Pipa Gas eks Kodeco Energy Co Ltd di Alur Pelayaran Barat Surabaya Berhasil Dipindahkan -->

Iklan Semua Halaman

Pipa Gas eks Kodeco Energy Co Ltd di Alur Pelayaran Barat Surabaya Berhasil Dipindahkan

Pulo Lasman Simanjuntak
01 Maret 2015
Surabaya,eMaritim.Com,- Pipa gas eks Kodeco Energy Co Ltd di Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) berhasil dipindahkan sehingga memperlancar proses revitalisasi alur pelayaran pelabuhan di Surabaya.

Pemimpin Proyek Pekerjaan APBS, Hendiek Eko Setiantoro, mengungkapkan, saat ini pengerjaan revitalisasi APBS terlaksana sesuai target dan tanpa ada hambatan berarti. Dampak positifnya, pemindahan pipa eks Kodeco Energy ini membuat revitalisasi APBS memasuki penyelesaian mencapai 96,17 persen.

"Hal itu berupa pendalaman APBS menjadi minus 13 Low Water Spring (LWS) dan pelebaran alur dari 100 meter menjadi 150 meter per 15 Februari 2015," ujarnya, di Surabaya, pekan lalu seperti dikutip dari beritasatu.com, Minggu (1/3/2015).

Meski demikian, jelas dia, pipa gas itu belum sepenuhnya selesai. Apalagi, hingga kini pipa yang dibangun untuk mengalirkan gas dari lapangan West Madura Offshore (WMO) masih dipindahkan sebagian saja.

"Tapi, pipa gas tersebut sekarang tidak lagi digunakan PHE WMO karena perusahaan itu sudah berhasil membangun aliran pipa baru yang terletak di sisi Timur APBS dan berada di pinggir alur pelayaran kapal," katanya.

Selain itu, tambah dia, pihaknya memastikan pada masa datang pipa gas itu tak akan menganggu APBS. Apalagi Pelindo III akan melakukan pelebaran APBS berikutnya menjadi 200 meter.

"Sementara, sekarang pipa gas itu sudah dipotong-potong dan hanya menunggu pengangkatan dari dasar laut," katanya.

Untuk mengangkat pipa itu, sebut dia, dibutuhkan izin dari Dirjen Hubungan Laut (Hubla) Kementerian Perhubungan. Setelah izin tersebut dikeluarkan maka pihaknya bisa leluasa melakukan pendalaman APBS hingga -13 LWS.

"Kami yakin Maret 2015 pendalaman itu bisa diselesaikan," katanya.

Di sisi lain, kata dia, pipa eks Kodeco memang tidak lagi menjadi rintangan utama seperti 14 tahun lalu di mana Pelindo III sempat merasa kesulitan guna merevitalisasi APBS mengingat adanya pipa gas yang melintang di sejumlah titik.

"Kalau sekarang masalah pendalaman APBS hanya terkendala adanya batu besar yang membentang antara pelabuhan Maspion dengan Tanjung Perak. Hal itu akan kami antisipasi dengan teknologi clam cell," katanya.

Di tempat berbeda, Direktur Utama Pelindo III, Djarwo Surjanto, membenarkan, Pelindo telah merencanakan pendalaman APBS sejak tahun 2000 lalu. Tapi karena terhambat pipa gas Kodeco waktu itu pengerukan tak bisa dilakukan. Padahal, pendalaman APBS menjadi -13 LWS dan pelebarannya sangat penting untuk meningkatkan arus barang dalam negeri maupun ekspor-impor yang masuk melalui jalur laut.

"Untuk itu, kami pun rela mengeluarkan dana sekitar US$76 juta guna merealisasi pengerukan dan pelebaran APBS," katanya.(pulo lasman simanjuntak)