Jakarta,eMaritim.Com,-Indonesia di
ambang krisis energi. Cadangan minyak bumi Indonesia diperkirakan
akan habis dalam 11 tahun mendatang. Masalahnya, persoalan ini belum
menjadi kesadaran bangsa Indonesia, terutama pemerintah.
Akibatnya,
belum ada langkah terobosan yang konkret, sistematis, dan terstruktur,
baik untuk menghemat energi fosil maupun mengembangkan energi
alternatif.
”Kenyataannya,
sampai sekarang, melihat cadangan energi berbahan fosil sudah akan
habis, gereget atau kemauan menemukan energi baru dan terbarukan belum
kelihatan. Saya, kok, takut kita sudah di ambang pintu krisis energi
kalau tidak segera diambil tindakan-tindakan,” kata Menteri
Pertambangan dan Energi periode 1978-1988 Subroto saat berkunjung ke
harian Kompas, di Jakarta, Rabu (4/3/2015).
Subroto berpendapat, minimnya gereget dalam mencari energi alternatif dan menghemat energi disebabkan belum ada kemauan politik dari pemerintah. Sejauh ini, rencana strategis soal ketahanan eneri nasional pun belum jelas.
Cadangan minyak Indonesia sekitar 3,7 miliar barrel. Produksi bahan bakar minyak dalam negeri saat ini rata-rata 800.000 barrel per hari. Dengan demikian tanpa adanya penemuan cadangan minyak baru, cadangan lama diperkirakan akan habis 11 tahun lagi.
Pada 1970-an, Indonesia menjadi negara produsen minyak dengan volume produksi 1,7 juta barrel per hari. Namun, pada 2014, produksi hanya 700.000-800.000 barrel per hari. Masalahnya, menemukan cadangan minyak baru dan energi yang tak terbarukan itu semakin sulit, apalagi dengan harga minyak dunia yang rendah saat ini.
"Jangan harap ada investasi baru untuk meningkatkan eksplorasi. Jadi, tak mungkin mencapai produksi di atas 1 juta barrel per hari seperti dulu," kata Subroto. (pulo lasman simanjuntak)