum Asosiasi
Pengusaha Indonesia (APINDO) Hariyadi B.
Sukamdani mengungkapkan hal itu dalam Seminar “The Future Digital
Transformation, Government & Private Partnership” di Jakarta, Senin
(10/12/2018).
Atas dasar itu kata
Haryadi, perlu adanya penguatan konektivitas
untuk menstimulus pertumbuhan simpul-simpul gerakan ekonomi baru di daerah. Hal
ini lantaran Pulau Jawa masih mendominasi perekonomian nasional.
Hadir dalam seminar itu,
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo,
Dirjen Perhubungan Laut Agus H. Purnomo, Dirjen Bea Cukai Heru Pambudi, Dirjen
Perhubungan Darat Budi Setiyadi, Dirjen Perhubungan Udara Polana Banguningsih
Pramesti, Ketua APINDO Bidang Perhubungan Carmelita Hartoto, dan beberapa ketua
asosiasi terkait lainnya.
Menurut Hariyadi, penguatan konektivitas yang sejalan dengan
pertumbuhan pergerakan ekonomi baru di daerah akan mendorong peningkatan
produktivitas dan daya saing nasional. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan dan merata sehingga dapat dirasakan oleh seluruh lapisan
masyarakat.
“Tantangan penguatan konektivitas untuk menciptakan
pembangunan ekonomi yang merata dan berkelanjutan serta tantangan era digital
dalam dunia bisnis menjadi dua poin penting di era disrupsi ini,” katanya.
Hariyadi mengungkapkan diperlukan sinergi antara swasta dan
pemerintah dalam menjawab sejumlah tantangan tersebut. Sinergi tersebut
diharapkan mampu menjadi benchmark yang pada akhirnya dapat menjaga pertumbuhan
ekonomi nasional sekaligus menciptakan lapangan kerja.
Ketua APINDO Bidang Perhubungan Carmelita Hartoto mengatakan
seminar ini diharapkan akan mendapat masukan ataupun usulan terkait peningkatan
sinergi pemerintah dan swasta nasional, terutama dalam penguatan konektivitas
nasional dan menjawab tantangan persaingan dagang di era transformasi digital
saat ini.
“Dari acara ini diharapkan, kita dapat mengidentifikasi
persoalan dan mencarikan solusi bersama terkait penguatan konektivitas dan
persaingan dagang di era transformasi digital,” katanya.
Menurut Carmelita, salah satu tantangan besar Indonesia saat
ini terkait penguatan konektivitas nasional dari Sabang hingga Marauke.
“Indonesia memiliki karakteristik geografis yang terdiri dari pulau-pulau,
sehingga tantangan penguatan konektivitasnya membutuhkan rumusan dan cara-cara
tersendiri,” ujarnya.
Menurut Carmelita, penguatan konektivitas Indonesia
membutuhkan jaringan sistem seluruh moda transportasi yang terintegrasi, baik
dari darat, laut, udara dan kereta api. Sistem integrasi antarmoda transportasi
juga perlu terkoneksi dan terpadu dengan kawasan-kawasan industri, sebagai
simpul pergerakan ekonomi.
Dengan sistem transportasi dengan kawasan industri, tentunya
akan berdampak akan lebih efisien dan efektifnya sistem pendistribusian baik
orang dan barang. Terlebih di era transformasi digital, para pelaku usaha
dituntut untuk mengikuti pola pasar yang menginginkan layanan transportasi
efisien, cepat, aman dan nyaman.
Untuk menjawab tantangan ini, dibutuhkan keterlibatan peran
pemerintah dan swasta nasional, sekaligus kesepahaman dan sinergi antara
pemerintah dan pelaku usaha transportasi nasional dalam merumuskan dan mencari
cara penguatan konektivitas nasional.
Dengan begitu, perencanaan dan rancangan yang telah disusun
oleh pemerintah dapat dipahami oleh seluruh pemangku kepentingan dan diperkuat
oleh pandangan dan langkah selaras seluruh pemangku kepentingan untuk
terciptanya konektivitas
“Diharapkan dari acara ini akan memberikan kita kesepahaman
dan peningkatan sinergi antara pelaku usaha nasional dan pemerintah,” kata
Carmelita. (*/hp)