100 Hari Pemerintahan Jokowi-JK,Asosiasi Pemilik Kapal Kritisi Industri Pelayaran -->

Iklan Semua Halaman

100 Hari Pemerintahan Jokowi-JK,Asosiasi Pemilik Kapal Kritisi Industri Pelayaran

Pulo Lasman Simanjuntak
29 Januari 2015
Jakarta,eMaritim.Com,- Asosiasi Pemilik Kapal Nasional Indonesian (INSA) mengkritisi kinerja 100 hari pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla terkait dengan kebijakan untuk industri pelayaran nasional.

Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto dalam diskusi di Kantor Insa, Jakarta, Selasa (27/1/2015 seperti dikutip dari www.Rimanewsw.com, di Jakarta, Kamis (29/1/2015)  menyatakan, hingga kini kebijakan pemerintahan Jokowi-JK belum signifikan dalam meningkatkan industri pelayaran nasional, terutama belum adanya kebijakan fiskal yang diberikan kepada industri pelayaran.

Dia mengatakan, pihaknya mengapresiasi Kemenhub yang cepat merespon kebutuhan pelayaran dalam menghadapi persaingan yang ketat pada 2015 dengan menerbitkan Permenhub No 61 tahun 2014 yang merupakan pengganti Permen No 7 tahun 2013 tentang Klasifikasi Kapal Berbendera Merah Putih.

Namun, Carmelita mengatakan masih banyak kebijakan yang mendesak dibutuhkan pelayaran, tetapi belum diberikan.

"Sejak lama kami mengusulkan PPN BBM kapal dihapus sesuai kelaziman dunia karena saat ini harga BBM kapal lebih mahal dibandingkan harga BBM di luar negeri. Kalau ini dihapus, setidaknya harga BBM kapal bisa kompetitif," katanya.

Dia menambahkan, pelayaran juga menunggu aturan yang menghapus PPN atas jasa layanan kepelabuhanan pada jalur perdagangan internasional guna mendorong daya saing kapal nasional pada kegiatan ekspor-impor yang kini 92 persen dikuasai kapal-kapal asing, padahal ada potensi ekonomi dan devisa sebesar Rp120 triliun yang hilang tiap tahun.

Selain itu, lanjut dia, pelayaran niaga nasional membutuhkan revisi kebijakan pengenaan PPN atas penjualan kapal milik kurang dari lima tahun untuk mendukung program revitalisasi kapal niaga nasional.

"Kebijakan fiskal ini dibutuhkan agar sektor pelayaran dapat berkembang lebih pesat," katanya.(pulo lasman simanjuntak)